Rossabela Dwita : Hadirkan Platform Metode Belajar Yang Menyenangkan

Rossabela Dwita, Founder & CEO PT Cari Inovasi Teknologi (Fun Teacher Private) (Foto: Dok. Pribadi)

youngster.id - Salah satu sektor bisnis startup yang diprediksi akan meraup keuntungan besar di tengah berkembangnya pangsa pasar digital di Indonesia adalah edtech (education technology). Popularitas platform tersebut juga mengikuti tren digital yang berkembang di masyarakat. Belakangan pembelajaran jarak jauh telah membuat startup edutech semakin naik daun.

Saat ini, Ada sekitar 68 juta siswa dari tingkat prasekolah hingga perguruan tinggi yang membutuhkan teknologi untuk belajar. Bahkan secara global, kurang lebih 1,5 miliar siswa di 188 negara tidak dapat menghadiri kelas. Hal ini mendorong semakin banyak layanan berbasis TIK untuk penyediaan akses pendidikan lewat aktivitas belajar di rumah.

Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain and Company, aplikasi pendidikan di Asia Tenggara diunduh 20 juta kali sepanjang Januari-Agustus. Jumlahnya naik tiga kali lipat dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya enam juta.

Penggunaan edtech akan terus menjadi kebutuhan siswa di berbagai jenjang pendidikan. Keadaan ini mendorong sektor edtech berkembang pesat. Salah satunya adalah Fun Teacher Private, platform les privat yang menjaring guru privat dengan pengajaran berbasis online.

“Kami menerapkan metode belajar fun dengan teacher yang Fun. Setiap metode pembelajaran yang dibawakan oleh mitra pengajar kami benar-benar fun dan tidak membosankan sehingga siswa dapat menyerap pembelajaran yang diajarkan dengan baik tanpa rasa jenuh,” ungkap Rossabela Dwita, Founder & CEO Fun Teacher Private kepada youngster.id.

Menurut perempuan kelahiran Jakarta, 11 Oktober 1996 ini, ide pengembangan Fun Teacher Private berangkat dari pengalamannya sebagai pengajar les privat. Menurutnya, ternyata tidak mudah menjadi guru, apalagi ketika siswa mudah sekali bosan dalam belajar. Baru belajar 5 menit siswa sudah jenuh dan tidak fokus. Dari masalah itu, dia sadar perlu metode kreatif bagi guru untuk mengajar secara menyenangkan.

Setelah lulus kuliah, perempuan yang akrab disapa Bela ini memutuskan untuk membuat platform les privat dengan nama Fun Tutor Privat pada Oktober 2018. Melalui platform ini dia menjaring para tenaga pengajar yang terbaik se-Jabodetabek dan menyediakan berbagai program pengajaran mulai dari anak yang belum sekolah hingga SMA, SMK serta umum.

Bela menerangkan Fun Teacher Private akan melampirkan profil pengajar berkualitas yang sesuai dengan kriteria siswa maupun orang tua di website mereka. Beberapa pengajar yang diajukan juga dipilih berdasarkan dari lokasi terdekat dengan rumah siswa dan available dengan waktu yang diinginkan oleh siswa. Setelah itu siswa ataupun orang tua dapat memilih pengajar yang paling terbaik, selanjutnya pengajar akan menghubungi siswa dan datang ke rumah siswasesuai jadwal yang diminta oleh siswa untuk kegiatan pembelajaran atau untuk yang online menggunakan Zoom atau Google Meet.

“Kami menyediakan juga berbagai pilihan kurikulum yang dapat dipilih oleh siswa yang disesuaikan kurikulum di sekolahnya. Karena Fun Teacher Private berkomitmen untuk memberikan pengajaran terbaik dan menyenangkan agar murid dapat memahami materi dengan baik dan bisa mendapatkan prestasi yang lebih di sekolahnya,” kata Dwita.

 

Pengabdian

Hal yang mendorong Dwita membuka startup edtech ini juga berdasar pengamatannya melihat masih banyaknya para guru yang tidak memiliki metode yang betul-betul efektif dalam mengajar.

“Saya betul-betul mencintai dunia mengajar. Ini membuat saya ingin mendedikasikan waktu saya sepenuhnya untuk dunia pendidikan. Saya melihat banyaknya kesenjangan pendidikan yang terjadi, tidak meratanya kualitas guru yang ada di Indonesia dan masih banyaknya guru yang mengajar hanya sekedar mengajar tanpa tahu metode yang betul-betul efektif dalam mengajar,” ungkap Bela.

