youngster.id - Logistik memang tengah menjadi vertikal bisnis yang menarik – apa pun bentuknya, baik pengiriman satu hari sampai, antarkota, hingga antarpulau. Layanannya menjadi ujung tombak banyak bisnis digital, khususnya e-commerce.
Sebagaimana diketahui, Indonesia memiliki 17.500 pulau yang membentang seluas 1.905 juta kilometer persegi. Keadaan geografis ini menjadi tantangan tersendiri bagi industri logistik. Bila tantangan ini bisa diatasi, pendapatan industri logistik diperkirakan mencapai Rp 3.400 triliun atau US$ 240 miliar pada 2021.
Bahkan, logistik berkontribusi 24% dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2016. Data Bank Dunia pada 2016 mengungkapkan, Indonesia berada di posisi ke-63 dari 160 negara untuk performa logistik.
Namun ada sejumlah masalah inheren di Indonesia seperti infrastruktur dan konektivitas maritim menjadi penghalang agar bisnis bisa mendapatkan proses logistik yang mulus. Terlebih lagi, biaya logistik di Indonesia cukup tinggi.
Transportasi multimoda menjadi solusi pengiriman barang yang tepat di Indonesia. Transportasi multimoda berarti menggabungkan metode transportasi yang berbeda untuk bisa mencapai area-area terpencil. Hal ini yang yang ditawarkan oleh Waresix, sebuah usaha rintisan yang dikembangkan Andree Susanto.
“Sebagai platform teknologi, Waresix bertujuan mentransformasi operasional logistik di Indonesia dengan meningkatkan transparansi, mendorong digitalisasi dan meningkatkan efisiensi biaya operasional logistik. Waresix memberikan one stop solution untuk transportasi pengirim barang – melalui darat dan laut, serta layanan cold storage dan general cargo bagi perusahaan di Indonesia,” ungkap Andree, CEO dan Founder dari Waresix kepada youngster.id.
Andree menegaskan, bahwa startup ini menawarkan solusi logistik dan pergudangan dengan menghubungkan shipper dan perusahaan dengan truk dan gudang yang tersedia di seluruh Indonesia. Bahkan, Andree mengklaim, Waresix sebagai satu-satunya startup logistik yang menyediakan solusi pengiriman end-to-end.
“Platform Waresix tidak hanya menghubungkan para pemilik jasa pengiriman dan bisnis dengan informasi ketersediaan gudang dan jasa pengiriman terdekat, namun juga memanfaatkan teknologi untuk memastikan adanya efisiensi dan transparansi lewat perbaikan akses informasi,” ungkap Andree menegaskan.
Saat ini, jangkauan Waresix telah meliputi sebagian besar provinsi di Indonesia. Sejak terintegrasi dengan Pelabuhan Nasional Indonesia, Waresix telah memperluas ragam jasa yang disediakan hingga menjangkau pulau-pulau terluar di Indonesia, menjangkau lebih dari 200 kota di Indonesia dengan lebih dari 50.000 truk dan 400 gudang.
Tantangan Logistik
“Solusi yang ditawarkan Waresix berawal dari pengalaman dan permasalahan nyata yang kami hadapi di lapangan,” kata Andree.
Andree mengungkapkan, sebelum mendirikan Waresix dia membangun bisnis di bidang distribusi minyak pelumas untuk kendaraan komersial dengan lebih dari 200 titik distribusi di Tiongkok. Salah satu kliennya adalah teman satu almamater, Edwin Wibowo.
“Sebelum menggeluti Waresix, Edwin berdomisili di Semarang, 450 km dari Jakarta. Lokasi kami yang cukup jauh membuat kami menyadari betapa tidak efisiennya proses pengiriman barang dari dan ke berbagai wilayah di Indonesia. Ketika itu, saya menyadari proses pengiriman barang di Indonesia yang sangat rumit, tidak efisien dan tidak transparan,” tutur Andree.
Menurut Andree, dengan kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau, perpindahan barang membutuhkan lebih dari satu jenis moda transportasi sehingga biaya menjadi lebih mahal.
