youngster.id - Perkembangan investasi aset kripto di Indonesia menjadi tren utama di kalangan para investor. Bahkan, transaksi aset kripto asal Indonesia di pasar global bisa menjadi instrumen tambah nilai ekspor.
Hal itu dikemukakan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam Konferensi Crypto 2022 & Beyond Block Jakarta Series pada 30 Juni lalu.
Wamendag Jerry mengatakan, dalam 2 tahun terakhir, pertumbuhan nilai transaksi maupun jumlah pelanggan aset kripto di Indonesia sangat luar biasa. Tahun 2021, keseluruhan nilai transaksi aset kripto menyentuh angka Rp859,4 triliun atau tumbuh sebesar 1.224% dibanding tahun 2020 dengan nilai transaksi sebesar Rp64,9 triliun.
“Hal ini menunjukkan ketertarikan masyarakat dan pengembang kripto lokal untuk berkarya dan memberikan yang terbaik untuk industri aset kripto di Indonesia,” ucap Jerry.
Dikatakan Wamendag, diperlukan sinergi dan kerja sama yang baik dan berkelanjutan antara Kementerian Perdagangan sebagai regulator perdagangan fisik aset kripto di Indonesia dengan seluruh pemangku kepentingan agar dapat memberikan dampak yang baik bagi masyarakat luas maupun ekonomi nasional.
Wamendag Jerry juga menghimbau para investor aset kripto di Indonesia agar selalu memperhatikan aspek keamanan. Bappebti juga telah menyiapkan infrastruktur yang esensial untuk menunjang para investor kripto, seperti lembaga kliring dan dan tempat penyimpanan aset kripto.
“Hal ini untuk memberikan kenyamanan dalam berinvestasi serta meminimalisasi risiko berinvestasi pada aset kripto,” tambahnya.
Dalam kesempatan terpisah, Andre Benas, Head of Financial Education Pluang turut menanggapi tren investasi aset kripto ini. Menurutnya, investasi aset kripto memiliki masa depan yang cerah seiring tingginya adopsi teknologi dan semakin banyak platform investasi yang memfasilitasi aset kripto sebagai pilihan portofolio investasi.
“Para investor melihat aset kripto merupakan komoditas investasi berbasis teknologi yang dipercaya sebagai alat penyimpanan kekayaan dan memiliki kinerja timbal balik yang lebih tinggi dibandingkan kelas aset lainnya,” kata Andre.
Andre juga menuturkan bahwa aset kripto tetap dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi terutama tingkat suku bunga dan likuiditas keuangan global. Sehingga investor dituntut untuk mengikuti perkembangan pasar dan teknologi blockchain terkini.
“Dengan edukasi yang tepat, besar harapannya agar para investor diharapkan bisa benar-benar memahami mekanisme aset kripto, bukan sekedar mengikuti tren investasi yang menyebabkan investor kapok berinvestasi karena kurangnya pengetahuan fundamental tentang faktor-faktor krusial yang mempengaruhi nilai aset kripto.” tutup Andre.
HENNI SOELAEMAN
Discussion about this post