youngster.id - Kementerian Kesehatan merilis pembaruan platform atau portal Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK) menjadi Sistem Integrasi Tenaga Kesehatan (Sinakes). Pembaruan ini mencakup ketersediaan data yang lebih banyak dan lengkap.
Lebih dari itu, Sinake tampil dengan laman yang lebih bagus dan interaktif, sehingga memudahkan proses monitoring ketersediaan data tenaga kesehatan di daerah.
Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin, mengapresiasi kolaborasi Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan dan Digital Transformation Office (DTO) untuk menyediakan data tenaga kesehatan yang akurat, terintegrasi dan terdigitalisasi. Ia pun mendorong agar praktik baik ini diperluas.
“Saya bangga sekali sudah menjadi seperti ini, kalau bisa semua data kemenkes diautomatisasi seperti in. Pengembangan platform Sinakes harus terus ditingkatkan dengan tetap menjaga kualitas datanya. Ini penting, sebab data tersebut akan menjadi acuan pemerintah untuk membuat keputusan yang tepat dan akurat terutama terkait dengan tenaga kesehatan,” ujar Budi, dikutip Senin (13/3/2023).
Chief Digital Transformation Office (DTO) Setiaji mengungkapkan bahwa pembaruan platform ini memungkinkan pemerintah untuk mendapatkan sekaligus menyediakan database berbagai jenis tenaga kesehatan yang akurat, terstruktur dan real time di masing-masing wilayah di Indonesia.
Tenaga kesehatan yang dimaksud tidak hanya nakes yang aktif namun juga nakes yang tidak aktif. Dengan begitu, pemerintah dapat memetakan kebutuhan tenaga kesehatan di masing-masing daerah, sehingga apabila ada kekurangan tenaga kesehatan dapat segera dipenuhi.
“Jadi kita bisa merencanakan kebutuhan nakes secara real. Nanti, tentu kita bisa kembangkan dalam hal sarana dan prasarana,” kata Setiaji.
Menurut Setiaji, proses integrasi data nakes telah dimulai sejak tahun 2022. Sejauh ini, integrasi data tenaga kesehatan telah rampung 100%, sementara kekomplitan data sudah 90%.
Mengingat pentingnya data ini, Setiaji mendorong agar tenaga kesehatan maupun instansi kesehatan melakukan segera melengkapinya untuk selanjutnya dapat diupdate secara berkala.
“Kita harapkan secepatnya bisa komplit, supaya bisa digunakan untuk perencanaan,” tambahnya.
Dalam implementasinya, platform Sinakes akan diintegrasikan dengan berbagai platform kesehatan salah satunya ASPAK, sebuah aplikasi yang menghimpun data dan informasi terkair sarana, prasarana dan, alat kesehatan yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pengintegrasian ini memungkinkan Kemenkes untuk memantau, merencanakan dan mengelola infrastruktur dan perangkat medis yang ada di fasyankes.
“Begitu kita mau delivery dokter ke sana, dicek ada alat kesehatannya atau tidak, jangan sampai sudah didelivery kesana misalnya dokter jantung tapi alatnya tidak ada, atau kebalikannya, disana sudah ada alatnya tapi dokternya tidak ada, kita bisa delivery,” jelas Setiaji.
Nantinya, Sinakes juga akan diintegraiskan dengan SATUSEHAT. Selain integrasi antarplatform, Sinakes juga akan dibuka secara publik, sehingga bisa diakses oleh masyarakat luas. Kendati begitu, data tetap aman dan terlindungi terutama pada informasi-informasi yang sifatnya personal dan sensitif.
“Saat ini baru bisa diakses Ditjen Nakes, ke depan kita akan buka ke publik. Tentunya kita akan melihat apa yang bisa dibuka, misalnya data spesialis di daerah. Tetapi nanti kita harus jaga secara privasi. Untuk privasi, yang harus kita lindungi seperti nomor handphone, NIK dan tanggal lahir, tapi kalau sekadar nama dan jumlah (nakes) tidak ada isu keamanan,” tutup Setiaji.
STEVY WIDIA
Discussion about this post