youngster.id - Usaha kecil dan menengah (UMKM) telah membuktikan diri sebagai bisnis yang tahan krisis. Bahkan di tengah situasi pandemi covid-19 masih banyak UMKM di Indonesia yang bertahan. Mereka memanfaatkan jalur penjualan online untuk tetap menjangkau pasar.
Seperti yang dilakukan produsen mukena dengan brand Tazbiya. Addiniya Nurfarojandari General Manager Tazbiya mengatakan, di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diberlakukan di DKI Jakarta, produknya tetap berjalan.
“Semua toko offline kami memang tutup, tetapi Produk kami telah hadir melalui penjualan online di berbagai marketplace terkemuka di Indonesia, dan memiliki pelanggan hingga ke manca negara,” ungkap Addiniya saat dihubungi youngster.id, Senin (13/4/2020).
Sebelumnya Tazbiya memiliki 14 toko offline yang tersebar di ITC Kuningan, ITC Tanah Abang, dan Thamrin. Tetapi selain itu mereka berjualan di ranah digital lewat sosial media @mukena_tazbiya dan di berbagai platform mall online dari e-commerce terkemuka seperti Shopee, Bukalapak, Tokopedia, Zalora, dan Lazada.
“Dan di saat pandemi seperti sekarang ini, penjualan online menjadi andalan agar bisnis tetap bertahan,” ujar Adiniya.
Dia yakin, dengan memilih ceruk spesifik produk mukena, brand Tazbiya yang dibangun sejak 2015 dapat bertahan. Memang umumnya mukena bukanlah produk fashion yang terlalu sering berubah seperti busana mode lainnya. Untuk mengatasi hal itu, Addiniya menegaskan mereka tetap memperhatikan keinginan pasar.
“Saya selalu ikuti perkembangan mode saat ini. Maka mukena yang saya produksi harus mengikuti tren, termasuk motif dan bahan yang digunakan, dan sesuai keinginan konsumen. Untuk motif kami selalu mengikuti tren yang sedang ada di masyarakat. Target pasar dari Tazbiya adalah kaum perempuan mulai dari usia 22 tahun hingga 45 tahun jadi kami menyediakan beragam motif sehingga customer dapat memilih sesuai selera masing-masing usia,” kata Addiniya lagi.
STEVY WIDIA