youngster.id - Tim Ainge CP ITB menjuarai ajang Petra Informatics Contest. Ini adalah kompetisi programming yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Petra Surabaya dan Binus University pada bulan September-Oktober 2016.
Tim Ainge CP ITB yang terdiri dari Luqman Arifin Siswanto, Muhamad Visat Sutarno, dan Wiwit Rifa’i dari fakultas Teknik Informatika angkata 2013 ini berhasil menjadi juara pertama di Petra Informatics Contest dan juara 2 pada Compfest 8. Dan ini sangat membanggakan.
“Kalau selama ini kita lihat yang di peringkat-peringkat atas website competitive programming itu, biasa orang dari luar Indonesia,” ujar Luqman yang dilansir lamat itb.ac.id.
Dalam menghadapi lomba, mereka selalu berlatih dengan rutin, bahkan saat perjalanan ke Surabaya dengan kereta untuk menghadapi kompetisi final Petra Informatics Contest yang diadakan pada 1 Oktober 2016. Dalam kompetisi tersebut tim Ainge CP memiliki target untuk dapat berpartisipasi di ajang International Collegiate Programming Contest yang diadakan oleh Association for Computing Machinery (ACM-ICPC) World Final. Sebelum mencapai tingkat world final, ada dua tingkat yang harus dilewati terlebih dahulu, yaitu provincial dan regional.
Salah satu gelaran ACM-ICPC tingkat provincial adalah Petra Informatics Contest tersebut. Dengan menjuarai kompetisi ini, tim Ainge CP ITP lolos ke tingkat regional. Kini mereka sudah mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi ACM-ICPC tingkat regional yang akan melibatkan para mahasiswa dari seluruh negara di Asia.
Di tengah kesibukan mereka sebagai mahasiswa tingkat akhir, Luqman, Visat, dan Wiwit tetap menyempatkan diri untuk berlatih competitive programming bersama di situs-situs dan media online yang ada. Mereka mengaku, kesulitan yang kerap dihadapi terutama ketika mengerjakan soal-soal pemrograman yang ada pada situs online. Namun dengan kerja keras dan kerja tim mereka akhirnya bisa melewati rintangan itu.
Untuk kompetisi tingkat regional mahasiswa dari program studi Teknik Informatika menyatakan, mereka perlu berlatih lebih banyak lagi agar dapat bersaing dengan negara lain, dan usaha yang sudah mereka lakukan selama ini masih belum cukup untuk mencapai mimpi mereka.
FAHRUL ANWAR