youngster.id - Belakangan penggunaan teknologi berbasis IoT semakin luas, terutama bagi sektor industri dan bisnis. Terkait itu, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus mengembangkan solusi berbasis IoT yang mengakomodir para pelaku usaha dari berbagai segmen, termasuk untuk petambak ikan dan udang.
Bagi kalangan petani tambak, XL Axiata mengembangkan solusi precision farming bernama XL Smart Aquaculture. Solusi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas budidaya ikan dan udang. Diimplementasikan oleh sejumlah petani tambak ikan kerapu dan udang di Jawa Timur, solusi ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas rata-rata sebesar 20%.
Feby Sallyanto, Chief Enterprise & SME Officer XL Axiata mengatakan, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia sehingga potensi marine-culturenya sangatlah besar, namun saat ini Indonesia hanya menempati urutan keempat sebagai negara penghasil udang terbesar di dunia setelah Vietnam.
“Jadi tantangan terbesar yang dihadapi sebagian besar petambak Indonesia dalam peningkatan produksi budidaya dalam negeri adalah metode budidaya konvensional yang belum banyak mendapatkan sentuhan teknologi serta minimnya data historis, selain itu perencanaan yang kurang matang, cuaca yang berubah-ubah, pemberian pakan kurang/berlebih, menyebabkan kualitas air tambak menjadi fluktuatif sehingga kegagalan panen dapat terjadi sewaktu waktu. XL Smart Aquaculture memungkinkan metode budidaya dengan teknologi berbasis data yang presisi,” jelas Feby dalam siaran pers Sabtu (24/10/2020).
Solusi “XL Smart Aquaculture” bekerja dengan cara mengambil dan mengolah data kualitas air secara otomatis dengan memadukan IoT dan machine learning sehingga petambak dapat langsung mengetahui keadaan tambak yang dikelolanya. Variabel penting yang dimonitor pada XL Smart Aquaculture ini adalah kondisi air di tambak. Dengan mengetahui data keadaan tambak, mereka dapat melakukan berbagai hal seperti mencegah penyakit, menghindari pemberian pakan yang berlebihan, dan mengoptimalkan kapasitas tambak.
Manfaat lain dari solusi ini adalah kemudahan dalam membaca kondisi tambak. Penggunaan XL Smart Aquaculture cukup mudah, petambak hanya perlu mencelupkan sensor kualitas air, kemudian data akan secara otomatis muncul di layar smartphone atau tablet. Petambak juga dapat memisahkan data tiap tambak, sehingga luas tambak 5.000 m2 hanya membutuhkan 1 unit alat. Selain itu, sistem pada solusi ini dapat memudahkan pengguna untuk melakukan input data tambak, baik dari sisi kualitas air, data pakan, data panen, ataupun data penyakit.
“Metode budidaya dengan data akurat dapat mencegah dan menanggulangi masalah yang ada di perairan. Perlakuan yang tepat bagi komoditas yang dibudidayakan dapat meningkatkan produktivitas budidaya dengan kualitas hasil panen yang sesuai dengan permintaan pasar. Solusi XL Smart Aquaculture berbasis IoT ini selain mampu meningkatkan kualitas dan produksi hasil panen, solusi ini juga mengurangi tingkat resiko kegagalan panen,” kata Feby.
Agar dapat menjawab salah satu tantangan para petani tambak, dimana sebagian lokasi tambak berada ada di area yang tidak terjangkau sinyal seluler yang stabil, solusi ini dikembangkan untuk dapat tetap bekerja secara maksimal disaat tidak mendapat sinyal seluler. Selain itu, solusi ini dapat ditambahkan fitur-fitur atau alat lainnya sesuai kebutuhan antara lain alarm, alat pemberian pakan secara otomatis, pengendali kincir air, kamera, serta machine learning untuk prediksi cuaca dan penyakit.
Saat ini XL Smart Aquaculture telah diterapkan oleh para petani tambak di Pacitan dan Situbondo. Salah satu petambak ikan kerapu di Situbondo menjelaskan, solusi IoT dari XL Axiata ini mudah diterapkan. Selain itu, XL Axiata juga memberikan layanan pendampingan, terutama konsultasi, pelatihan penggunaan alat, dan layanan purna jual.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post