Teknologi Digital Jawab Persoalan Pendidikan di Daerah Tertinggal

Peluncuran Zenius Prestasi kerja sama antara Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal dengan Zenius Education. (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Kondisi pendidikan di beberapa daerah tertinggal khususnya yang terletak di perbatasan Indonesia memerlukan perhatian khusus. Tingginya angka putus sekolah, sarana prasarana yang belum memadai, dan minimnya tenaga pengajar masih mewarnai perjalanan pendidikan daerah-daerah tersebut. 

Melihat kondisi tersebut, Zenius Education meluncurkan Zenius Prestasi, platform digitalisasi sekolah untuk meningkatkan produktivitas kinerja guru. 

”Ini bentuk komitmen Zenius Education dalam mencetak individu-individu pembelajar yang rasional, berpikir saintifik, dan berakal, kami mengembangkan platform digitalisaSI sekolah Zenius Prestasi untuk meningkatkan efisiensi dan mempermudah kinerja guru. Zemus Prestasi menyediakan konten belajar yang melengkapi pelajaran yang diberikan di sekolah, membantu menyederhanakan proses ujian, dan mengurangi beban tugas-tugas administratif guru, sehingga para guru dapat fokus untuk melatih dan mengedukasi siswa,” ujar Wisnu Subekti, President Zenius Education kepada media Selasa (14/5/2019) di Jakarta.

Dalam hal ini, Zenius Education akan mendukung pengembangan SDM di Daerah Tertinggal melalui platform Zenius Prestasi. Zenius Prestasi merupakan solusi pembelajaran yang tepat karena dengan teknologi 020 (Online to Offline), hasil belajar dalam kondisi tanpa internet tetap bisa disinkronisasi ketika mendapatkan koneksi internet.

Dengan fitur video belajar yang lengkap mengikuti perkembangan kurikulum, paket soal latihan dan ujian dengan komposisi Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan Lower Order Thinking Skill (LOTS) yang proporsional, dan pemetaan kemampuan siswa dan prediksi rekomendasi belajar, Zenius Prestasi dapat membantu siswa untuk belajar dan bahkan membantu daerah yang memiliki keterbatasan jumlah guru untuk memantau perkembangan belajar siswa dan menyusun program pembelajaran selanjutnya. 

Pada kesempatan itu Samsul Widodo, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal mengatakan, upaya percepatan pembangunan Daerah Tertinggal harus dilakukan dengan cara-cara yang tidak biasa, salah satunya dengan mendekatkan teknologi ke daerah-daerah tertinggal. 

”Persoalan pendidikan di Daerah Tertinggal tidak hanya terkait aksesibilitas dan minimnya sarana prasarana, namun juga rendahnya ketersediaan tenaga pendidik. Selama ini, sebaran tenaga pendidik di Daerah Tertinggal lebih banyak ada di ibu kota kabupaten. Belum lagi masalah kualitas belajar mengajar yang juga perlu diperbaiki,” katanya.

Menurut dia, untuk menjawab persoalan tersebut, Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal bekerja sama dengan Zenius Education untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Daerah Tertinggal. Melalui inovasi dan teknologi, Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal mencoba menjangkau hal-hal yang sebelumnya sulit bahkan belum pernah dijangkau untuk mengembangkan literasi dan praktik digital di Daerah Tertinggal,” jelas Samsul Widodo, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal

Proyek rintisan kerja sama antara Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal dengan Zenius Education dilakukan di Kabupaten Sambas, saiah satu daerah tertinggal yang terletak pada bagian pantai barat paling utara dari wilayah provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Sambas merupakan daerah tertinggal yang berada di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, kawasan transmigrasi, rawan bencana tinggi, dan masuk dalam kriteria daerah 3T; yaitu Terluar, Terpencil, dan Tertinggal. 

Terdapat 15 sekolah di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat yang menjadi tujuan implementasi kerjasama antara Ditjen PDT dan Zenius Education, di mana sekolah tersebut akan mendapatkan workshop dan pelatihan mengenai HOTS, literasi digital, dan cara menggunakan Zenius Prestasi. 

Dari 15 sekolah yang menjadi target, Zenius memilih 10 sekolah yang akan menerima server untuk dapat mengakses Zenius Prestasi, sehingga meskipun tanpa akses internet, para siswa dapat tetap mengakses ribuan materi pelajaran dan soal. Dengan demikian, proses pembelajaran dengan menggunakan Zenius Prestasi tidak perlu harus bergantung pada kuantitas guru, dan diharapkan nantinya satu guru dapat mendampingi hingga 3 kelas sekaligus. 

“Zenius Prestasi dapat digunakan baik di daerah dengan infrastrukturterbatas maupun di kota modern yang memiliki infrastruktur lengkap. Melalui kerja sama ini, kami harap Zenius Prestasi dapat diadopsi lebih luas lagi demi meningkatnya produktivitas dan kualitas mengajar guru, tidak hanya di daerah tertinggal tetapi juga di kota-kota besar. Dengan Zenius Prestasi, sekolah-sekolah di Indonesia dapat menerapkan metode blended learning yang secara saintifik terbukti meningkatkan pemahaman dan hasil belajar serta nilai ujian siswa,” tutup Wisnu.

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version