Mesty Ariotedjo : Harpist Yang Peduli Kesehatan Masyarakat

Mesty Ariotedjo, Founder & CEO Tentang Anak (Foto: Fahrul Anwar/Youngsters.id)

youngster.id - Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Terpenuhinya hak tersebut membuat masyarakat dapat berperan sebagai individu yang prima dan produktif. Namun, pada kenyataannya, tidak semua penduduk Indonesia memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang baik.

Hal itu dirasakan juga oleh para tenaga medis yang pernah bekerja di daerah terpencil. Mereka mendapati: meski semua orang sudah punya jaminan kesehatan dari pemerintah, fasilitas kesehatan masih sangat minim. Sehingga kerap kali pasien harus dirujuk ke kota besar, dan itu memerlukan biaya yang tidak sedikit dan tidak ditanggung oleh jaminan.

Akibatnya banyak pasien yang mengurungkan niat untuk berobat, dan akhirnya banyak yang tidak tertolong. Berangkat dari persoalan tersebut, dokter sekaligus harpist Mesty Ariotedjo pun menggagas WeCare.id bersama rekannya.

“Ini adalah wadah yang dibangun khusus untuk mengumpulkan dana bagi pasien-pasien menengah ke bawah di seluruh Indonesia baik di Jakarta atau di kota manapun yang membutuhkan akses terhadap pelayanan kesehatan yang optimal dan JKN. Jadi WeCare.id adalah wadah penggalangan dana kesehatan bagi pasien-pasien menengah ke bawah yang terdapat di seluruh Indonesia,” papar Mesti kepada Youngsters.id.

Terbentuknya situs penggalangan dana (crowdfunding) ini muncul dari pengalaman Mesty menjalani internship di rumah sakit di Flores, NTT tahun 2012. Ketika itu, ia melihat sendiri betapa menyedihkan kondisi para pasien di sana. Meski banyak penduduk terdaftar dalam program Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), namun faktanya, hanya sedikit yang berhasil mencapai kesembuhan.

“Saat itu memang semua orang punya jaminan kesehatan, tetapi permasalahannya fasilitas kesehatan di sana itu minim banget sehingga mereka harus dirujuk ke kota besar seperti Jakarta atau Bandung dimana biaya itupun nggak ditanggung sama jaminan. Hingga akhirnya banyak pasien mengurungkan niatnya dan banyak dari mereka yang tidak tertolong. Nah dari situ akhirnya kami terpikir kenapa tidak menjadi penghubung,” ungkap dokter yang kini praktik di bagian pediatrik pada sebuah rumah sakit umum nasional di Jakarta.

Mesty ingin membuat agar jaminan kesehatan itu menjadi optimal fungsinya. Misalnya membantu pengiriman pasien dari daerah terpencil ke kota besar. “Pasien yang dibantu adalah yang memang penghasilannya dibawah Rp 2 juta sebulan. Atau pasien yang memang belum punya jaminan kesehatan, terus biaya rumah sakitnya melonjak. Tugas kami membantu itu,” tambahnya.

WeCare.id ini didirikan pada 15 Oktober 2015 oleh Mesty bersama rekannya, Gigih Septianto yang bertindak di bagian IT.

“Visi dan misinya sih, kita Indonesia sehat merata itu intinya. Misinya semua orang bisa menjangkau fasilitas kesehatan yang optimal tanpa terkendala biaya,” ucapnya.

WeCare.ID menjadi crowdfunding pertama di Indonesia yang membantu memberikan peluang akses kesehatan lebih mudah tanpa pandang bulu. Kini, tercatat sekitar 1171 pengguna yang terdaftar di situs, dengan lebih dari 1280 donasi yang totalnya mencapai sekitar Rp 1 miliar. Sedangkan, timnnya telah menerima sekitar 53 pasien, yang mana 49 pasien di antaranya telah terdanai penuh.

 

Prioritas Utama

Sesungguhnya Mesty lebih dikenal sebagai model dan duta sejumlah produk kecantikan dan rumah mode ternama. Perempuan kelahiran 25 April 1989 ini juga piawai memainkan harpa dan flute. Ia bahkan sempat mengeluarkan album komposisi instrumentalia berjudul “Tentang Perempuan”.

Meski memiliki segudang bakat, Mesty mengaku lebih memprioritaskan profesinya di dunia medis daripada musik dan model. “Saya dokter, jadi saya mencari bisa berbuat apa dalam bidang medis,” tegas putri pasangan Sri Bima Ariotedjo dan Arti Laksmigati ini.

Panggilan dia untuk meringankan beban orang lain membuat dia kerap terlibat dalam aksi sosial. Mesty pernah menggelar konser amal Children in Harmony tahun 2014 didonasikan ke sekolah di Flores, Nusa Tenggara Timur tempat dia pernah mengabdi. Jiwa sosial yang tinggi inilah yang mendorong Mesty membuat situs WeCare.id.

“Sebagai dokter, saya sering ”˜gregetan”™. Hal seperti ini amat menyulitkan, tak hanya bagi pasien, namun juga kami para pekerja medis. Kerja kami jadi terasa tak optimal, setengah-setengah. Bagaimana pasien bisa mencapai kesembuhan, kalau mereka tidak mendapatkan akses yang mudah untuk itu? Saya pun bertekad untuk tak hanya menyembuhkan. Saya harus terjun langsung memperbaiki sistem kesehatan yang telah berjalan,” kata Mesty.