Alumni Universitas Matana, Gading Serpong, Tangerang ini terpanggil untuk memberikan pengajaran terbaik dan berkualitas. “Sejujurnya, awal saya mendirikan usaha ini benar-benar dari 0 Rupiah. Dengan kata lain modal saya hanya niat, tekad, dan waktu,” ujarnya.

Bela mengklaim, melakukan riset sejak 2016 untuk memutuskan serius meluncurkan platform edtech ini. Dia membangun branding di sosial media, khususnya Instagram, serta melakukan campaign marketing di beberapa platform di sosial media. Saat ini, akun Fun Teacher Private memiliki 20 ribu lebih pengikut dan memiliki 1.500 mitra pengajar.

Disebutkan Bela, pihaknya menerapkan metode profit sharing pada usaha rintisannya ini. “Jadi Fun Teacher Private akan mengambil sekitar 20 – 30 % dari harga les privat yang dibayar oleh siswa maupun orang tua siswa. Dengan begitu, setelah adanya siswa yang mendaftar dan melakukan les privat, Fun Teacher Private sudah bisa merasakan profit yang didapat dari sharing profit tersebut,” ungkapnya.

Tak sekadar menjaring pengajar, tetapi guru yang tergabung dalam platform Fun Teacher Private telah melalui proses kurasi. Mulai dari screening CV, interview dan micro teaching. “Kami juga mengajak para pengajar yang mengajar di Fun Teacher Private melakukan sharing session bersama best teacher yang terpilih lainnya, agar para pengajar bisa mendapatkan insight baru dalam mengajar dan menambah wawasannya,” katanya.

Dengan begitu, Bela menjamin orang tua maupun siswa tidak perlu khawatir atau meragukan kualitas pengajar yang akan mengajar. Diklaim Bela, hal ini menjadi keunggulan Fun Teacher Private dari les privat lainnya.

“Fun Teacher Private menerapkan proses kurasi sehingga pengajar kami benar-benar bekualitas. Selain itu, Fun Teacher Private juga selalu memberikan laporan belajar untuk orang tua setiap bulannya sehingga orang tua dapat melihat perkembangan belajar siswa sudah sejauh mana. Yang paling menarik Fun Teacher Private memiliki program semi private, jadi yang ingin belajar bersama teman-teman dengan maksimal 4 siswa bisa masuk ke dalam semi privat. Tentunya biaya akan menjadi lebih murah dan belajar pun tetap intens,” terangnya.

Bisnis yang diperkenalkan melalui media sosial seperti Instagram ini pun berkembang pesat. Saat ini sudah sekitar 4.000 pengguna mulai dari guru, siswa, hingga orangtua. Omzet yang diraih juga sudah sebesar Rp 100 juta per bulan.

“Kami membuka kelas dari usia 1,5 tahun hingga dewasa, dari preschool hingga umum. Biaya yang kami banderol dari mulai Rp 105.000 per pertemuan untuk kelas privat jenjang TK hingga Rp 207.000 per pertemuan untuk kelas privat jenjang SMA kurikulum internasional,” jelas Bela.

Selain itu, ada paket bulanan yang bisa disesuaikan dengan intensitas pertemuan yang diinginkan. Juga, ada kelas semi private dengan biaya layanan mulai Rp 150.000 per pertemuan untuk 2 siswa jenjang TK kurikulum nasional hingga Rp 414.000 per pertemuan untuk 4 siswa jenjang SMA.

Tak hanya itu, Fun Teacher Private juga menyediakan berbagai kurikulum yang disesuaikan dengan kurikulum sekolah, dari nasional, nasional plus/bilingual hingga internasional. Oleh karena itu, menurut Bela, pihaknya juga punya murid dari warga negara asing.

 

Berkat kerja keras Bela dan timnya, kini sudah sekitar 4.000 pengguna Fun Teacher Private, mulai dari guru, siswa, hingga orangtua. Omzet yang diraih juga sudah sebesar Rp 100 juta per bulan. (Foto: Dok. Pribadi)

 

Pandemi dan Optimis

Bela mengungkapkan optimis dengan usaha rintisannya itu. Menurutnya, selain masih memiliki pasar yang luas, ditambah lagi dengan pandemi saat ini, les privat menjadi salah satu alternatif bagi siswa maupun orang tua yang kesulitan melakukan belajar online dan memerlukan guru pendamping yang datang langsung ke rumah mereka.

