youngster.id - Youtube resmi mengumumkan pembaruan kebijakan monetisasi dalam Program Mitra YouTube (YouTube Partner Program). Aturan yang berlaku mulai 15 Juli 2025 secara tegas mewajibkan semua video yang dimonetisasi untuk diproduksi secara orisinal dan asli.
Kebijakan ini juga membatasi penggunaan konten massal serta video berbasis kecerdasan buatan (AI) tanpa sentuhan kreatif dari manusia.
Rene Ritchie, Head of Editorial & Creator Liaison YouTube menyatakan bahwa jenis konten massal dan tidak autentik tidak layak dimonetisasi sejak dulu.
“Yotube menegaskan bahwa video yang dibuat secara massal, berulang, atau dihasilkan sepenuhnya oleh AI akan menghadapi risiko kehilangan hak monetisasi,” ungkapnya dikutip Senin (14/7/2025).
Jenis konten yang dimaksud mencakup, video dengan template berulang atau formula konten yang identik. Selain itu, konten yang mudah disalin dari kanal lain tanpa modifikasi atau nilai tambah. Juga video yang sepenuhnya dihasilkan oleh AI, tanpa elemen personal atau kreativitas dari kreator.
Pihak Youtube menegaskan, langkah ini diambil demi menjaga kualitas konten dan mencegah pengguna dari pengalaman menonton yang buruk akibat maraknya konten tidak autentik.
Hal ini karena sering dianggap sebagai spam oleh pengguna. Selain itu, kebijakan ini juga dinilai penting dalam menjaga ekosistem kreator yang sehat.
Meski demikian, YouTube tidak sepenuhnya melarang penggunaan teknologi AI. Kanal-kanal seperti VTuber atau kreator yang menggunakan avatar animasi dan suara sintetis masih diperbolehkan memonetisasi kontennya. Tentu harus tetap ada sentuhan orisinal, seperti komentar pribadi, analisis, atau narasi kreatif.
Sedangkan, kanal yang sepenuhnya bergantung pada AI bersiap menghadapi peninjauan lebih ketat, dan bahkan berpotensi kehilangan sumber penghasilan.
Menurut YouTube, kebijakan ini hanyalah penyempurnaan dari aturan lama yang selama ini sudah berlaku namun belum dijelaskan secara eksplisit.
Dengan diberlakukannya aturan baru ini pada 15 Juli 2025, para kreator diingatkan untuk kembali pada esensi awal YouTube.
STEVY WIDIA
Discussion about this post