Startup Edtech LingoAce Targetkan 200 Ribu Pengguna di Indonesia

LingoAce

Aplikasi LingoAce. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Startup educasi berbasis technology (edtech) tengah naik daun. Peluang ini ditangkap oleh LingoAce, startup yang khusus menyajikan pelajaran bahasa Mandarin dari Singapura ini hadir di Indonesia. Mereka menargetkan bisa menjaring 200 ribu pengguna.

Founder & CEO LingoAce Hugh Yao mengungkapkan, Indonesia adalah pasar yang strategis buat perkembangan LingoAce karena populasinya, pertumbuhan penetrasi internet yang menjanjikan, dan digadang-gadang sebagai negara dengan ekonomi digital yang paling potensial di ASEAN.

“Kami sangat mengedepankan lokalisasi, dalam lima bulan kami mempersiapkan tim dan membuat situs dalam bahasa Indonesia. Pencapaiannya sangat memuaskan, kami berhasil mendapat 2 ribu pengguna,” kata Yao dalam keterangannya, Rabu (18/11/2020).

Startup ini baru saja mendapat pendanaan Seri A+ sebesar $6 juta dipimpin Sequoia India.

Marketing Director LingoAce Indonesia Nirwanto Honsono mengatakan, LingoAce menyediakan platform belajar bahasa Mandarin untuk anak usia 4-15 tahun. Pengguna akan diajarkan oleh tutor native speaker yang tersertifikasi dan sudah lolos seleksi dalam mengajarkan bahasa Mandarin untuk anak dan remaja. Tutor ini berasal dari luar negeri, ada yang datang dari Singapura dan Tiongkok.

Secara global, LingoAce telah digunakan oleh 100 ribu pelajar dan 2 ribu tutor yang tersebar di 80 negara, dan telah berhasil menyelesaikan 200 ribu kelas sejak pertama kali berdiri di 2017. Di Indonesia, LingoAce telah digunakan oleh 2 ribu pengguna, yang domisilinya masih terpusat di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan.

Nirwanto melanjutkan, pihaknya akan perbesar tim lokal agar dapat melayani kebutuhan pengguna di Indonesia. Dari pendanaan yang diperoleh perusahaan, banyak dialokasikan untuk merekrut lebih banyak karyawan. Dalam pipeline, pada tahun depan rencananya akan memiliki lebih dari 200 karyawan dari saat ini 25 orang. Tim tersebut akan ditempatkan untuk layanan pelanggan, operasional, dan pemasaran.

Pada tahun yang sama, juga ditargetkan perusahaan dapat menggaet 50 ribu pengguna. Target yang lebih ambisius dipasang pada tahun berikutnya, perusahaan akan merekrut 500 karyawan, memiliki 200 ribu pengguna, dan menjadi pilihan utama untuk belajar bahasa Mandarin secara personal.

“Ada tuition fee yang dibayarkan orang tua kepada kami, tapi ada juga kelas gratis yang bisa diakses untuk mendukung orang tua yang ingin mencoba untuk anaknya. Strategi ini imbang untuk memberikan dampak yang positif ke depannya,” tutupnya.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version