youngster.id - Meski pertanian masih menjadi primadona, namun terdapat kehilangan pangan akibat gagal panen di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Secara global diperkirakan kehilangan pangan menyebabkan kerugian hingga US$ 750 miliar.
Prihatin atas kondisi ini, Whisnu Febry Afrianto mengembangkan Tanipanen.id. “Ini adalah aplikasi yang berupaya menampung hasil panen rusak agar tetap bisa dijual ke konsumen atau distributor,” kata Whisnu dalam website resmi Tanipanen.
Aplikasi yang dirilis awal tahun ini, sudah menggandeng 10 petani yang tersebar di Cisarua Jawa Barat, serta Temanggung Jawa Tengah. Produk yang dijajakan adalah produk holtikultura seperti buah-buahan dan sayuran.
Hasilnya, aplikasi ini sudah bisa mengambil dan menjual kembali sebanyak 4,1 ton dari 15 produk holtikultura sejak tiga bulan lalu.
Whisnu memastikan, meski produk yang dijual itu kondisinya tidak sempurna, tetap masih layak konsumsi. Sebab sebelum dipasarkan, ia bakal menyortir semua produk hingga layak jual.
Saat ini, jangkauan pasar Tanipanen.id ada di sekitar Jabodetabek. Para konsumen baik perorangan atau perusahaan bisa menghubungi aplikasi ini via Instagram atau Whatsapp, dan email. Sebab situs Tanipanen.id hingga kini masih dalam proses pematangan.
Kini, Whisnu tengah mempersiapkan pengoperasian situs marketplace ragam produk hasil pertanian rusak ini bisa tampil dua bulan ke depan. Selain menjajakan produk panen cacat, marketplace ini akan menampung hasil panen yang berlimpah. “Intinya, kami ingin menciptakan zero waste saat terjadi hasil panen,” tuturnya.
Mereka menargetkan akhir tahun ini adalah bisa menjaring sebanyak 100 petani yang ada di Jawa Barat dan Jawat Tengah.
STEVY WIDIA
Discussion about this post