Selain itu, infrastruktur logistik seperti jalanan dan fasilitas di pelabuhan-pelabuhan tidak semuanya memadai. Seringkali barang pasokan menjadi terlambat karena harus menunggu antrian bongkar muat atau terlambat mendapatkan konfirmasi pengiriman dari supir truk. “Proses verifikasi berjalan dengan sangat manual sehingga semakin menyulitkan proses pengiriman,” ujarnya.
Berangkat dari masalah tersebut, lulusan Teknik Kimia, Universitas Berkeley, California, Amerika ini terinspirasi untuk membuat sebuah platform teknologi. Andree pun pulang ke Indonesia dan bersama Edwin mendirikan Waresix pada 2017.
“Kebetulan keterampilan dan pengalaman kami saling melengkapi. Terlepas dari masalah yang ada, kami juga melihat ada peluang sangat besar pada sektor logistik tanah air di masa mendatang. Dari situ, tercetuslah ide untuk mendirikan Waresix sebagai solusi atas berbagai tantangan di bidang logistik ini,” ungkapnya.
Mereka berdua memutuskan berbagi tanggungjawab. Edwin bertanggungjawab menangani bagian keuangan, human capital, dan organisational development. Sementara Andree sebagai CEO yang lebih banyak menangani urusan operasional dan business development.
Menurut Andree nama Waresix berasal dari Warehouse Six Sigma. “Suatu sikap untuk pendekatan pada operasional unggul dan pertumbuhan berkelanjutan,” jelasnya.
Andree mengaku, ketika mendirikan Waresix bisa dibilang tak ada modal awal yang signifikan. “Modal kami hanya tim yang terdiri dari enam orang. Ketika itu, kami berfokus pada layanan pergudangan dan berhasil mencatatkan revenue senilai US$ 15.000 pada bulan pertama beroperasi,” klaim Andree.
Keunggulan Waresix, lanjut Andree, adalah menawarkan solusi untuk mempercepat operasional pengiriman barang dan pergudangan melalui proses verifikasi dan tracking yang bersifat real time, sistem pencarian truk dan gudang yang tidak hanya terpaku pada harga – melainkan juga permintaan dan penawaran.
Hal ini memudahkan perusahaan dalam menemukan layanan yang paling sesuai kebutuhan dan membantu pemilik aset mengoptimalkan penggunaan truk dan gudang. Selain itu Waresix menerapkan teknologi yang mendorong arus distribusi barang berjalan dengan lebih efisien dan terbukti mampu meningkatkan pendapatan pemilik aset.
Mengawali debutnya sebagai marketplace yang menghubungkan pemilik armada truk logistik dengan pebisnis, Waresix menawarkan dua layanan utama, yakni manajemen truk logistik dan pergudangan.
“Sejak awal kami benar-benar fokus mengembangkan model bisnis dengan perbandingan antara pendapatan dan biaya (unit ekonomi) yang positif. Kami juga menyadari bagaimana kami ingin bersaing di pasar, bukan dengan membakar uang, tetapi dengan memberikan nilai tambah yang dibutuhkan pelanggan dan vendor,” kata Andree.
Pada Oktober 2018, Waresix berhasil memperoleh pendanaan Pra-Seri A senilai US$ 1,6 juta yang digunakan untuk perluasan layanan truk pengiriman barang. Kemudian Waresix telah memperoleh pendanaan Series B pada tahun 2020 senilai US$ 100 juta. Kini, Waresix telah menjangkau lebih dari 200 kota di Indonesia dengan mengoperasikan lebih dari 50.000 truk dan 400 gudang
Tumbuh Pesat
Berawal dari enam orang, sekarang tim Waresix telah tumbuh pesat menjadi lebih dari 280 orang. Saat ini Waresix melayani lebih dari 250 klien perusaaan multinasional, terutama di industri komoditas, FMCG, dan infrastruktur seperti Suntory, Unilever, DB Schenker, YCH Logistics, dan Linfox.
