youngster.id - UMG IdeaLab, berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam memuluskan tantangan revolusi industri 4.0 Tanah Air pada bidang AI Learning dan Innovation. Untuk itu, perusahaan pusat inovasi teknologi 4.0 pendirian Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI) di Fakultas MIPA UI.
Founder UMG IdeaLab Kiwi Aliwarga mengatakan, langkah ini seiring dengan tantangan revolusi industri 4.0. Apalagi saat ini Indonesia telah memiliki dasar landasan Strategi Nasional Kecerdasan Artificial Tahun 2020 – 2045. Landasan tersebut berfokus pada dua hal, yakni pengembangan ekosistem pembelajaran kecerdasan artifisial (AI Learning), dan ekosistem inovasi kecerdasan artifisial (AI Innovation) dengan memprioritaskan di lima area, yakni edukasi dan riset, kesehatan, mobilitas dan kota cerdas, keamanan pangan, serta reformasi birokrasi.
“Di AiCi, kami mengajarkan AI tidak hanya di jenjang perguruan tinggi, namun juga tingkat sekolah, bahkan ada kurikulum AI untuk tingkat Sekolah Dasar. Hal ini demi menyiapkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri. Saat ini, jumlah SDM di bidang AI masih cukup langka,” papar Kiwi Aliwarga dalam keterangannya, Senin (26/10/2020).
Tak hanya itu, AiCI bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Universitas Indonesia (UI) juga berperan mengadakan pelatihan vokasi untuk meningkatkan kompetensi guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Center of Excellence negeri di bidang AI pada September lalu.
Sementara itu, CEO Bahasa Kita Oskar Riandi mengatakan, selain kendala sumber daya manusia, kendala data set sebagai kendala kecerdasan artifisial, bahkan di level perusahaan besar di Indonesia.
“Teknologi AI pasti membutuhkan data set yang yang sangat besar. Oleh karena itu kami terus berusaha agar data set tersebut semakin besar dan bisa digunakan dalam domain yang beragam. Terbukti, beberapa lembaga pemerintah menggunakan teknologi kami, seperti KPK, DPR-RI, hingga Kemenko Bidang Kemaritiman. Selain itu, kami juga fokus pada inovasi lokalisasi penggunaan bahasa di suatu daerah, dari dialek hingga bahasa serapan demi semakin memudahkan user dalam menggunakan teknologi kami,” jelas Oskar.
Bahasa Kita merupakan salah satu startup yang termasuk dalam ekosistem UMG IdeaLab di bidang pengembangan produk teknologi suara, bahasa, dan AI. Inovasi unggulan Bahasa Kita di antaranya adalah sistem transkrip rapat dan percakapan telepon serta analisisnya, translasi ucapan dari satu bahasa ke bahasa lain, voice enabled smart assistant, dan untuk keperluan industri berupa voice inspection, acoustic inspection, hingga voice biometric.
Produk unggulan dari Bahasa Kita, yakni Notula yang masuk di segmen transcription and analytic. Notula pernah digunakan sebagai alat transkrip otomatis pada momen debat capres 2019 lalu. Selain itu, ada Minit yang merupakan platform video call dengan teknologi transkrip otomatis dan speaker recognition yang bisa digunakan pada server lokal, Tman sebagai platform komik dan podcast edukasi dengan teknologi pensintesa ucapan, hingga Rona, platform interactive robotic berbasis suara sebagai alternatif front office untuk melayani masyarakat pada kondisi pandemi.
Selain AiCI dan Bahasa Kita, perusahaan rintisan bidang AI lainnya yang tergabung dalam ekosistem UMG IdeaLab adalah Widya Wicara – smart speaker berbahasa Indonesia, dan Botika – platform chatbot yang di tahun 2019 berhasil merampungkan kurang lebih 20 juta lalu lintas pesan di sistemnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post