“Peluang bisnis platform les privat sangat besar terutama ditengah pandemi saat ini. Les privat menjadi salah satu alternatif bagi siswa maupun orang tua yang kesulitan melakukan belajar online dan memerlukan guru pendamping. Semakin muda usia siswa semakin memerlukan interaksi langsung bersama guru, sehingga banyak orang tua siswa memutuskan untuk beralih ke homeschooling karena dirasa lebih aman dibandingkan sekolah biasa,” kata Bela.

Menurut Bela, les privat juga sangat dibutuhkan bagi siswa yang kesulitan belajar sendiri. Sebagai contoh, ada siswa yang cepat menangkap materi dan dia sudah paham materi tersebut namun harus m0enunggu teman-teman lainnya hingga paham materi, baru guru dapat melanjutkannya ke materi lain. Sebaliknya ada siswa yang lamban dalam mencerna materi, tetapi guru tetap melanjutkan materi sehingga dia tertinggal.

“Masalah ini dapat dipecahkan lewat les privat. Karena materi akan disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Inilah yang membuat setiap harinya banyak siswa membutuhkan guru les privat,” kata Bela.

Di sisi lain, platform ini juga membuka peluang bagi banyak tenaga pengajar. “Ini membuka peluang bagi mereka yang berusia 18 tahun hingga 45 tahun untuk mengajar selama dia memiliki pengalaman dan lolos seleksi. Mulai mahasiswa, karyawan swasta, guru honorer maupun guru sekolah bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan mengajar les privat. Selain itu, mereka juga mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru dalam memberikan pembelajaran yang efektif bagi para siswa,” ungkapnya.

Diakui Bela, selama bisnis ini berjalan, tentunya ada kendala yang dihadapinya. Mulai dari tidak adanya guru yang available di lokasi dan waktu yang diminta oleh siswa, sehingga butuh waktu untuk mencari guru yang sesuai. Selain itu, pernah juga ada pelanggan yang tidak melakukan pembayaran padahal sudah les privat. Atau guru yang meninggalkan tanggung jawab dan tidakdatang mengajar sesuai jadwal.

“Semua kendala itu menjadi pembelajaran bagi kami, sehingga membuat kami melakukan perubahan sistem,” ujarnya.

Di sisi lain, dia juga pernah mengalami masa sulit ketika layanan Fun Tutor miliknya diakui hak cipta oleh kompetitor. Karena kejadian itu, maka Bela mengubah nama Fun Tutor Private menjadi Fun Teacher Private.

Masa pandemi juga turut memukul bisnis ini. Menurut Bela, pihaknya kehilangan 90% murid di awal pandemi. Hingga akhirnya Bela berusaha bangkit dan membangun kepercayaan kepada para pelanggan. Dia menerapkan protokol kesehatan khusus, meningkatkan branding, serta marketing, sehingga akhirnya peningkatan siswa menjadi hampir 100%. “Kami membuat banyak gebrakan baru, sehingga akhirnya peminat les privat online di Fun Teacher Private kembali tumbuh,” ungkapnya.

Bela berharap bisnis rintisan ini dapat membantu mencerdaskan masyarakat. Dia mengklaim beberapa murid Fun Teacher Private yang berhasil masuk Perguruan Tinggi Negeri, dan sekolah favorit.

Saat ini Fun Teacher Private masih berbasis web. Akhir bulan nanti pendaftaran guru maupun murid, pemesanan guru, absensi kehadiran, report dan pembayaran dapat langsung diakses melalui dashboard web based tersebut. Semua akan berjalan secara otomatis, dan tim bisa fokus untuk pengembangan lainnya yakni strategi pemasaran dan juga peningkatan kualitas pengajar.

“Kami sedang persiapan juga untuk membuat Training Center untuk guru-guru kami. Kami harap dengan adanya Training Center ini target dapat menghadirkan 100 ribu guru berkualitas yang siap mengajar kapan saja dan dimana saja bisa tercapai, Dengan begitu Fun Teacher Private siap hadir di seluruh area Indonesia,” ucap Bela bersemangat.

Saat ini, lanjut Bela, les private offline juga telah berlangsung di Jabodetabek dan Bandung. Namun permintaan dari daerah-daerah lainnya sudah cukup banyak. Untuk itu Bela tengah mencari mitra yang dapat melengkapi dia di bidang teknologi. Dia juga membuka peluang investasi agar dapat menerapkan langkah ekspansi perusahaan.

“Harapan ke depannya saya bisa menemukan orang-orang terbaik dan membuka kesempatan bagi siapapun yang ingin berkolaborasi dengan kami. Sehingga Fun Teacher Private semakin dikenal luas lagi oleh masyarakat,” pungkasnya.

 

=====================

Rossabela Dwita

Prestasi :

======================

 

FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia

Exit mobile version