youngster.id - Acronis mendapati bahwa phising dan penggunaan serangan kelelahan MFA (Multi-Factor Authentication), sebuah metode sangat efektif yang digunakan dalam kebocoran berprofil tinggi sedang mengalami peningkatan.
Hal itu terungkap dari Laporan yang dirilis Acronis bertajuk “Laporan ancaman siber dan tren terkini untuk semester kedua tahun 2022”. Dilakukan oleh Pusat Operasi Perlindungan Siber Acronis, laporan tersebut menyediakan analisis mendalam terkait lanskap ancaman siber termasuk ancaman ransomware, phising, situs web berbahaya, kerentanan perangkat lunak dan proyeksi keamanan untuk tahun 2023.
Laporan tersebut mendapati bahwa ancaman dari phising dan email berbahaya telah meningkat sebesar 60%, dan biaya rata-rata kebocoran data diperkirakan mencapai US$5 juta pada tahun depan. Tim peneliti yang menulis laporan ini juga melihat serangan rekayasa sosial telah meningkat tajam dalam empat bulan terakhir, terhitung untuk 3% dari keseluruhan serangan. Kredensial yang bocor atau dicuri, yang memungkinkan penyerang untuk menjalankan serangan siber dan kampanye ransomware dengan mudah, merupakan penyebab dari hampir setengah dari keseluruhan kebocoran yang dilaporkan pada semester pertama tahun 2022.
Antara bulan Juli dan Oktober, Acronis mendapati persentase serangan phising telah meningkat sekitar 1,3 kali, terhitung untuk 76% dari keseluruhan serangan – meningkat 18% dari laporan sebelumnya yang dirilis awal tahun ini.
Wakil Direktur Riset Perlindungan Siber Acronis, Candid Wüest mengatakan, setiap perusahaan harus memprioritaskan solusi yang menyeluruh ketika ingin memitigasi phising dan percobaan peretasan lainnya pada tahun baru.
“Penyerang terus memperbarui berbagai metodenya, sekarang dengan menggunakan alat keamanan umum untuk melawan kita – seperti MFA yang sangat diandalkan banyak perusahaan untuk melindungi para karyawan dan bisnis mereka,” kata Candid, dalam keterangannya Kamis (29/12/2022).
HENNI S.
Discussion about this post