youngster.id - Samsung Solve for Tomorrow (SFT) 2025 telah memasuki babak semifinal. Sebanyak 80 tim dari dua kategori peserta berhasil lolos di babak ini. Mereka mengangkat tema teknologi, olahraga dan lingkungan untuk menghasilkan inovasi yang berdampak.
Head of Corporate Marketing Samsung Electronics Indonesia Bagus Erlangga mengatakan, SFT bukan hanya sekedar kompetisi melainkan perjalanan transformatif yang memberdayakan inovator muda untuk menjadi warga global dengan perspektif yang visioner.
Melalui SFT 2025 kami ingin memberikan lebih dari sekadar kompetisi, melainkan juga ruang belajar, berkolaborasi, dan mengasah keterampilan yang relevan dengan era digital. Kami berharap para semifinalis dapat terus mengasah kreativitas, menjaga semangat kolaborasi, dan menghadirkan solusi yang tidak hanya relevan bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga mampu bersinar di panggung global,” katanya dikutip Kamis (18/9/2025).
Menurut Bagus, pada babak ini, 45 tim fokus pada tema teknologi untuk keberlanjutan lingkungan (Environmental Sustainability via Technology), sementara 35 tim lainnya mengangkat tema Teknologi untuk Perubahan Sosial melalui Olahraga (Social Change through Sport & Tech).
“Dengan semangat kolaborasi, empati, dan inovasi, SFT 2025 menjadi panggung bagi generasi muda Indonesia untuk tidak hanya memamerkan ide, tetapi juga membuktikan bahwa teknologi dapat digunakan untuk menciptakan dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Semangat humanis dan empati tercermin kuat dari para semifinalis SFT 2025, salah satunya tim dari SMAN 5 Surabaya yang mengusung tema Teknologi untuk Perubahan Sosial melalui Olahraga. Mereka mengembangkan AICTFIVE, platform yang menggabungkan olahraga interaktif dengan permainan edukatif untuk membantu anak-anak penyandang disabilitas, khususnya cerebral palsy, mendapatkan terapi yang menyenangkan, inklusif, dan terjangkau.
“Melihat langsung tantangan anak-anak, mulai dari terbatasnya akses terapi di wilayah 3T hingga biaya yang tinggi, kami terdorong menghadirkan metode baru yang lebih menarik dan efektif. SFT 2025 mengajarkan bahwa inovasi lahir dari empati, kerja sama, dan keberanian mewujudkan ide menjadi solusi nyata bagi orang lain,” kata Zelma Nadhifa Hafizana Alasiry Ketua tim.
Sementara itu, Naufal Akmal Rizqulloh dari tim 4U, IPB University menghadirkan KAMA Food Analyzer, inovasi untuk membantu masyarakat mengetahui kesegaran makanan dengan mudah dan akurat. “Awalnya saya hanya berpikir dari sisi teknologi, tapi SFT 2025 mengajarkan bahwa inovasi sejati lahir dari empati, memahami kebutuhan orang, dan merancang solusi yang benar-benar bermanfaat. Perjalanan ini membuat saya tidak hanya belajar coding atau AI, tapi juga bagaimana menyampaikan ide dengan cara yang menyentuh dan mengubah rasa ingin tahu menjadi aksi nyata,” ungkapnya.
Tahun ini, SFT 2025 secara global menjadi lebih istimewa dengan adanya program Global Ambassador, hasil kemitraan Samsung dengan IOC. Sebanyak 10 tim terbaik dari seluruh dunia yang lolos seleksi regional dan global akan mendapat gelar Global Ambassador, kesempatan untuk memperkenalkan ide-ide inovatif, bertukar pengalaman dengan peserta dari seluruh dunia, dan memperluas jaringan kolaborasi internasional.
STEVY WIDIA