Mirfagah Iqbal : Beri Solusi Manajemen Penjualan Dengan Teknologi

Mirfagah Iqbal (Aga), Cp-founder & CEO JALA.ai (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Salah satu permasalahan dalam dunia bisnis adalah memantau kinerja tenaga penjual. Hal ini krusial karena dapat memberikan pandangan terkait dengan prospek klien. Masalah ini dicoba untuk diselesaikan oleh JALA.ai, startup yang fokus pada sales management software.

Dalam dunia bisnis, sekarang ini sudah banyak sekali kecanggihan dan kemudahan yang bisa Anda dapatkan tanpa harus repot. Apalagi di bagian perhitungan keuangan, Anda tidak harus lagi menyewa jasa profesional dengan bayaran mahal untuk bisa melakukan hal ini. Cukup karyawan dengan skill biasa dan didukung oleh sebuah software, perusahaan atau usaha Anda dapat berkembang dengan prospek yang sangat baik.

Salah satu tolok ukur kesuksesan dalam sebuah bisnis adalah pemasaran. Oleh karena itu, penggunaan software sales merupakan salah satu langkah yang umumnya ditempuh oleh perusahaan untuk memastikan strategi serta peningkatan penjualan dalam perusahan meningkat dan tetap berjalan lancar.

Potensi ini yang mendorong Mirfagah Iqbal mendirikan JALA.ai. “Sejak tahun 2019, kami melihat ada beberapa perusahaan kesulitan mengetahui kinerja tenaga penjual dalam follow up sejumlah prospek. Hal ini berdampak pada penjualan yang stagnan, bahkan cenderung menurun. Dari sana kami kembangkan JALA.ai sebagai solusi,” kata pria yang akrab disapa Aga kepada youngster.id.

Aga menjelaskan, di industri yang memiliki produk dengan harga jual tinggi (high ticket item) punya tantangan yang besar, yaitu bagaimana memantau dan mengukur kinerja Sales Officer hingga mengetahui channel penjualan mana yang paling efektif.

“Hasilnya cukup mengejutkan, di industri properti misalnya kami berhasil memberikan dampak pada peningkatan penjualan,” ujarnya.

Bagi Aga, sinergi antara JALA.ai dan penggunanya adalah kunci keberhasilan dalam meningkatkan penjualan. Integrasi database prospek dari online dan offline ke dalam satu aplikasi sangat dirasakan membantu tenaga penjual.

Lebih lanjut JALA.ai dirancang untuk mampu menunjukkan saluran marketing yang paling efektif menghasilkan penjualan. JALA.ai mampu membandingkan saluran marketing baik online maupun offline marketing.

“Aplikasi yang digunakan oleh tenaga penjual itu kami sebut JALA Assistant. Salah satu fitur unggulannya adalah penyaluran data prospek secara realtime,” papar Aga.

Untuk posisi sales manager atau management level, JALA.ai menghadirkan JALA Dashboard. Rangkaian fitur seperti Lead Performance, Campaign Performance, dan Team Performance. Ketiga fitur ini mampu memberikan laporan menyeluruh terhadap kinerja database prospek, perbandingan kegiatan marketing online & offline.

 

Studi Kasus

Aga menerangkan, ide untuk mendirikan startup yang bergerak di pemasaran digital berawal dari adanya studi kasus klien NEO Digital, sebuah digital agency di industri otomotif dimana Aga bertindak selaku Co-founder.

“Jadi di tahun 2017 akhir ketika kami melakukan launching kendaraan baru, saat itu klien menghabiskan Rp 200 juta untuk iklan online selama 2 minggu. Hasilnya ada 14.000 orang mau test drive atau prospek. Masalahnya, klien ini baru membagikan prospek itu 2 minggu setelah kami kirim, dan itupun hanya 4.000 prospek. Selanjutnya mereka tidak tahu status 4.000 itu bagaimana, apakah ada yang closing atau masih hot prospect atau malah tidak tertarik,” kisahnya.

Bertolak dari masalah klien tersebut, akhirnya Aga mulai mengukur apakah nilai investasi Rp 200 juta itu efektif. Ternyata sulit, karena tidak diketahui apakah team sales officer di lapangan mem-follow up dengan baik. “Berangkat dari case study inilah maka kami membuat JALA.ai,” kata Aga.

Aga menjelaskan, kekuatan JALA.ai lainnya adalah mampu menunjukkan channel atau saluran marketing mana yang paling efektif menghasilkan penjualan. JALA.ai mampu membandingkan saluran marketing baik online maupun offline. Teknologi yang digunakan disebut dengan JALA.ai Pixel atau semacam tracking tools.

Di ranah online, teknologi tersebut bekerjasama dengan Pixel yang dimiliki oleh Facebook, Instagram dan juga Google. “Aplikasi yang digunakan oleh sales officer itu kami sebut JALA Assistant. Salah satu fitur unggulannya adalah penyaluran data prospek secara realtime dari online marketing. Jadi, iklan yang dijalankan di online (FB, IG, Google, Website) yang bertujuan mencari data prospek akan langsung masuk smartphone sales officer atau push notification,” paparnya.

Tidak hanya JALA Assistant, untuk posisi Sales Manager atau Management Level JALA.ai menghadirkan JALA Dashboard. Fitur yang dimiliki oleh JALA Dashboard, antara lain Lead Performance, Campaign Performance, dan Team Performance. Ketiga fitur ini mampu memberikan laporan menyeluruh terhadap kinerja tim.

