youngster.id - Direktur Digital Bisnis PT Telkom Fajrin Rasyid mengatakan, kendala klasik digitalisasi pesantren antara lain konektivitas internet terbatas, sulitnya masyarakat mengakses informasi pesantren, dan sistem belajar konvensional. Juga, tantangan transaksi harian yang masih dikelola secara manual dan sulitnya memajukan UMKM binaan.
“Maka, kami di Telkom telah dan sedang memberikan program Pesantren Go Digital sebagai solusi kami untuk segmen pesantren seperti layanan kartu santri, website builder, dakwah digital, platform belajar digital, hingga e-commerce,” katan Fajrin pada Launching “Implementasi Keuangan Inklusif, QRIS Pesantren, dan Kemandirian Ekonomi Pesantren” di Pesantren Minhaajurrosyidiin Jakarta Timur baru-baru ini.
Menurut dia, Kartu Santri akan memudahkan administrasi dan transaksi santri di lingkungan pesantren, Website Builder mendorong pesantren mendesain website sendiri dengan berbagai template yang mudah digunakan, dan E-Commerce akan memasarkan produk unggulan pesantren secara online maupun offline.
Kemudian layanan dakwah digital menjadikan santri/-wati sebagai kontributor ekslusif untuk video dakwah di aplikasi Muslim Life sementara konektivitas akan mendukung pesantren menjangkau lebih banyak jamaah dimanapun dan kapanpun.
“Kami siap mendorong itu semua karena sarana yang kami miliki yakni Indonesia Digital Network menghadirkan jaringan internet andal untuk mendukung perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Di dalamnya ada fiber optik sepanjang 164.912 km dari Sabang sampai Merauke, ini setara empat kali keliling bumi,” ujar Mas Direktur tersebut.
Fajrin menjelaskan, Indonesia Digital Network mencakup cakupan layanan internet 99% dari populasi Indonesia, kehadiran 219.323 BTS Telkomsel juga dengan jangkauan 99% populasi, 10,1 juta Optical Port yang saat ini melayani 381.280 wifi.id dan 32,51 juta pengguna Indihome.
Jaringan fiber optik (FO) sepanjang empat kali keliling bumi terdiri dari FO domestik 100.212 km FO internasional 64.700 km, dan menjangkau 458 Ibukota Kabupaten dan Kota. Kemudian, ada 22 Data Center seluas 106,9 ribu meter2 terdiri 5 Data Center termasuk 1 tier 4 di luar negeri, 3 Data Center di dalam negeri, serta 14 Data Center neuCentrix di dalam negeri.
Selain sarana fisik, Telkom pun menyediakan platform digital seperti Big Data & Analytics, API Factory, Internet of Things, Cloud Computing, Customer Engagement, dan Ecosystem. Layanan terbaru untuk mendukung ekonomi syariah di Indonesia adalah penyediaan layanan syariah LinkAja sebagai sistem pembayaran digital berbasis syariah juga tersedia.
“Prinsipnya kami siap mendukung semua pesantren, siap berkolaborasi dalam program Pesantren Go Digital guna mendukung visi pemerintah Indonesia menjadikan Indonesia sebagai kiblat ekonomi syariah dunia pada tahun 2024,” katanya.
STEVY WIDIA