youngster.id - Kelonggaran beraktivitas di luar rumah bagi sebagian orang yang sudah terbiasa bekerja dari rumah atau Work from Home memberikan berbagai reaksi. Ada yang menyambut gembira, tapi tidak sedikit yang justru merasa khawatir dan cemas akan meningkatnya potensi terpapar COVID-19 akibat beraktivitas sosial di luar rumah.
Kecemasan merupakan gangguan yang umum terjadi di masyarakat. Seseorang yang mengalami gangguan cemas biasanya ditandai dengan jantung berdebar, nafas pendek, sulit tidur, mual, kembung, diare, sakit kepala, otot menegang dan berbagai gejala lain dari mulai ringan hingga berat. Salah satu metode yang bisa dilakukan untuk mengatasi kecemasan adalah dengan Mindfulness.
Ini adalah praktik menempatkan kesadaran penuh pada apa yang terjadi di momen saat ini dengan keterbukaan dan penerimaan. Mindfulness telah menjadi sebuah metode yang secara tren di dunia menunjukkan peningkatan dalam 15 tahun terakhir dan dipakai sebagai metode alternatif penanganan berbagai gangguan mental dan psikologis.
“Saat kecemasan atau rasa panik muncul, lakukan latihan Mindfulness sederhana yakni dengan memfokuskan perhatian terhadap nafas,” ujar Beninglara, praktisi meditasi dan Pendiri Mindfulness Indonesia, melalui siaran pers nya Sabtu (6/6/2020).
Saat memfokuskan diri pada nafas, amati sensasi tubuh apa yang muncul dengan terbuka tanpa memberikan penghakiman terhadap diri sendiri, orang lain maupun keadaan atau situasi.
“Jika kita memfokuskan diri pada nafas, maka pikiran yang berseliweran dan otot yang tegang akan tenang secara perlahan,” ujar Bening.
Menurut dia, inti dari Mindfulness adalah penerimaan atas segala sensasi yang dirasakan tanpa memberikan penghakiman. Setelah itu, seseorang mampu merespon kondisi apapun dengan lebih bijak dan dilandasi cinta kasih atau compassion terhadap diri sendiri dan lingkungan.
Mindfulness juga dilatih dengan cara melakukan Mindfulness Meditation secara rutin. Namun menurut Bening mempraktikkan Mindfulness bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, terutama pada saat kecemasan muncul.
“Kapanpun dimanapun kita bisa mengajak pikiran dan perhatian kita untuk fokus terhadap nafas atau sensasi inderawi lainnya, sehingga pada dasarnya Mindfulness bisa dilakukan setiap saat,” ujarnya.
Masyarakat juga bisa menjaga dirinya agar tetap Mindful yakni dengan membatasi diri terhadap informasi yang berseliweran dan belum tentu benar. “Pikiran kita sangat mudah terombang-ambing, apalagi dengan banyaknya arus informasi. Untuk itu, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kesadaran kita supaya tetap Mindful adalah dengan bijak mengkonsumsi informasi khususnya dari sosial media,” tutup Bening.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post