youngster.id - Kepercayaan terhadap suatu brand merupakan faktor utama yang menentukan seberapa kuat interaksi konsumen dengan brand. Namun yang tak kalah penting adalah seberapa cepat dan efektif bisnis terhubung dengan mereka melalui saluran yang tepat.
Laporan Consumer Preferences Report 2024 yang disusun oleh Twilio, platform interaksi dengan pelanggan mengungkapkan, 56% konsumen di Asia Pasifik tidak akan membeli dari suatu brand jika mereka kurang percaya akan brand tersebut.
“Menghadapi konsumen yang semakin cerdas dan kritis, kepercayaan telah menjadi landasan dari hubungan pelanggan dengan brand,” kata Robert Woolfrey Vice President Twilio Communications untuk kawasan Asia Pasific Jepang dikutip Selasa (22/10/2024).
Menurut Robert, di Indonesia, seiring pesatnya perkembangan bisnis e-commerce, marak terjadi berbagai aksi penipuan berkedok program afiliasi atau promosi dompet digital dengan mencatut brand e-commerce terkemuka. Beberapa bahkan berani menggunakan logo OJK, lembaga pengawas penyedia jasa keuangan nasional.
“Sulit bagi konsumen untuk membedakan antara sumber tepercaya dan penipuan, yang mengakibatkan tergerusnya kepercayaan konsumen terhadap brand. Di tengah situasi seperti ini, kepercayaan menjadi faktor yang kian penting dalam pengambilan keputusan konsumen saat berinteraksi dengan suatu bisnis,” katanya.
Untuk memenuhi tuntutan yang semakin kuat akan kepercayaan, brand harus memastikan bahwa dalam interaksi dengan konsumen, mereka tampil dengan cara yang mudah dikenali dan aman, baik itu dengan mencantumkan lencana verifikasi atau menyisipkan identitas merek dalam komunikasi mereka dengan konsumen. Faktanya, hampir 7 dari 10 konsumen APAC (68%) akan lebih yakin berkomunikasi dengan suatu brand jika dalam pesan itu tersemat lencana verifikasi, sementara 57% menyatakan bahwa penggunaan branded message membuat suatu brand lebih dapat dipercaya.
“Kabar baiknya, kini alat seperti branded messaging tersedia dan mudah diakses, sehingga pelaku bisnis saat ini memiliki peluang yang belum pernah ada sebelumnya untuk membangun kepercayaan, memperkuat pengenalan masyarakat akan brand mereka, dan untuk memberikan pengalaman yang dipersonalisasi dalam skala besar. Kehadiran berbagai saluran komunikasi yang lebih kaya menumbuhkan peluang bagi bisnis untuk menciptakan interaksi yang lebih dalam dengan pelanggan mereka,” papar Robert.
Laporan ini disusun berdasarkan sebuah survei global yang melibatkan 3.900 konsumen, termasuk 900 individu dari kawasan Asia Pasifik (APAC). Fokus dari survei ini adalah mengeksplorasi preferensi komunikasi saat ini, termasuk saluran yang disukai konsumen, bagaimana penggunaan pesan bermerk (branded message) memengaruhi kepercayaan konsumen, dan bagaimana waktu respons brand berdampak pada keseluruhan pengalaman konsumen.
STEVY WIDIA
Discussion about this post