Tidak Ada Platform Yang Kebal Terhadap Ransomware

Smartphone android yang terkoneksi ke jaringan Wifi bisa terkena malware Roaming Mantis (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Sophos, sebuah perusahaan teknologi keamanan jaringan dan Endpoint, mengumumkan Prediksi Malware dari Sophoslabs 2018 (SophosLabs 2018 Malware Forecast). Satu temuan kunci dari penelitian tersebut menunjukkan tidak ada platform yang kebal terhadap Ransomware.

Dalam 6 bulan terakhir ini sebagian besar ransomware menyerang sistem berbasis Windows. Namun temuan SophosLabs mendapati ternyata platform Android, Linux, dan MacOS tidaklah kebal terhadap ransomware.

“Ransomware telah menjadi agnostik terhadap jenis platform. Mayoritas ransomware menyasar komputer berbasis Windows, tapi tahun ini, SophosLabs melihat adanya peningkatan angka serangan crypto pada perangkat dan sistem operasi berbeda yang digunakan oleh pelanggan kami di seluruh dunia,” jelas Dorka Palotay, peneliti di SophosLabs dan kontributor untuk analisis ransomware pada laporan Prediksi Malware SophosLabs 2018.

Laporan tersebut juga menelisik pola pertumbuhan ransomware, mengindikasikan bahwa WannaCry, yang diluncurkan di bulan Mei 2017, adalah ransomware nomor satu yang berhasil dicegat pada komputer pengguna, mengalahkan pemimpin lama dalam ransomware yaitu Cerber, yang muncul pertama kali di awal tahun 2016. WannaCry mewakili sebesar 45.3% dari seluruh ransomware yang ditelusur oleh SophosLabs sedangkan Cerber mewakili 44.2%.

Ransomware Android juga menarik penjahat cyber. Menurut analisis SophosLabs, jumlah serangan terhadap pelanggan Sophos yang menggunakan perangkat Android meningkat hampir setiap bulan di tahun 2017.

“Pada bulan September saja, 30,4% malware Android berbahaya yang diproses oleh SophosLabs adalah ransomware. Kami memperkirakan ini akan melonjak menjadi sekitar 45% di bulan Oktober, ” kata Rowland Yu, seorang peneliti keamanan SophosLabs dan kontributor untuk Forecast Malware SophosLabs 2018.

Laporan SophosLabs lebih lanjut mengindikasikan ada dua jenis metode serangan Android yang muncul: mengunci telepon tanpa mengenkripsi data, dan mengunci telepon sekaligus mengenkripsi data. Kebanyakan ransomware di Android tidak mengenkripsi data pengguna, namun tindakan penguncian layar dengan imbalan uang cukup membuat orang kesulitan, terutama karena pengguna mengakses informasi pada perangkat pribadi berapa kali dalam sehari.

“Sophos merekomendasikan untuk mem-back up telepon secara rutin, mirip dengan komputer, untuk menyimpan data dan menghindari pembayaran uang tebusan hanya untuk mendapatkan kembali akses. Kami melihat ransomware pada Android akan terus meningkat dan menjadi jenis malware paling dominan pada platform mobile di tahun-tahun yang akan datang,” kata Yu lagi.

STEVY WIDIA

Exit mobile version