Skilled Youth, Dukung Kompetensi Generasi Muda Indonesia di Era Pascapandemi

Peserta Program Skilled Youth tahap II. (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Pengangguran di kalangan orang muda Indonesia masih menjadi isu yang belum tuntas. Situasi ini diperuncing dengan terjadinya pandemi COVID-19 yang berkepanjangan. Untuk itu, perlunya peningkatan kompetensi menjadi kunci agar generasi muda Indonesia memiliki peluang ekonomi yang lebih optimal dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Data BPS menyebut bahwa pengangguran di Indonesia mencapai 8,7 juta orang per Februari 2021. Itu artinya bertambah 1,82 juta orang jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (6,93 juta orang) . Bahkan, sebanyak 3,8 juta orang dari jumlah tersebut (43,7% persen) tergolong berusia muda (15-24 tahun).

Country Head of Corporate Affairs Citibank, Puni A. Anjungsari mengatakan Citi meyakini peran generasi muda sebagai penggerak roda perekonomian Indonesia semakin penting dalam menyiapkan masa depan negara.

“Melalui dukungan kami terhadap program Skilled Youth, kami berharap dapat dapat membantu memperluas lapangan pekerjaan terhadap generasi muda, sehingga dapat mengurangi  angka pengangguran usia produktif di Indonesia, dimana situasi pandemi dan krisis ekonomi semakin memberikan tantangan saat ini,” kata Puni, di acara Forum “Super Tax Deduction, Bersama Ciptakan SDM Unggul dan Tingkatkan Keterlibatan Semua Sektor Industri” yang digelar Kamis (16/9/2021).

Citi Indonesia sejak 2015 telah secara konsisten menjalankan Skilled Youth Program yang berfokus menyiapkan generasi muda Indonesia untuk menjadi SDM yang siap kerja, maupun menjadi wirausahawan yang tangguh dan berdaya saing. Khusus untuk penyelenggaraan Skilled Youth 5 (dimulai Desember 2020 lalu), program ini telah menarik keikutsertaan 545 orang kalangan muda dari beberapa wilayah di Jawa Barat, DKI Jakarta dan sekitarnya.

Skilled Youth juga menjadi bagian dari komitmen global “Pathways to Progress’” dari Citi Foundation yang bertujuan memberikan dampak positif kepada 500.000 anak muda secara global, termasuk di Indonesia.

Executive Director Indonesia Business Links Yayan Cahyana mengatakan, pengangguran yang tergolong tinggi, pandemi COVID-19 yang belum usai, serta rasio mismatch antara lulusan pendidikan dengan kebutuhan industri yang mencapai 50%, menambah kompleksitas tantangan yang harus generasi muda Indonesia hadapi. Dukungan pengembangan vokasi harus memiliki formulasi tepat sesuai karakter kalangan muda yang disasar agar mampu secara aplikatif menjawab tantangan di lapangan.

“Melalui Forum Kemitraan yang Citi Indonesia dan IBL gagas, harapan kami, seluruh pihak, baik pemerintah ataupun sektor swasta, dapat saling bergandeng tangan untuk bersama-sama menyiapkan generasi muda Indonesia yang memiliki kompetensi mumpuni dan berdaya saing,” kata Yayan.

 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version