youngster.id - Pengembang aplikasi pengelola arus kas pengusaha mikro BukuWarung mengumumkan perolehan pendanaan lanjutan. Pendanaan dengan nilai yang tidak diungkap ini didapat setelah mereka melakukan demo day dalam rangkaian agenda program akselerator Y Combinator.
Sejumlah pemodal ventura yang turut andil meliputi Partners of DST Global, GMO Venture Partners, Soma Capital, HOF Capital, dan VentureSouq. Belasan angel investor juga menyertai putaran ini, termasuk William Hockey (Plaid), Justin Mateen (Tinder), Rahul Vohra (Superhuman), Scott Belsky (CPO Adobe), Josh Buckley, Manik Gupta (ex-CPO Uber), Sriram Krishnan (Spotify), Harry Stebbings (20VC), Nancy Xiao (Bond Capital), Alison Barr Allen (Fast), serta angel investor lain dari WhatsApp, Square, dan Airbnb.
Dana segar akan dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi dan membangun beberapa layanan keuangan. “Kami meluncurkan produk rintisan simpan-pinjam dan hasil awalnya sangat menjanjikan, dan sedang dalam proses menuju monetisasi. Peluncuran pembayaran digital merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mewujudkan misi kami membangun infrastruktur digital bagi usaha mikro di Indonesia, khususnya ketika 600 triliun Rupiah yang ada di ekosistem masih berbentuk kas,” kata Abhinay Peddisetty Co-Founder BukuWarung dalam keterangannya, Jumat (9/10/2020).
Menurut dia, dalam waktu dekat BukuWarung akan mengintegrasikan aplikasi dengan produk pembayaran, kredit, dan tabungan. Kerja sama dengan penyedia dompet digital seperti Ovo dan Dana juga digalakkan untuk menunjang efisiensi pembayaran.
“Kami juga terus memperdalam solusi-solusi pembayaran yang kami tawarkan untuk menyediakan solusi yang menyeluruh kepada seluruh merchant, untuk kebutuhan pengelolaan kas dan kredit mereka di seluruh value chain,” ujar Abhinay.
Aplikasi BukuWarung memudahkan pelaku usaha, terutama peritel seperti pemilik warung atau kios kecil, melakukan pencatatan uang masuk dan keluar (laporan rugi-laba). Salah satu fitur unggulannya juga melakukan pencatatan dan pengingat utang untuk pelanggan/mitra. Agustus lalu, mereka juga baru merilis fitur pembayaran, memungkinkan pedagang merilis invoice kepada distributor atau pelanggan dengan menggandeng Xendit.
BukuWarung memperkirakan, pelaku usaha mikro yang telah menggunakan perangkat digital dalam mengelola bisnisnya berkisar kurang dari 10%. Hingga saat ini BukuWarung mengklaim telah memiliki 1,2 juta merchant yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Tercatat juga miliaran dolar transaksi kotor melalui aplikasi, membawa pertumbuhan perusahaan hingga 100 kali sejak didirikan tahun lalu.
“Pertumbuhan pesat kami didorong oleh strategi produk dan efisiensi modal. Kami membuat produk yang sangat sederhana, cepat, dan mudah dipahami seperti WhatsApp, yang digunakan oleh hampir seluruh pelaku UMKM di Indonesia. Ini membuat BukuWarung diminati dan digunakan oleh banyak merchant yang baru menjalankan bisnis online pertama kalinya,” ujar Chinmay Chauhan Co-Founder BukuWarung.
STEVY WIDIA