youngster.id - Di era digital yang serba praktis seperti sekarangan, apapun bisa dilakukan secara online. Termasuk mengantri pun bisa dilakukan secara online. Misalnya, ketika seseorang ingin berobat ke rumah sakit, ia bisa mendaftar secara online melalui sebuah web site atau platform yang banyak tersedia.
Maklum, selama ini banyak dikeluhkan pasien yang harus mengantri sangat lama saat ingin melakukan pemerikasaan kesehatan.
Rupanya permasalahan itu ditangkap oleh Nadya Nazla Irzanti, yang menghadirkan layanan aplikasi kesehatan untuk mempermudah masyarakat yang ingin berobat ke rumah sakit dengan menciptakan platform bernama AntriDoc. Ini merupakan aplikasi yang dapat memepermudah pasien rawat jalan yang ingin berobat ke rumah sakit tanpa harus mengalami antrian panjang.
“Aplikasi AntriDoc ini dibuat untuk para pasien rawat jalan dan melakukan daftar maupun registrasi serta pengambilan nomor poliklinik secara online. Berdasarkan pengalaman, kami melihat banyaknya pasien yang mengantri dan harus menunggu berjam-berjam di rumah sakit. Mereka tidak mendapat kepastian berapa lama menunggu hingga bisa bertemu untuk berobat dengan dokternya,” jelas Nadya, Co-founder & Chief Technology Officer AntriDoc kepada youngster.id saat ditemui di Green Office Park 9 Serpong Tangerang Banten baru-baru ini.
Oleh karena itu, Nadya dan rekannya yang tergabung di Apple Developer Academy, memutuskan untuk menciptakan sesuatu yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama membantu pasien yang ingin berobat ke rumah sakit.
“Sebenarnya, orang yang mengantri itu kan kondisi tubuhnya tidak fit. Tujuan mereka datang untuk melakukan treatment dan mendapatkan obat dari dokter, tetapi mereka dituntut harus menunggu di ruang tunggu berjam-jam yang bikin bosan. Belum lagi ruang tunggu yang tidak nyaman maupun kursinya terbatas. Nah, melalui aplikasi AntriDoc ini kami ingin mempermudah pasien agar tidak lagi harus mengantri ketika ingin berobat ke rumah sakit,” jelas Nadya.
Menurut Nadya, dengan hadirnya platform ini semua orang bisa melakukan pendaftaran online ketika ingin memeriksakan diri di rumah sakit dengan mudah melalui aplikasi AntriDoc.
“Caranya cukup mudah, hanya dengan syarat memiliki akses internet maka siapaun bisa dengan mudah mendapatkan nomor antrian periksa di rumah sakit maupu dokter yang diinginkan,” jelasnya.
Riset & Interview
Diceritakan Nadya, proses pembuatan aplikasi AntriDoc ini cukup panjang. Banyak tahapan yang harus dilaluinya. Antara lain, dia dan teman-temannya mesti melakukan riset terlebih dulu, sebelum aplikasi ini dimunculkan ke masyarakat.
“Persiapan membuat aplikasi ini cukup panjang memakan waktu kurang lebih selama tiga bulan. Misal, dalam proses risetnya kami harus melakukan interview kepada setiap pasien yang memiliki pengalaman mengantri di rumah sakit. Kami juga terus melakukan development agar aplikasi ini maksimal hasilnya sesuai yang kami harapkan. Setelah melewati itu semua kami pun senang, akhirnya aplikasi ini bisa dengan mudah tampil dan dapat dirasakan oleh masyarakat,” papar Nadya.
Diakui Nadya, meskipun aplikasi AntriDoc baru enam bulan meluncur ke masyarakat, namun sudah ada dua rumah sakit yang telah bergabung dengan platform besutannya. Adapun dua rumah sakit itu adalah Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ) dan RSPH di Malang Jawa Timur. Sedangkan yang lainnya masih harus menunggu persetujuan dari rumah sakit untuk bergabung dan melakukan kerjasama dengan aplikasi AntriDoc.
“Sekarang baru tersedia dua rumah sakit yang baru bekerjasama dengan aplikasi kami. Sudah ada beberapa rumah sakit yang siap menyusul tetapi kami harus menunggu agreement dari pihak rumah sakit untuk bisa segera bergabung dengan kami,” klaim Nadya, yang menargetkan semua rumah sakit di Indonesia bisa tergabung dengan aplikasi AntriDoc.
Menurut Nadya, meski telah ada aplikasi layanan kesehatan sejenis sebelumnya, namun belum ada yang sesignifikan aplikasi AntriDoc yang benar-benar ingin mempermudah pasien dalam melakukan rawat jalan. Termasuk dalam memperoleh nomor antrian. Wajar jika hal ini menjadi keunggulan AntriDoc yang tak dimiliki oleh aplikasi lainnya.
