youngster.id - Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan WhatsApp menyelenggarakan pelatihan literasi digital untuk perempuan di Tangerang Selatan, Mamuju, Tomohon, dan Makassar.
Pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan Indonesia dengan meningkatkan kemampuan literasi digitalnya untuk secara aktif melawan misinformasi di lingkungan mereka.
“Seiring dengan terjadinya pergeseran terhadap peran tradisional perempuan Indonesoa dari seorang istri dan ibu menjadi figur yang lebih aktif diranah publik, perempuan kini memiliki peranan penting dalam melawan misinformasi digital jika dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan yang tepat. Inilah mengapa kami dengan Whatapp menyelenggarakan pelatihan literasi digital di beberapa kota yang di identifikasi rentan terhadap misinformasi politik,” jelas Novi Kurnia dosen Departemen Ilmu Komunikasi UGM pada Jumat (13/3/2020).
Perjalanan literasi digital di empat kota akan dimulai pada Juli 2020 dan akan fokus melatih perempuan berumur 23-58 tahun dari berbagai macam latar belakang, termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawati perusahaan swasta, guru, pengusaha, dan ibu rumah tangga. Pemilihan peserta dilihat dari keaktifan perempuan di komunitas dan juga pada grup WhatsApp.
“Kami senang bekerja sama dengan Novi Kurnia dan tim nya dari UGM melalui riset bermanfaat yang menghasilkan program inisiatif pelatihan literasi digital untuk perempuan Indonesia. Memberdayakan masyarakat melalui edukasi adalah salah satu cara paling efektif untuk menangkal permasalahan misinformasi yang viral. Oleh karena itu,Whatsapp terus berupaya untuk berinveatasi dalam perubahan produk yang dorancang untuk menyelesaikan tantangan publik ini,” ucap Clair Deavy Direktur Kebijakan APAC, WhatsApp.
Lebih lanjut, dia menambahkan perubahan Produk WhatsApp untuk mengurangi misinformasi antara lain dengan embatasi jumlah penerima pada fitur meneruskan pesan (forward) menjadi 5, yang terbukti dapat mengurangi jumlah pesan yang diteruskan dalam WhatsApp sebanyak 25%. Selain itu, Menambahkan label ‘Diteruskan’ (Forwarded) berbentuk satu buah panah pada pesan yang telah diteruskan.
“Kami juga menambahkan label ‘Banyak Diteruskan’ (Highly forwarded) berbentuk dua buah panah pada pesan yang telah diteruskan sebanyak lebih dari empat kali. Selain itu, kami baru saja memperkenalkan pengaturan Privasi Grup yang memberikan semua pengguna kemampuan untuk mengontrol grup mana yang ingin mereka terima, dan menghindari pengguna untuk ditambahkan ke grup yang tidak diinginkan,” pungkasnya.
Kerja sama antara UGM dengan WhatsApp dalam penyelenggaraan pelatihan literasi digital berangkat dari hasil riset tim peneliti UGM yang diketuai oleh Novi Kurnia yang terpilih melalui kompetisi riset Misinformation and Social Science Awards dari WhatsApp.
Riset dari UGM menemukan bahwa sebagian besar perempuan Indonesia menerima misinformasi melalui tiga jenis grup di WhatsApp, yaitu grup teman/alumni sekolah, grup keluarga, dan grup profesional. Topik misinformasinya meliputi isu terkait politik, gosip, agama, dan kesehatan. Riset tersebut menemukan bahwa mayoritas perempuan dalam grup memilih untuk diam mengenai misinformasi karena mereka tidak merasa nyaman atau kurang mengetahui cara yang tepat untuk menanggapi isu-isu tersebut secara efektif.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post