Keunggulan lain, menurut Aga, JALA.ai bisa diintegrasikan dengan online/offline campaign, sehingga semua investasi promosi yang dilakukan sebuah perusahaan bisa terukur. Dan, tentunya semua data disajikan secara real time.

“Selama tahun 2019, kami bangun JALA.ai bareng sama klien-klien, semua feedback kami kurasi dan kembangkan. Jadi JALA.ai benar-benar dibuat menyesuaikan dengan kebutuhan orang indonesia. Selain itu, JALA.ai bisa diintegrasikan dengan online atau offline campaign, sehingga semua investasi promosi bisa terukur, dan tentunya semua data disajikan secara real time. Ini yang membedakan dan menjadi keunggulan kami dari platform sejenisnya,” klaim Aga.

Dikatakan Aga, memiliki model bisnis dalam bentuk user subscription, para konsumen JALA.ai dapat melakukannya dengan cara berlangganan. “Model bisnis kami user subscription. Jadi konsumen dapat melakukannya secara berlangganan bulanan. Detailnya, SaaS jadi modelnya subscription, bayar monthly, quarterly, ataupun yearly,” kata Aga.

Dengan keunggulan itu, diawal 2019 JALA.ai langsung menggandeng 28 perusahaan. Dan kini startup ini telah memiliki total jumlah pengguna 578 dari 28 perusahaan, yang bergerak di sektor properti, otomotif, edukasi, dan ritel.

 

Aga menargetkan, setelah menguasai Indonesia, JALA.ai akan mengembangkan sayap bisnisnya ke kawasan Asia Tenggara (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

 

Ekspansi Luar Negeri

Aga bersyukur ketika bisnis yang telah dibangunnya itu mampu menyejahterakan para pelaku bisnis lainnya. Dalam hal ini konsumen JALA.ai.

“Sejauh ini banyak klien sudah merasakan manfaatnya, dari monitor kinerja team, event promosi, dan tentunya prospek. Salah satu contoh, ada klien kami dari properti, bisa mendapatkan ROAS 6000%. Mereka spend Rp 200 juta untuk iklan 3 bulan, revenue Ro 12 milyar, dengan 20% dari 800 prospek berstatus hot. Angka terukur gara-gara menggunakan JALA.ai,” kata Aga sambil tertawa.

Meski cepat bertumbuh, tentu ada tantangan bagi JALA.ai. Terutama dalam mengedukasi pasar dan mengenalkan JALA.ai. Namun dengan pendekatan sosial, termasuk promosi diberbagai kesempatan, masalah itu dapat dilaluinya.

“Kendala yang kami alami tentunya mengenai edukasi pasar, tidak semua perusahaan familiar dengan software yang ditawarkan JALA.ai. Karena itu, saat ini kami rajin untuk melakukan acara mengundang mereka yang memiliki peluang untuk menggunakan JALA.ai, bisa dengan format webinar maupun off air. Yang off air kami sebut Jala Talks,” jelas Aga.

“Sedangkan pendekatan sosial yang kami lakukan tentunya dengan cara online dan offline. Untuk online, kami sudah punya rencana dan sedang dikembangkan untuk membuat konten-konten seputar marketing di social media dan juga youtube serta juga webinar. Untuk offline, kami ngadain event JALA Talk secara berkala dengan membahas seputar marketing juga, mengundang pembicara-pembicara dari perusahaan-perusahaan ataupun praktisi,” sambung Aga.

Begitu halnya dalam menghadapi persaingan yang ada. Dijelaskan Aga, pengembangan inovasi di produk  yang tidak pernah berhenti dan berkolaborasi merupakan cara paling efektif yang diambil dengan tujuan agar perusahaan semakin berkembang dan berkelanjutan.

“Kami menganut Kaizen, jadi pengembangan inovasi di produk tidak pernah berhenti. Continues development. Software yang kami buat diusahakan bisa mengakomodir permasalahan yang dialami oleh perusahan-perusahaan. Selain itu kami open untuk kolaborasi dengan perusahaan yang memiliki value chain dengan JALA.ai, baik dari platform maupun lainnya. Dan tentunya kegiatan marketing offline dan online jalan dengan proper,” imbuhnya.

Sayangnya Aga enggan membeberkan besarnya modal dari bisnis yang dia bangun bersama koleganya, Guntur Kusuma Ardhy. “Saya lebih bahagia ketika bisnis yang diciptakannya itu dapat memberikan impact positif ke banyak orang di luar berbicara bisnis maupun uang,” kilahnya.

Meski terbilang pemain baru di bidang sales softaware, toh JALA.ai sudah memasuki tahap seed funding. “Kami sedang proses dengan investor dari luar. Namun, kami juga perlu memilih mana yang paling sesuai dengan visi JALA.ai ke depan,” kata Aga.

Aga mengungkapkan akan ada rencana pengembangan lain yang telah siap dilakukan dalam waktu dekat bersama timnya di JALA.ai. Di antaranya penggunaan teknologi melalui penggunaa chatbot dengan tujuan untuk mempermudah follow up lead siap direalisasikan.

“Dalam waktu dekat, kami mau mengembangkan untuk mempermudah follow up lead.  Selain itu, meski JAL.ai pemain lokal, mimpi kami tidak hanya berhenti sampai pasar Indonesia saja. Setelah Indonesia, kawasan Asia Tenggara adalah target kami berikutnya,” pungkasnya.

 

======================

Mirfagah Iqbal

=======================

 

FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia

Exit mobile version