Di awal membangun WeCare Mesty tidak menetapkan target berapa banyak yang bisa dibantu. “Kami just do our best. Kalau hanya dua pasien selama sebulan ya sudah,” ujarnya.

We Care.ID memiliki konsep, dimana mempertemukan antara pasien yang membutuhkan kesehatan secara optimal dan donatur yang mau membantu, dimulai dari Rp.25.000. Tak disangka, gerakan ini menggerakan banyak orang. Dalam satu bulan lewat crowdfunding berhasil terkumpul Rp 1 miliar dan bisa membantu 15-20 pasien. “Para volunteer sangat antusias dan aktif sekali untuk screening pasien membantu kampanye melalui media sosial dan online, sehinggga program ini bisa berjalan,” kata Mesty.

Meski demikian bukan berarti langkah ini tidak menghadapi kendala. “Masalah memang pada mendapatkan investor. Karena kegiatan ini tetap butuh biaya untuk operasional. Hanya saja setiap kita presentasi ke investor selalu ditanya, ”˜How much money can you get that”™? Revenue-nya seberapa besar?,” kisahnya.

Padahal ini adalah usaha non profit. Saat ini, staf WeCare.id hanya ada dua orang, ditambah dengan 25 relawan. Menurut Mesty, rintangan ini berusaha diatasi bersama relawan untuk mencari dana hibah. Mereka berusaha untuk meningkatkan kepercayaan di mata pendonor dengan melakukan pemeriksaan terhadap pasien, termasuk mendapatkan izin dari pemerintah.

 

Mesty Ariotedjo : Harpist Yang Peduli Kesehatan Masyrakat (Foto: Fahrul Anwar/Youngsters.id)
Mesty Ariotedjo : Harpist Yang Peduli Kesehatan Masyrakat (Foto: Fahrul Anwar/Youngsters.id)

 

Solusi

Di sisi lain, Mesty dan tim masih melakukan pembenahan struktur tim agar bisa bekerja optimal, mengingat kebanyakan anggota bersifat sukarelawan. Oleh karena itu, mereka sengaja menunjuk Program Manager dan Project Manager untuk mengontrol kerja WeCare.id.

Diungkapkan Mesty, selama ini WeCare.id bekerjasama dengan para dokter magang dan juga petugas kesehatan yang ada di daerah-daerah untuk mengetahui kondisi pasien di sana. Mereka juga berkolaborasi dengan beberapa pihak seperti Dinas Kesehatan Bandung, jaringan rumah sakit Siloam, serta Uber untuk memudahkan pelayanan.

“Kami tidak memberikan bantuan uang langsung kepada pasien tetapi melalui pihak rumah sakit. Hanya barang misalnya susu yang kami kasih. Sedang untuk dokter-dokter kami memeriksa latar belakang mereka dan yang memang sudah kami kenal,” ungkapnya.

Di sisi pengembangan usaha, demi mendapatkan exposure yang lebih luas, WeCare.id pun merekrut relawan yang akan bekerja di dalam tim untuk membantu pemasaran dan publikasi. Sedangkan, tim IT berisikan sekitar 4 orang yang dipimpin langsung oleh Gigih, yang memang menguasai bidang tersebut.

“Dengan segala persiapan tersebut, saya optimistis bahwa WeCare.id akan terus berkembang. Tugas selanjutnya ialah menggali terobosan lain agar WeCare.id yang non-profit ini dapat terus bertahan untuk menghubungkan masyarakat dan penyedia kesehatan,” papar Mesty.

Ia juga terus mencari solusi dengan memperluas bidang usaha dengan membangun konsultasi kesehatan. “Kami berpikir untuk memperkuat usaha ini menjadi PT untuk menjaga agar ke depan tidak pusing untuk membiayai pegawai dan segala macam. Sehingga kami tidak pusing dalam lima tahun ke depan untuk membiayai pasien yang membutuhkan,” kata Mesty.

Usaha dan kegigihan dokter yang tengah melanjutkan pendidikan program spesialis (PPDS) ilmu kesehatan anak ini berbuah manis. Namanya dalam masuk deretan “30 Under 30 Asia 2016”, dalam kategori Healthcare & Science, dari Forbes. Selain itu, tim WeCare.id mendapat Asia Social Innovation Award di Hong Kong.

“Saya amat bersyukur dengan pencapaian yang telah dibuat oleh tim WeCare.id. Hal ini mendorong kami untuk terus mengembangkan produk yang kami buat, agar manfaatnya bisa lebih terasa bagi banyak orang,” ungkap Mesty.

Meski sehari-harinya sibuk bekerja dan tengah mengambil program spesialisasi anak di Universitas Indonesia, Mesty mengaku senang menjalankan WeCare.id. Baginya, banyak hal baru yang ia temukan selama menjalankan situs tersebut.

“Saya belajar banyak hal baru, mulai dari strategi pemasaran, publikasi, sampai menjaring relasi. Tapi satu hal yang saya syukuri, ternyata banyak sekali orang yang mau membantu dan merasa tersalurkan lewat situs kami,” pungkasnya.

 

====================================

Dwi Lestari Pramesti Ariotedjo 

Penghargaan :

==================================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Exit mobile version