Xendit Lakukan Perampingan, PHK 5% Karyawan di Indonesia dan Filipina

Xendit Founders

Xendit Founders (kiri-kanan) Juan Gonzalez, Tessa Wijaya, Moses Lo, dan Bo Chen. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Pemutusan hubungan kerja alias PHK menjadi pilihan berat bagi perusahaan, termasuk startup unicorn. Kali ini dari Xendit terpaksa perusahaan melakukan rightsizing struktur dan sumber daya tim.

“Xendit selalu mencoba untuk menyiapkan rencana bisnis terbaik, namun situasi makro ekonomi yang tidak menentu saat ini memaksa kami untuk melakukan rightsizing struktur dan sumber daya tim. Hal ini didasarkan pada strategi bisnis yang progresif melihat situasi ke depan, dan telah melalui pertimbangan yang komprehensif untuk memastikan bahwa kami siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan,” ucap Tessa Wijaya COO dan Co Founder Xendit dalam keterangan resmi, Kamis (7/10/2022).

Menurut dia, melakukan rightsizing tim adalah keputusan yang sangat sulit, namun harus tetap diambil untuk mengoptimalkan posisi perusahaan di jangka pendek maupun panjang. Sebanyak 5% karyawan Xendit di Indonesia dan Filipina terkena dampak dari keputusan tersebut.

Sebelumnya berdasarkan data LinkedIn Premium Insights, pada tahun lalu Xendit masuk dalam urutan ke-9 dari 10 perusahaan teknologi Indonesia dengan jumlah karyawan baru terbanyak yakni sebanyak 307 orang. Angka tersebut bisa dipastikan belum menghitung jumlah karyawan baru Xendit di Filipina.

Tessa menyatakan Xendit berkomitmen untuk mendampingi pegawai yang terdampak selama masa transisi ini. Mereka akan menerima kompensasi dan prosesnya dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan. Tidak dirinci kompensasi yang dimaksud Tessa.

“Kami juga memberikan manfaat tambahan lain bagi tim yang terdampak guna membantu mereka, seperti perpanjangan masa asuransi kesehatan, bantuan pendampingan psikolog dan juga akan mengurasi daftar alumni Xendit untuk membantu tim terdampak mendapatkan pekerjaan lebih cepat.”

Tessa juga memastikan kendati melakukan rightsizing, tidak berdampak pada kelangsungan usaha Xendit. Perusahaan tetap menjadi perusahaan pembayaran digital di Indonesia dan Filipina, serta berkomitmen untuk terus membangun infrastruktur pembayaran di Asia Tenggara.

“Xendit telah bertumbuh dengan baik dalam beberapa tahun ini melalui kontribusi berbagai pihak, terutama dari tim kami yang penuh dedikasi berkontribusi untuk membangun Xendit sampai berada di posisi saat ini. Kami sangat mengapresiasi seluruh upaya dalam menjadikan Xendit seperti yang sekarang,” tutupnya.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version