Siap-siap, Makin Banyak Profesi Dan Kompetensi Baru

kesejahteraan karyawan

Upayakan Kemakmuran Karyawan, Yellow.ai Luncurkan Program ESOP Senilai US$43 Juta (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - Ekonomi digital di Indonesia terus berkembang. Tercatat sedikitnya ada 1,2 juta pekerja yang menopang industri ini di tahun 2021. Menariknya, latar belakang pendidikan tidak lagi menjadi satu-satunya kriteria penilaian utama di mata perusahaan.

Perusahaan teknologi pencipta inovasi employee super-app, PT VENTENY Fortuna International (VENTENY) meyakini permintaan pasar tenaga kerja di bidang ini akan semakin meningkat, dibarengi dengan kompetensi baru yang dianggap relevan dengan kebutuhan industri.

Group Chief Operating Officer VENTENY Damar Raditya mengatakan, sekarang karyawan perlu memperbarui kompetensi non-teknis atau soft skill yang bersinergi dengan budaya kerja dan perkembangan teknologi modern. Sebab, latar belakang pendidikan tidak lagi menjadi satu-satunya kriteria penilaian utama di mata perusahaan.

“Perusahaan yang mau berinvestasi pada karyawan, tidak hanya pada core skill individu saja, namun juga pembentukan mindset dan mentalitas merupakan sebuah langkah progresif dalam mengupayakan employee happiness. Kami yakin dengan pelatihan profesional yang mudah diakses, terintegrasi, dan berkualitas mampu menjawab tantangan profesi baru di era ekonomi digital,” ucap Damar.

Saat ini VENTENY sedang mengembangkan Learning Management System (LMS) untuk fitur V-Academy, sebagai upaya untuk memperkuat layanan agar semakin pragmatis bagi pengguna. LMS akan dilengkapi oleh silabus materi yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan karir setiap karyawan, di mana, karyawan tidak hanya mampu memahami indikator dan output dari setiap materi pelatihan yang berkualitas, tetapi juga memperoleh sertifikat resmi.

Damar juga membagikan setidaknya tiga kompetensi penting di masa depan:

Resilience and Stress Tolerance

Kemampuan mengelola stres dan bangkit dari situasi sulit adalah kedua kemampuan yang berkaitan serta memiliki dampak cukup signifikan dalam menjawab tantangan kerja di sektor digital. Setiap orang memiliki tingkat sensitivitas terhadap stres yang berbeda. Hal tersebut, harus menjadi pertimbangan bagi employer ketika memberikan tanggung jawab kepada calon karyawannya agar mereka tidak terbebani secara mental ketika bekerja. Selain berdampak terhadap kesehatan, hal tersebut juga akan mempengaruhi tingkat produktivitas yang dapat dihasilkan oleh karyawan.

Complex problem solving

Kemampuan pemecahan masalah kompleks adalah serangkaian proses yang melibatkan unsur kognitif, emosional, dan motivasi seseorang. Layanan atau jasa di sektor digital membutuhkan keterampilan dan strategi yang tinggi, berbeda dari permasalahan yang berasal dari rutinitas atau sistem yang sudah teratur. Apalagi terkait dengan dunia digital yang setiap permasalahannya sangat kompleks, dan melibatkan kepentingan banyak orang.

Active Learning

Kemampuan belajar dengan aktif akan menentukan kapasitas individu dalam mengolah sumber daya pada dirinya untuk memahami konsep, mengajukan pertanyaan penting, berdiskusi, dan pada akhirnya mengaplikasikan ilmu tersebut di lingkungannya. Perusahaan yang berencana melakukan transformasi di organisasinya, penting untuk memiliki SDM dengan kapasitas ini, agar perubahan yang ditargetkan dapat tercapai dengan optimal. Salah satu cara mengasah kemampuan active learning adalah dengan membiasakan diri kita terekspos dengan data dan metode belajar berbasis teknologi.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version