youngster.id - Pandemi Covid-19 telah berdampak pada tatanan sistem pendidikan di seluruh dunia. Untuk itu, sistem pendidikan Indonesia dinilai perlu mengadopsi metode-metode baru dan digitalisasi sebagai dampak dari pandemi ini.
“Akibat dari pandemi Covid-19, pendidikan online atau hybrid bukan lagi sebuah pilihan tetapi menjadi kebutuhan. Kemajuan teknologi digital memungkinkan siswa belajar apapun, kapanpun, dan darimana pun. Tantangannya adalah menemukan solusi atau teknologi yang tepat sesuai kebutuhan guru dan siswa,” ungkap Wahyu Adi, Country Business Leader Alcatel-Lucent Enterprise Indonesia dalam siaran pers ‘ALE Education Day 2021: Hybrid Learning System Adaptation for Indonesia Education System’.
Menurut dia, teknologi berperan penting sebagai medium yang mendukung kurikulum sekolah dan mendorong kreativitas dan pengetahuan siswa. Statistik Pendidikan 2020 yang dirilis BPS menunjukkan dalam empat tahun terakhir penggunaan Internet di kalangan siswa meningkat 25%.
“Internet bisa menyediakan teknologi pendidikan yang mendukung upaya pembelajaran siswa dan guru, serta aplikasi administratif untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pendidikan. Terkait hal ini, infrastruktur digital menjadi bagian penting bagi keberhasilan pengimplementasian sistem pendidikan hybrid,” katanya.
Pendidikan jarak jauh (PJJ) tampaknya akan terus menjadi bagian dari pendidikan sekolah seiring banyaknya sekolah yang mengembangkan sistem pendidikan hybrid, atau gabungan pendidikan tatap muka dan online, yang digunakan selama masa pandemi. Oleh karena itu, kemampuan digital para guru harus terus ditingkatkan.
Teknologi untuk mendukung proses pendidikan hybrid membutuhkan platform intuitif, terintegrasi dan aman yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing guru. Teknologi tersebut harus memiliki tools keamanan yang bisa sesuai dengan aplikasi konferensi, mudah terintegrasi dengan Learning Management System, memberikan pendidikan yang seimbang, dan bisa digunakan untuk tools kolaborasi real-time dan aman, misalnya grup belajar yang diawasi guru, whiteboard virtual, audio, video, dan kemampuan pesan instan, serta saling berbagai file dan layar.
ALE memperkenalkan Rainbow Classroom yang memungkinkan guru menerapkan gaya mengajar mereka untuk memenuhi kebutuhan siswa melalui pemanfaatan lingkungan pendidikan virtual menyeluruh.
Menurut Wahyu, Rainbow Classroom bisa disesuaikan oleh sekolah atau universitas untuk mengoptimalkan pengalaman belajar jarak jauh, memastikan keamanan data dan kemudahan penggunaan bagi guru dan siswa. Rainbow Classroom memiliki teknologi yang luwes dan membuatnya bisa digunakan di berbagai lingkungan pendidikan. Dengan menggunakan Rainbow Classroom, sekolah atau universitas bisa mengubah peramban sederhana menjadi tools pendidikan terintegrasi, aman dan single sign-on.
“Pendidikan online dan hybrid bisa menjadi sebuah kenormalan baru di sistem pendidikan kita dan kita perlu beradaptasi. Untuk itu ALE hadir untuk mendukung guru dan siswa dalam proses evolusi menuju lingkungan pendidikan digital hybrid,” pungkas Wahyu.
STEVY WIDIA
Discussion about this post