youngster.id - Kreativitas menjadi salah satu ciri dari Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Berangkat dari itu, Universitas Pelita Harapan (UPH) menggelar beragam projek untuk menumbuhkan kreativitas mahasiswa. Salah satunya yang dilakukan program studi Desain Produk angkatan 2016 yang ditampilkan di ajang Happiness Festival.
Para mahasiswa mengubah sampah plastik menjadi perhiasan, pembatas buku, tatakan gelas, hingga tas. Hasilnya, aneka produk tersebut dipamerkan dan dijual di ajang Happiness Festival di Lapangan Banteng, Jakarta, pada 27-28 April 2019.
Ketua Program Studi Desain Produk UPH, Devanny Gumulya mengatakan selain menjadi bagian tugas mata kuliah, projek ini bertujuan meningkatkan kesadaran mahasiswa untuk peduli terhadap lingkungan. Hal ini sangat penting mengingat jumlah sampah plastic semakin meningkat setiap tahunnya.
Devanny mengungkapkan, para mahasiswa memanfaatkan sampah plastik di lingkungan UPH seperti gelas, botol minuman, kemasan mi instan dan kantong plastik belanja, untuk diolah menjadi produk fungsional. Tidak hanya itu, para mahasiswa itu membuat tutorial cara membuat produk tersebut dan yang kemudian diposting di Instagram, untuk diketahui masyarakat luas.
“Produk yang mereka hasilkan sangat kreatif. Hasil penjualan barang-barang tersebut 100% disumbangkan kepada Yayasan Pendidikan Harapan Papua yang bertujuan membangun pendidikan di Papua,” kata Devanny.
Menurut dia, hal ini sejalan dengan arah pendidikan yang di tetapkan pemerintah, program pendidikan UPH bertujuan menghasilkan SDM yang kreatif melalui pendidikan holistis untuk mempersiapkan para profesional dan calon pemimpin yang berkarakter, dengan iman yang tinggi, dan ilmu yan siap diamalkan untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan masyarakat Indonesia.
Pengalaman mengikuti kegiatan ini menjadi hal yang bermanfaat tentunya bagi mahasiswa terutama terkait isu sampah, seperti yang dirasakan oleh salah satu mahasiswa Desain Produk UPH, Dewinta.
“Plastik kemasan itukan sekali pakai, dan yang sekali pakai itu yang bikin menumpuknya sampah. Jadi kalau kita bisa reuse dan transform menjadi produk yang bisa dipakai berkali-kali misal seperti, Totebag, Pouch, dan macam lainnya, otomatis mengurangi jumlah sampah yang masuk ke land field. Jadi goalsutamanya adalah itu,” kata Dewinta.
Dia juga mengungkapkan bahwa mengikuti acara Happiness Festival memberikannya pengalaman unik dan menjadi peluang untuk Dewinta dan teman-teman berpatisipasi dalam usaha untuk menjaga dan mengurangi sampah plastik yang diketahui sulit untuk diuraikan.
Selain kegiatan di Lapanan Banteng, mahasiswa Desain Produk juga memamerkan dan menjual karya mereka di lingkungan kampus UPH Lippo Village, yaitu pada 26 April 2019 dan 6-7 Mei 2019 melalui ‘Pop Up Store for Plastic Waste Awareness’.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post