youngster.id - Saat wabah Coronavirus atau Covid-19 melanda Indonesia, seluruh kegiatan masyarakat di Tanah Air jadi terbatas. Yang paling terasa adalah kegiatan belajar mengajar di semua jenjang pendidikan yang harus berlangsung dari rumah. Sulit memang, tetapi di sisi lain hal ini mengakselerasi pendidikan 4.0.
Kondisi pandemi Covid-19 ini telah mendorong sistem pembelajaran jarak jauh. Pemerintah mengumumkan ada 429 kota/kabupaten di Indonesia yang dilarang membuka sekolah untuk kegiatan belajar mengajar. Itu artinya ada 94% dari peserta didik tidak diperkenankan tatap muka karena risiko penyebaran Covid-19.
Hal ini mendorong pemanfaatan teknologi informasi agar sistem pembelajaran tetap bisa berjalan dengan baik. Apalagi sejumlah penelitian menyebut hampir 64% penduduk Indonesia sudah terkoneksi dengan jaringan internet.
Sejatinya, startup di bidang education technology (edutech) sudah bertumbuh sebelum pandemi. Bahkan, beberapa startup edutech bisa berkembang pesat berkat keadaaan ini. Salah satunya adalah Skoolin, startup yang didirikan Fadly Arief Basetiawan dan Jennifer.
“Kami punya misi mengimplementasikan sebuah sistem berbasis web dan aplikasi guna mempermudah proses belajar mengajar secara online maupun offline,” kata Fadly, Co-founder sekaligus CTO Skoolin kepada youngster.id belum lama ini.
Dalam perjalanannya, Skoolin hadir sebagia platform yang memiliki sistem manajemen sekolah secara online dengan beberapa fitur unggulan. Antara lain: fitur Video Conference, Administrasi Online, Pembelajaran Online, Perpustakaan Online, Ujian Online, dan masih banyak lagi.
“Skoolin juga memiliki beberapa fitur yang dapat menghubungkan murid, guru, dan orang tua secara real time sehingga menjadikan proses belajar mengajar dari sekolah lebih mudah dan efektif. Dan berkat adanya Skoolin, proses belajar mengajar tetap berjalan dengan baik meskipun adanya pandemi corona,” ungkap Fadly dengan bangga.
Oleh karena itu, ketika negeri ini dilanda virus Corona yang menyebabkan sekolah harus tutup, Skoolin bisa bertahan. Karena di masa ini apa yang ditawarkan Skoolin menjadi solusi, terutama bagi sistem administrasi dan manajemen sekolah.
“Yang jelas selama pandemic ini, justru Skoolin sangat dibutuhkan, karena Skoolin memiliki fitur-fitur yang dapat membantu pembelajaran selama pandemic. Dan, kehadiran kami sudah banyak dirasakan manfaatnya, khususnya bagi para pelajar yang saat ini melakukan aktifitas belajar via online,” ujar Fadly.
Minim Modal
Ide untuk mendirikan Skoolin berangkat dari keikutsertaan Fadly dan Jennifer (CEO) di ajang Startup Weekend Indonesia vol.3 pada tahun 2019. Di ajang itu mereka ditantang untuk membahas masalah apa yang mereka hadapi saat bersekolah. Mulai dari lupa membayar SPP, kesulitan berkomunikasi antara guru dan orang tua hingga kurangnya fasilitas siswa untuk belajar di rumah.
“Dari diskusi itu kami mendapatkan ide untuk memajukan dunia pendidikan Indonesia bersama teknologi. Kami ingin agar sekolah dapat menciptakan anak generasi bangsa dengan kualitas terbaik dengan adanya bantuan teknologi,” ungkap mahasiswa Tehnik Informatika, Semester 5, di Universitas Bina Nusantara Jakarta itu.
Ide itu kemudian mereka matangkan dengan melakukan berbagai riset ke lapangan dengan mendatangi sekolah-sekolah. Mereka lalu mendapati bahwa sisem manajemen sekolah membutuhkan pembaruan. Dari situlah Skoolin menghadirkan fitur seperti Video Conference, Administrasi Online, Pembelajaran Online, Perpustakaan Online, Ujian Online, dan masih banyak lagi.
Menurut Fadly, untuk membangun platform ini mereka tidak membutuhkan modal besar, hanya pikiran,waktu dan tenaga. “Modal saat menjalankan startup ini hanya sebesar Rp 2 juta dan biaya tersebut digunakan untuk keperluan server sebagai media testing. Selebihnya adalah mengorbankan tenaga selama 4 bulan penuh,” ungkapnya sambil tertawa.
Mereka juga melakukan pendekatan ke sejumlah sekolah untuk menggunakan Skoolin. “Dalam 3 bulan pertama kami memberikan ujicoba kepada sekolah-sekolah secara gratis demi mengembangkan produk kami. Karena yang terutama kami ingin mereka dapat dirasakan manfaatnya dalam mempermudah proses belajar mengajar menjadi lebih efisien dan efektif,” ungkap Fadly.
