youngster.id - Tren pemasaran dan pola belanja konsumen di Indonesia terus berkembang dengan munculnya berbagai metode penjualan inovatif termasuk melalui platform digital. Yang terbaru adalah Shopingku, platform e-commerce marketplace yang memadukan penjualan konvensional dan digital dengan sistem afiliasi.
CEO dan Founder Shopingku Harry Yohanes Karundang mengatakan, Shopingku hadir sebagai bagian dari industri e-commerce di Indonesia yang semakin tumbuh dengan pesat, terlebih semenjak masa pandemi dalam beberapa tahun terakhir.
“Kami mengedepankan konsep yang memadukan e-commerce, social media, dan sistem afiliasi ke dalam satu platform. Karena kami melihat potensi pasar dari industri retail akan kembali bangkit dan bergairah selaras dengan perkembangan industri teknologi dan internet,” ungkap Harry saat ditemui youngster.id baru-baru ini di kantor Shopingku di Jakarta.
Harry memaparkan, Shopingku adalah platform marketplace yang menggunakan konsep social commerce, menghubungkan pemilik usaha dengan pembeli dan agen-agen penjual dalam satu ekosistem. Platform ini juga menggabungkan konsep penjualan baik secara konvensional maupun digital dengan memanfaatkan e-commerce, social media, dan sistem afiliasi, ditambah opsi penjualan tunai dan non-tunai, sehingga potensi pasar retail dapat bangkit selaras dengan perkembangan industri teknologi dan internet.
“Kami menyediakan fitur-fitur yang komprehensif, unik, dan lengkap untuk mendukung ekosistem dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan lebih,” ujarnya.
Menurut Harry, Shopingku mulai dikembangkan akhir tahun 2022 dengan visi untuk menjadi sebuah platform e-commerce yang mendorong pemberdayaan ekonomi dan melahirkan pengusaha-pengusaha digital yang inovatif, kreatif, dan independen yang berkelanjutan.
“Shopingku mulai dengan membangun Jaringan Sales Digital untuk para pelaku bisnis baik korporasi maupun personal untuk terlibat langsung dalam membangun pemberdayaan ekonomi di Indonesia,” ujarnya.
Menurut Harry, Shopingku juga akan menjadi katalog online yang dapat digunakan seluruh agen dalam proses berjualan. Sedang model afiliasi yang memungkinkan merchant memasarkan produknya secara luas dengan jaringan penjualan lewat agen.
Selanjutnya, Shopingku menerapkan konsep social commerce yang memungkinkan para agen memanfaatkan platform media sosial mereka untuk mendapatkan penghasilan. Sedang sebagai marketplace, Shopingku memungkinkan masyarakat untuk membuka toko online.
“Para merchant dan agen dapat memaksimalkan keuntungan dengan menggunakan fitur “create content” untuk membantu menarik pembeli dengan cara kreatif mereka yang menonjolkan keunggulan produk mereka. Konten tersebut juga bisa dibagikan ke media sosial favorit mereka sehingga dapat menaikkan performa penjualan mereka,” papar pria yang telah lebih dari 25 tahun berkarier di industri IT, retail, dan perbankan.
Sebelumnya, Harry juga memiliki pengalaman dalam membangun situs jual beli online Mise.id.
Shopingku saat ini telah memiliki lebih dari 5.000 SKU produk, dan 1.000 agen yang tersebar di Jabodetabek dan Jawa Tengah. Selain online, para agen juga melakukan penjualan secara konvensional dan door-to-door sehingga dapat menjangkau masyarakat yang minim akses internet.
Harry menargetkan dapat mengumpulkan sekitar 15.000 agen hingga akhir 2023. “Kami berharap bisa mendapat agen yang secara demografis tidak hanya terkumpul di pulau Jawa, tetapi bisa sampai Indonesia Timur. Dengan begitu kita juga bisa membantu pemerintah untuk pengembangan daerah timur,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post