Transaksi Pembayaran Digital di Asia Tenggara Akan Mencapai US$54 Triliun pada 2027

pengelolaan SNAP

Mulai 1 September 2023 Pengelolaan SNAP Dilakukan Oleh ASPI (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - Sebuah laporan dari analis Robocash Group mengatakan bahwa total volume pembayaran di Asia Tenggara (SEA) akan meningkat 86% menjadi US$53,9 triliun pada tahun 2027. Indonesia dan Vietnam akan memberikan kontribusi terbesar terhadap angka ini.

Menurut Robocash, seperti dilansir Asia Business Outlook, Vietnam diperkirakan akan tumbuh paling tinggi, yaitu sebesar 152% menjadi US$21,5 triliun, melampaui Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh sebesar US$18,3 triliun.

Dalam hal ini, Singapura akan menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat kedua. Volume pembayarannya akan meningkat 68% menjadi US$1,7 triliun pada tahun 2027. Para analis mempertimbangkan pembayaran yang dilakukan dengan kartu bank, transfer bank, uang elektronik, dan uang tunai.

Jumlah total pembayaran yang dilakukan di Filipina, Singapura, Malaysia, Indonesia, Vietnam, dan Thailand oleh badan usaha pada tahun 2022 mencapai US$29 triliun, atau dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan dekade sebelumnya.

Nilai ini lebih tinggi dari produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat atau Cina, dan juga sebanding dengan 29% dari total PDB global pada tahun 2022.

Para analis dari grup tersebut menjelaskan bahwa salah satu alasan pertumbuhan pesat transaksi pembayaran di Asia Tenggara baru-baru ini adalah dorongan teknologi digital yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Menurut para analis, dari tahun 2020 hingga 2022, jumlah pembayaran di Asia Tenggara meningkat sebesar 45%.

Selain itu, tingginya transaksi pembayaran digital di Asia Tenggara itu karena adanya dukungan yang kuat dari negara. “Setiap negara di kawasan ini memiliki program digitalisasi nasionalnya sendiri, termasuk digitalisasi pembayaran,” katanya.

Mereka juga menyatakan bahwa pada tahun 2022, total volume investasi swasta domestik dan asing dalam infrastruktur pembayaran fintech di Asia Tenggara mencapai sekitar US$60 miliar. Mereka menekankan bahwa US$26,5 miliar dari total ini diinvestasikan antara tahun 2021 dan 2022.

Pangsa terbesar dalam volume pembayaran pada tahun 2022 dilakukan oleh Vietnam (29%) dan Indonesia (39%). (*AMBS)

 

Exit mobile version