Fadly sempat merasa khawatir akan pengembangan Skoolin, mengingat keterbatasan sumber daya baik tenaga maupun dana. “Kami sempat terkendala karena kekurangan human resource untuk melakukan pengembangan sistem. Kami juga kekurangan dana untuk membeli server yang memadai,” tuturnya.
Namun hal itu tidak membuat dia lantas patah semangat. Fadly dan Jennifer terus melakukan berbagai cara agar layanan Skoolin bisa semakin lengkap. Termasuk melakukan brainstorming dengan pihak sekolah untuk mendapatkan ide baru demi melengkapi fitur yang ada. Alhasil, layanan mereka jadi semakin lengkap dan sesuai dengan kebutuhan sekolah.
“Dengan adanya Skoolin, sekolah tidak perlu lagi berlangganan video conference lain seperti zoom karena Skoolin sudah membuat fitur video conference sendiri dengan harga yang kompetitif dan hemat kuota. Oleh karena itu, Skoolin juga dapat menghemat pengeluaran orang tua terhadap paket internet siswanya dan memaksimalkan kinerja sekolah,” jelas Fadly.
Siap Fundraising
Setelah mempersiapkan platform dan fitur, akhirnya pada maret 2020 mereka meluncurkan Skoolin. Tepat ketika pandemi melanda Indonesia. Ternyata apa yang mereka bangun itu sesuai dengan kebutuhan di masa pembelajaran jarak jauh ini.
“Skoolin sudah mencakup semua fitur yang diperlukan sekolah, sehingga sekolah tidak perlu berlangganan kepada platform lainnya. Dan, sejak Skoolin diluncurkan kami juga sudah terus meperkenalkannya ke sekolah-sekolah,” kata Fadly.
Skoolin memiliki sistem manajemen sekolah secara online yang juga meliputi beberapa fitur seperti Video Conference, Administrasi Online, Pembelajaran Online, Perpustakaan Online, Ujian Online, dan masih banyak lagi.
Meski terbilang baru, namun Fadly berharap Skoolin dapat berkembang dengan cepat. Apalagi semakin bertambah sekolah-sekolah yang menggunakan platform edutech besutannya ini.
“Layanan kami akan mempermudah sistem pembelajaran di sekolah termasuk dalam sistem manajemen yang efisien dan efektif melalui program maupun fitur-fitur yang selama ini disuguhkan oleh Skoolin,” kata pemuda kelahiran 27 April 2001, Pekanbaru itu.
Fitur andalan Skoolin yaitu video conference, yang menurut Fadly belum banyak dimiliki layanan Edutech lain. Selain itu, Skoolin menerapkan model bisnis berlangganan dengan harga yang terjangkau.
Untuk biaya menggunakan layanan, Skoolin memiliki flat price sebesar Rp 25.000 per siswa yang nantinya akan dibayarkan melalui SPP setiap semesternya. Dengan harga sebesar Rp 25.000 per bulan, siswa sudah dapat mengakses semua fitur yang Skoolin punya.
“Harga kami cukup terjangkau dan semua kebutuhan siswa bisa dengan mudah mengakses fitur yang kami berikan,” katanya.
Dengan keunggulan itu, maka layanan Skoolin jadi menarik dan membuat bisnis pun mulai berjalan. Fadly mengaku, mereka sudah mulai dapat menutup kekurangan dana untuk biaya server. “Kami juga berencana nantinya untuk melakukan fundraising buat mendukung bisnis kami,” ujarnya.
Saat ini, Skoolin belum berkolaborasi dengan banyak pihak. Namun seiring tumbuh berkembangnya perjalanan bisnis Skoolin ke depan, dia yakin mereka siap untuk bekerjasama.
“Untuk saat ini kami memang belum memiliki partner manapun. Tetapi mulai saat ini pintu kami buka lebar-lebar untuk kolaborasi dengan yang lain. Agar kiranya dari kerja sama yang kami lakukan dengan pihak lain, tentu akan dirasakan manfaatnya bagi kemajuan dunia pendidikan di Tanah Air,” pungkas Fadly penuh harap.
=======================
Fadly Arief Basetiawan
- Tempat Tanggal Lahir : Pekanbaru, 27 April 2001
- Pendidikan : Mahasiswa Tehnik Informatika, Semester 5, di Universitas Bina Nusantara Jakarta
- Usaha yang dikembangkan : Membuat aplikasi untuk mendukung proses belajar-mengajar
- Nama Aplikasi : Skoolin
- Mulai Usaha : Desember 2019
- Jabatan : Co-founder & CTO
- Modal awal : Rp 2 juta
Prestasi : Startup Terpilih Program ‘Nakama Startup Heroes’ 2020 dari Nakama Connecting
=====================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post