youngster.id - Hari Lahir Pancasila setiap 1 Juni adalah momen untuk merefleksi betapa nilai-nilai toleransi yang telah tertanam di dalam kelima sila Pancasila adalah titik temu dan pemersatu kemajemukan di Indonesia. Namun tak dapat dipungkiri, negara kita masih dihadapkan dengan banyak kasus intoleransi dan diskriminasi.
Head of Communication Unilever Indonesia Kristy Nelwan mengatakan, melihat urgensi dan kebutuhan yang ada, maka di bawah naungan ED&I Board Unilever Indonesia maka pihaknya terus berupaya menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan menghormati keragaman di masyarakat Indonesia.
“Kami ingin turut berkontribusi pada berbagai upaya kolektif untuk mewujudkan budaya yang merangkul individu atau kelompok dengan latar belakang, kemampuan, serta perspektif yang berbeda atau kurang terwakili, agar kita dapat menegakkan keadilan, keberagaman, dan inklusi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari upaya merawat toleransi,” kata Kristy dalam Webinar bertajuk Merawat Toleransi: Bicara Equity, Diversity & Inclusion di Hari Pancasila, yang digelar Unilever Indonesia, Rabu (31/5/2023).
Demi memperkuat geliat positif ini, Unilever Indonesia menggelar program “Every U Does Good Heroes” sejak 2021 untuk memberikan mentorship, micro grant, disertai pembinaan lanjutan pada sederetan sosok generasi muda agar mampu jadi sociopreneurs masa depan yang mampu menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk merawat toleransi.
“Semangat generasi muda harus terus dipupuk agar toleransi dalam bentuk pengakuan dan perlakuan yang adil, non diskriminatif, dan inklusif dalam menyikapi kemajemukan akan terus menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika,” kata Kristy lagi.
Salah satu pemenang “Every U Does Good Heroes 2022” adalah Tito Tri Kadafi, Co-founder & Director Bastra ID.
“Saya percaya, dengan membuat lebih banyak generasi muda mampu bernegosiasi dan berargumentasi secara asertif, maka dunia yang lebih toleran terhadap keberagaman akan berpotensi untuk tercipta,” katanya.
Bastra ID menggagas sejumlah program seperti Kartu Berembug: media permainan kartu yang mengajarkannegosiasi dan argumentasi lisan pada siswa SMP dan SMA, serta kelas ‘Remaja Belajar Menulis Konten’, berupa program inkubasi penulisan essai untuk belajar berargumentasi dan bernegosiasi secara tertulis.
Hasil survei terbaru Setara Institute for Democracy and Peace menunjukkan beberapa temuan mengkhawatirkan, antara lain bahwa jumlah pelajar intoleran aktif di sekolah tingkat menengah atas (SMA) dan sederajat di lima kota Indonesia yang disurvei, meningkat.
Direktur Eksekutif Setara Institute Halili Hasan mengatakan dibanding survei serupa tahun 2016 lalu, kini ada peningkatan jumlah pelajar yang intoleran aktif. Dalam survei tujuh tahun lalu, terdapat 2,4% pelajar yang intoleran aktif, sedangkan yang terpapar sebanyak 0,3%.
“Sekarang meningkat kecemasan kita karena (pelajar) yang intoleran aktif itu berada di angka 5,6%. Sementara yang terpapar itu 0,6%. Jadi ada 5,6% yang harus kita cemaskan,” kata Halili
Haili juga menuturkan, dalam catatan SETARA Institute, sepanjang tahun 2022 terdapat 175 peristiwa dengan 333 tindakan pelanggaran Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) di Indonesia.
“Angka ini meningkat dibandingkan dengan temuan tahun lalu. Menyikapi kondisi ini, setiap dari kita termasuk anak muda punya peran dan tanggung jawab untuk berkontribusi merawat toleransi,” ucap Haili.
STEVY WIDIA