youngster.id - Belakangan ini kebocoran data pengguna internet semakin marak terjadi. Untuk itu, perlu kesadaran dalam mengambil langkah antisipatif untuk melindungi data pribadi.
Bambang Gunawan, Direktur Informasi Polhukam Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika menjelaskan masyarakat bisa mengantisipasi penyalahgunaan data pribadi dengan beragam cara.
“Dan tentunya, penyalagunaan data bisa kita antisipasi sebetulnya dengan tidak membagikan informasi pribadi kita kepada sembarangan pihak,” ungkap Bambang dalam Webinar Virtual bertajuk “Cermat dan Kritis Melindungi Data Pribadi di Ruang Siber belum lama ini.
Dalam kesempatan itu Bambang membagi tiga langkah antisipatif untuk melindungi data pribadi. “Pertama, tidak membagikan informasi pribadi kepada sembarang pihak. Kedua, abaikan tautan yang mencurigakan dan hanya gunakan perangkat lunak yang asli. Dan ketiga, lakukan penggantian kata sandi (password) serta backup data penting secara rutin,” tuturnya.
Menurut Bambang, apabila masyarakat ingin membagikan data-data kepada orang lain sebaiknya luangkan waktu lebih banyak untuk berpikir lebih mendalam, sebelum mengambil keputusan untuk membagikan data pribadinya.
“Tidak semua orang kita bagikan, kadang-kadang juga tanpa disadari kita memasukkan nomor handphone kita. Nah, ternyata handphone kita digunakan oleh orang lain untuk menawarkan produk-produk tanpa kita ketahui dapat dari mana padahal sebetulnya dari kita sendiri,” tuturnya.
Kemudian langkah kedua, Bambang mengingatkan agar selalu mengabaikan adanya tautan atau lampiran (attachment) yang mencurigakan. “Jadi, kalau kira-kira tautan itu mencurigakan ya tidak usah kita tanggapi, kita abaikan saja,” tegasnya.
Selain itu, masyarakat juga dapat melindungi penyalahgunaan data pribadi pada komputer, gawai, dan perangkat lainnya yang digunakan dengan menggunakan perangkat lunak yang asli.
“Langkah ini juga sebagai salah satu sistem pertahanan atau sistem kekebalan imunisasi pada perangkat dan pastikan selalu menggunakan anti-virus yang selalu update,” ungkap Direktur Bambang.
Untuk penggunaan kata sandi juga merupakan kelengahan banyak orang, karena penggunaan kata sandi yang gampang ditebak seperti menggunakan tanggal lahir tidak disarankan karena dapat memicu seseorang melakukan penyalahgunaan data.
“Jadi secara periodik ganti dan menggunakan password lebih bervariasi dengan huruf-angka, huruf besar-huruf kecil, kira-kira seperti itulah dan gunakan yang susah ditebak orang,” paparnya
Selain itu langkah yang juga penting, dan termasuk yang kerap kita abaikan ialah melakukan backup data secara rutin dan apabila mengidentifikasi terjadi satu tindak kejahatan siber, maka masyarakat harus segera melaporkannya kepada pihak yang berwenang.
STEVY WIDIA
Discussion about this post