Startup Turut Berperan Dalam Pemulihan Ekonomi

Narasumber diskusi "Mengupas Dinamika Dan Tren Startup" (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) berpendapat, startup turut berperan dalam pemulihan ekonomi nasional lewat kolaborasi dengan program pemerintah. Seperti layanan startup agritech yang membantu menyalurkan pembiayaan dari pemerintah untuk petani, dan kolaborasi antar startup penyedia digital signature dan digital identity dengan lembaga perbankan untuk kemudahan proses restrukturisasi kredit.

William Gozali Ketua I Amvesindo mengatakan, pihaknya memandang, para startup tersebut mampu menunjukkan kemampuannya dalam mengubah lanskap industri (new normal), memberikan nilai tambah, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pelanggan dan konsumen,” kata dia.

“AMVESINDO berharap masa-masa pandemi dapat menjadi momentum dalam membangun sinergi antar PMV dan startup yang lebih solid, dalam rangka mendukung pertumbuhan industri dan pemulihan ekonomi nasional,” kata William dalam Media Gathering bertajuk “Mengupas Dinamika Dan Tren Startup yang disiarkan secara online Senin (2/11//2020).

Menurut dia, hal ini mendorong perusahaan rintisan untuk mampu beradaptasi dengan situasi seiring perubahan perilaku masyarakat. Para pelaku usaha kemudian memiliki berbagai strategi untuk bertahan dan mengembangkan layanannya. Langkah ini kemudian tidak lepas dari peran Perusahaan Modal Ventura  (PMV) sebagai sumber pembiayaan alternatif untuk mendukung kelangsungan dan rencana bisnis perusahaan rintisan.

“Hingga Q3 tahun 2020, tercatat ada 52 transaksi pendanaan yang dilakukan oleh PMV untuk startup, dengan jumlah pendanaan mencapai $1.920.900.000. Pendanaan ini disalurkan kepada startup dari berbagai sektor, dengan tiga sektor terbanyak yaitu Fintech (6 transaksi pendanaan), Edutech (6 transaksi pendanaan), dan SaaS (6 Transaksi Pendanaan),” jelas William.

Lebih lanjut, ia mengatakan dalam memberikan pendanaan kepada startup, setidaknya ada empat poin yang menjadi pertimbangan PMV, yaitu: potensi pertumbuhan pasar, kemampuan beradaptasi, kualitas founders, serta model bisnis yang jelas dan penggunaan dana yang efisien.

“Ke depannya, industri yang diperkirakan akan meningkat dalam segi pendanaan adalah sektor terkait digitalisasi UMKM dan supply chain, social commerce, dan food-tech (startup terkait pangan),” tambahnya.

Industri Modal Ventura terus mengalami pertumbuhan aset dalam tiga tahun terakhir (2018-2020). Hingga 31 Desember 2019, pertumbuhan aset PMV termasuk PMVD (Perusahaan Modal Ventura Daerah) mencapai Rp 19.65 Triliun, mengalami peningkatan sebesar 58.72% dibandingkan periode 2018.

“Industri Modal Ventura secara umum mengalami peningkatan kinerja pada tahun 2019. Kenaikan aset, sumber pendanaan, dan modal merupakan tanda bahwa Industri Modal Ventura masih bisa tumbuh. Adapun tantangan yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah masih besarnya porsi instrumen Pembiayaan Bagi Hasil dari portofolio PMV yang ada. Sejalan dengan Industri Modal Ventura, Industri Micro-Finance juga mengalami pertumbuhan, hal ini turut menjadi perhatian bagi asosiasi, mengingat dampak sosial yang dihasilkan berkontribusi penting bagi ekosistem keuangan di Indonesia, secara khusus dalam aspek inklusi keuangan,” paparnya.

Amvesindo juga menilai, pendanaan dari PMV tidak hanya diperlukan untuk sektor-sektor yang potensi pertumbuhannya sedang tinggi saja, tetapi juga dibutuhkan untuk investasi upstream dari sektor usaha non-conglomerate seperti pertanian, peternakan, sehingga mereka juga dapat menciptakan inovasi. Kolaborasi yang senantiasa berjalan antara PMV dan startup di masa-masa krisis ini menandakan optimisme dan kepercayaan PMV terhadap potensi pertumbuhan pelaku startup nasional.

 

FAHRUL ANWAR

 

Exit mobile version