Bahkan di masa pandemic Covid-19, Waresix sepertinya terus bertumbuh. Setelah memperoleh pendanaan sebesar US$ 100 juta, Waresix mengakuisisi Trukita, startup penyedia akses bagi pengguna ke jasa pengiriman barang dan penyediaan truk untuk pengiriman jarak jauh. Akuisisi ini membantu Waresix dalam memperluas jangkauan dan jaringannya hingga memiliki lebih dari 10.000 truk dan ratusan pelanggan baru.
Andree mengatakan, Covid-19 merupakan masalah serius. Tetapi, industri logistik tetap menjadi layanan penting. Sektor logistik masuk kategori sektor kritikal karena masyarakat masih membutuhkan kebutuhan sehari-hari. Secara ekonomi, logistik adalah industri tulang punggung dan dengan demikian, ketika ekonomi berkinerja buruk, itu mempengaruhi semua orang — bisnis, pemain logistik, dan konsumen.
“Sebagai startup logistik, pandemi telah mengubah cara pandang bisnis kami. Waresix mencermati betul potensi risiko karena pandemi. Kami fokus memacu pertumbuhan bisnis pada pelanggan yang lebih kebal krisis karena pandemi,” kata Andree.
Andree mengakui, pembatasan mobilitas yang mengharuskan work from home (WFH) yang merupakan tantangan bagi kultur organisasi, karena tidak bisa membangun hubungan tatap muka. Perusahaan juga menghadapi berita duka karena Covid dari keluarga besar Waresix. “Tapi secara organisasi kami telah mampu beradaptasi dan mengatasi berbagai masalah yang timbul. Secara bisnis, Waresix tetap mampu tumbuh dengan fokus pada efisiensi dan inovasi,” ujarnya.
Pada masa pandemi, kinerja sektor transportasi dan logistik pada Q1 2021 tercatat minus 13,12% dibanding tahun sebelumnya akibat adanya kebijakan pembatasan pergerakan mobilitas barang dan orang. Tentunya, ini adalah masa-masa menantang bagi banyak pihak. Namun, terlepas dari situasi ini, diklaim Andree, Waresix masih dapat meningkatkan volume transaksi dan jumlah pengguna.
“Tahun lalu, kami mencatatkan volume transaksi lebih dari 100.000 metrik ton barang setiap bulan. Ada lebih dari 250 klien korporasi dan perusahaan multinasional dari berbagai industri telah mempercayakan kebutuhan logistiknya kepada kami,” klaim Andree lagi.
Kinerja dan pertumbuhan bisnis Waresix yang menjanjikan ini juga telah mendapatkan pengakuan lewat anugerah penghargaan sebagai “2020 Indonesia Emerging Logistic Technology Platform” dari Frost & Sullivan Best Practices Awards.
Pasca akuisisi Trukita, jaringan Waresix telah berkembang secara signifikan sejak tahun lalu, dengan peningkatan jumlah truk sebesar 25% dan meningkatkan akses jaringan ke lebih dari 10.000 truk.
“Kami juga akan terus fokus mengembangkan layanan yang dapat meningkatkan efisiensi bagi perusahaan, pemilik truk, dan pemilik gudang. Salah satu solusi yang kami miliki untuk meningkatkan efisiensi adalah dengan membangun jaringan rute dan area yang kuat yang dicakup oleh truk dan pengemudi di seluruh Indonesia sehingga menjadi pilihan pertama pengguna,” pungkasnya.
=====================
Andree Susanto
- Tempat Tanggal Lahir : 1 Maret 1988
- Pendidikan Terakhir : Teknik Kimia, Universitas Berkeley – California, Amerika Serikat
- Usaha yang dikembangkan : Membuat usaha logistik berbasis teknologi
- Nama Perusahaan : Waresix
- Mulai Usaha : 2017
- Jabatan : CEO & Co-founder
- Jumlah Karyawan : 280 porang
- Jumlah Mitra : sekitar 250 perusahaan
- Prestasi : “2020 Indonesia Emerging Logistic Technology Platform” dari Frost & Sullivan Best Practices Awards
======================
STEVY WIDIA
Discussion about this post