youngster.id - Untuk mempertemukan dengan pendonor dana sebagai upaya membantu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non-Governmental Organization (NGO), startup pengembang aplikasi kampanye sosial Campaign berkolaborasi dengan LSM melalui skema matchmaking dan open call.
Engagement Lead Campaign, Ahmad Fathul Aziz mengatakan, dari pengalaman LSM yang berkolaborasi dengan Campaign menyebutkan bahwa biasanya pendirian sebuah LSM berangkat dari sebuah gerakan kerelawanan dengan sumber keuangan terbatas. Tak jarang, keterbatasan ini membuat banyak LSM mengalami kesulitan untuk bertahan.
Permasalahan lain yang juga dialami LSM adalah kerap kekurangan sumber daya dalam mengelola keuangan.
“Dalam situasi ini Campaign melalui skema kolaborasi, memberikan pendampingan administratif yang bisa dijadikan referensi dan pembelajaran pengelolaan keuangan bagi LSM,” kata Aziz, dikutip Jum’at (10/5/2024).
Untuk menghadapi masalah ini, ada sejumlah strategi inovatif yang dapat dilakukan oleh para LSM agar bisa bertahan dari kondisi keuangan terbatas. Menurut Associate Director Yayasan PLUS, Novi Meyanti, LSM harus melakukan beberapa Upaya startegi.
Pertama, Diversifikasi Sumber Pendanaan: LSM dapat mencari sumber pendanaan yang beragam, termasuk donor swasta, hibah, sponsor perusahaan, dan kampanye crowdfunding. Hal ini akan mengurangi ketergantungan pada satu sumber dan meningkatkan stabilitas keuangan.
Kedua, Menerapkan Manajemen Keuangan yang Efektif: LSM dapat menerapkan strategi manajemen keuangan yang kuat, termasuk penganggaran, dan audit keuangan rutin. LSM perlu mengetahui kesehatan keuangannya secara spesifik, menghitung rasio ketergantungan donor, dan keberadaan ‘dana darurat’ dan mengevaluasi secara berkala.
Ketiga, Berinvestasi dalam Peningkatan Kapasitas: Dengan berinvestasi pada keterampilan staf dan relawan mereka, LSM dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas, sehingga mengurangi biaya dalam jangka panjang.
“LSM dapat mengembangkan model bisnis berkelanjutan sesuai dengan misi mereka. Keuntungan dari perusahaan-perusahaan ini dapat digunakan untuk mendanai kegiatan organisasi. Selain itu, membangun kemitraan juga sangat penting. LSM dapat berkolaborasi dengan organisasi lain, membagi sumber daya dan biaya bersama, sehingga meningkatkan keberlanjutan finansial,” kata Novi.
Melihat berbagai permasalahan yang dihadapi LSM, Campaign hadir untuk membantu agar LSM dapat terus bertahan dan melakukan aksi sosial. Campaign mempertemukan LSM dengan sponsor-sponsor yang bersedia memberikan pendanaan awal kepada mereka.
Program Matchmaking dan Open Call adalah salah satu contoh upaya Campaign mempertemukan LSM dengan pendonor. Dari program tersebut, terjaring sejumlah LSM yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia, mulai dari Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, Papua, Bali hingga Jawa. LSM dapat mewujudkan programnya secara inovatif dengan melakukan kampanye digital melalui aplikasi Campaign #ForABetterWorld.
Sekarang, Campaign kembali membuka kesempatan bagi LSM untuk menerima pendanaan dalam bentuk finansial dan mentorship melalui program Break Down the Walls (BDW). Program ini bertujuan membangun toleransi, persahabatan, dan perdamaian dalam kebebasan beragama dan berkeyakinan. LSM yang berfokus pada isu kesetaraan dan perdamaian dapat mendaftar dan mendapatkan kesempatan pendanaan total Rp160 juta untuk 20 organisasi.
HENNI S.
Discussion about this post