“Sebenarnya aplikasi layanan kesehatan sejenis AntriDoc yang saya tahu memang belum ada yang sesiginifikan aplikasi kami. Makanya kami hadir di sini ingin benar-benar membantu para pasien terutama yang ingin sering bolak-balik ke rumah sakit punya penyakit kambuhan. Jadi ketika ada pasien yang menggunakan daftar melalui aplikasi AntriDoc ini mereka langsung mendapat nomor antrian secara realtime atau secara langsung. Selain itu, pasien dapat memilih sendiri jam praktek dokter yang diinginkan dan itu untuk satu hari aja. Kami belum bisa menyediakan booking yang besok-besok,” imbuhnya.
Kemudahan lain yang ditawarkan aplikasi ini adalah ketika ada masyarakat atau pasien yang menggunakan aplikasi ini mereka bisa menunggu di mana saja. Mereka juga bisa mendapat kepastian karena aplikasi akan memberitahukan informasi kira-kira si pasien dipanggil sekitar 30 menit lagi. Sebab, aplikasi AntriDoc ini sudah menggunakan teknologi mechine learning, sehingga bisa membuat estimasi waktu kapan si pasien akan dipanggil.
Pasien Rawat Jalan
Menurut Nadya, boleh dibilang hampir tak ada kendala berarti saat aplikasi AntriDoc mulai dibangun. Tantangan yang ada lebih pada saat ide aplikasi mucul mulai dari proses riset untuk mencari jaringan untuk melakukan wawancara dengan beberapa pasien hingga mengembangkan aplikasi menjadi besar untuk menemukan rumah sakit lain yang ada di Indonesia bisa bergabung di platform itu. Oleh karena itu, Nadya bersama timnya merasa yakin dengan kerja cerdas yang dilakukannya saat ini semua tantangan dan kendala tersebut dapat dilaluinya.
“Tantangan awal sih lebih pada proses riset, termasuk mencari channel untuk interview. Tetapi kalau sekarang tantangannya kami ingin mengembangkan ke rumah sakit lain yang ada di Indonesia dan mengenalkan ke masyarakat,” ujar Nadya.
Menyoal persaingan usaha di bidang layanan aplikasi kesehatan sejenis, Nadya cukup percaya diri dengan aplikasi besutannya. Sebab, inovasi dan estimasi waktu yang dimiliki aplikasi AntriDoc cukup dapat diandalkan untuk mengatasi persaingan usaha. Lebih dari itu, lanjut Nadya, pengembangan lain juga telah dipersiapkan tim AntriDoc untuk memenangkan dan meraih pasar di industri ini.
“Paling kalau menemukan persaingan usaha yang sama, kami masih memegang keunggulan estimasi waktu yang kami miliki tadi dari salah satu fitur yang tersedia di AntriDoc. Jadi kami masih benar-benar mengandalkan value yang kami miliki ini,” tegas putri pertama dari 4 bersaudara ini.
Menurut Nadya, sejatinya tujuan awal pengembangan AntriDoc ini untuk membantu mempermudah masyarakat yang sakit agar mendapat kepasatian nomor antrian ketika ingin berobak ke rumah sakit. Kendati begitu, untuk menjalankan roda bisnis AntriDoc, Nadya pun menerapkan model bisnis subcribtion (berlangganan). Selain itu, pendapatan juga diperoleh dari komisi kerja sama dengan pihak rumah sakit. Oleh karena itu, untuk rumah sakit yang telah melakukan agrement, pihaknya siap untuk memberikan pelatihan ke beberapa staf di rumah sakit tersebut agar dapat dengan mudah menggunakan aplikasi AntriDoc.
“Dengan model bisnis subcribtion yang kami miliki ini, nanti setelah kami agrement dengan pihak rumah sakit, kami mengirim dedicated team buat mengajari para staf yang ada di rumah sakit untuk menggunakan aplikasi kami. Karena di sini kami hadir nggak cuma dari pasien, tetapi juga di-handle oleh seorang admin. Nah terus yang kami dapat benefitnya dari kerja sama dengan rumah dan kam juga menghitung dari jumlah per pasien yang mengantri. Jadi kalau ada tambahan akan kena charge lagi. Kami menghitungnya per pasien nanti yang daftar dikenakan fee sebesar Rp 5000. Jadi bukan dari pasien yang bayar ya, tetapi kami dapat dari rumah sakitnya,” jelasnya.
Ke depan, Nadya berharap aplikasi yang dibuatnya itu bisa digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, dan banyak rumah sakit mulai mengimplementasikannya.
“Targetnya, sampai akhir tahun 2020 ini bisa ada 20 rumah sakit yang bekerja sama dengan kami. Saat ini aplikasi sudah tersedia di Apple Store, dan ke depannya di Android. Dan semoga kehadirannya banyak membantu masyarakat dan bisa dirasakan manfaatnya,” pungkas Nadya.
=========================
Nadya Nazla Irzanti
- Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta 18 Agustus 1998
- Pendidikan : Sarjana, Bisnis Informasi Teknologi, Binus University, Jakarta
- Usaha yang dikembangkan : Membuat aplikasi kesehatan
- Nama Aplikasi : AntriDoc
- Jabatan : Co-founder & Chief Technology Officer
- Mulai Usaha : Oktober 2019
- Jumlah Tim : 6 Orang
- Prestasi : Lulusan Apple Developer Academy 2019/2020
========================
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post