youngster.id - Pada situasi pandemi pembangunan dan aksesibilitas dari air bersih serta sanitasi menjadi prioritas, karena bagian dari membangun ketahanan dan imunitas. Sayangnya, ketersediaan air bersih dan sanitasi masih menjadi problematika klasik di negeri ini. Belakangan sejumlah startup mulai terlibat untuk mencari solusi atas masalah ini.
Perserikatan Bangsa Bangsa melalui Resolusi Nomor 64/292 Tahun 2010 menyatakan secara eksplisit bahwa hak atas air dan sanitasi adalah bagian dari hak asasi manusia. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia.
Data Kementerian Kesehatan (2020) menyebutkan bahwa setidaknya terdapat 8,6 juta rumah tangga Indonesia yang masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Padahal, perilaku BABS dan konsumsi air tidak layak minum dapat menjadi faktor pendorong dalam penurunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Menurut World Health Organisation (WHO), Indonesia menempati peringkat ketiga negara yang memiliki sanitasi terburuk/tidak layak pada 2017, sementara peringkat pertama ditempati India dan peringkat kedua Tiongkok.
Tentu saja ini bukan suatu prestasi yang membanggakan mengingat sebenarnya program peningkatan sanitasi layak bagi masyarakat Indonesia sudah dimulai sejak pencanangan Millennium Development Goals (MDGs) pada 2000. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS, di perkotaan rumah tangga bersanitasi layak sebanyak 80,67%, sedangkan di perdesaan hanya 53,43% rumah tangga yang bersanitasi layak.
Laju peningkatan perbaikan sanitasi masyarakat perdesaan lebih lambat bila dibandingkan perkotaan karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat perdesaan tentang pentingnya sanitasi yang bersih dan sehat serta akses fasilitas sanitasi yang belum memadai.
Untuk membantu mengatasi masalah ini, Rudy Wahyu Perdana dan rekan-rekannya membangun startup yang dikenal dengan nama Jamban.id. Bisnis yang didirikan sejak tahun 2019 lalu untuk memberikan kemudahan akses sanitasi. Khususnya toilet umum yang bersih, sehat aman dan nyaman kepada masyarakat, terutama di public area.
“Jamban adalah perusahaan sanitasi pertama di Indonesia yang berfokus pada toilet umum. Kami menyediakan fasilitas toilet umum yang bersih sehat aman dan didukung oleh teknologi berbasis aplikasi mobile yang sangat mudah untuk digunakan,” papar Rudy kepada youngster.id.
Aplikasi berbasis teknologi ini, diakui Rudy, berangkat dari pengalaman dirinya dan rekan-rekannya yang hobi traveling ke berbagai daerah. Dalam perjalanan dia kerap menemui banyak orang yang kesulitan menemukan toilet di area umum. Kalaupun ada jauh dari standar kesehatan.
Atas dasar itulah, platform dengan nama Jamban.id pun dihadirkan untuk memberikan solusi untuk masyarakat dalam bentuk software dan hardware yang terintegrasi secara realtime.
“Kami memutuskan untuk mencoba mengawali memberikan solusi yang nyata dengan langsung turun ke lapangan dengan menciptakan platform Jamban,“ kata Rudy.
Software dan Hardware
Aplikasi Jamban.id dimulai dengan riset permasalahan toilet umum yang dihadapi milenial di Jabodetabek. Didapati ada 91,4% milenial yang merasa kesulitan mendapatkan akses toilet bersih. Area pasar, taman, terminal, pelabuhan dan tempat wisata menjadi lokasi yang paling dihindari oleh milenial.
Permasalahan ini yang coba dipecahkan dengan menghadirkan aplikasi Jamban.id pada 2019. “Salah satu infrastruktur penting dalam tempat publik adalah ketersediaan toilet yang memadai, sehingga pengunjung dapat merasa aman dan nyaman. Selain itu, kami memiliki keyakinan generasi milenial memiliki kepedulian tinggi terhadap kesehatan, sehingga keputusan untuk datang ke daerah wisata maupun tempat publik dipengaruhi oleh kondisi toilet yang ada,” ungkapnya.
Rudy dan teman-temannya menjadikan Jamban.id sebagai solusi berupa software dan hardware. Dari sisi software, mereka mengembangkan platform yang terintegtrasi secara realtime. Yaitu berupa aplikasi untuk pengguna toilet (aplikasi jamban), dashboard monitoring untuk pemilik/pengelola toilet umum, dan aplikasi untuk petugas kebersihan toilet (aplikasi Janipro).
Sedang dari sisi hardware, Jamban.id membangun dan atau merenovasi toilet umum sesuai dengan standar yang ditentukan oleh Asosiasi Toilet Indonesia (ATI). “Untuk itu semua modal awal yang dikeluarkan sekitar Rp800 juta,”ujarnya.
Platform ini diperkenalkan ke khalayak pertama kali di kawasan Wisata Taman Sari, Yogyakarta. “Kami ingin mempermudah masyarakat untuk mendapatkan akses toilet yang bersih dan baik. Ditambah, saat ini sudah banyak masyarakat yang aware dengan teknologi khususnya milenial, yang dengan mudah dapat mengakses Jamban dengan gadget yang mereka gunakan,” tutur lelaki kelahiran Bojonegoro, 13 Juli 1986.
Selanjutnya mereka pun berkolaborasi dengan sektor pemerintahan, institusi pendidikan dan beberapa perusahaan serta komunitas. Menurut Rudy, sejauh ini Jamban.id telah bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat (B2G), Jasa Marga Related Business (B2B), dan berbagai stakeholder lainnya.
Alhasil, cara yang dilakukan selama ini melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, Jamban.id telah berhasil melayani sekitar 1 juta pengguna.
Model Bisnis
Rudy mengungkapkan model bisnis yang dijalankan Jamban.id selama ini dalam bentuk business to business to consumer (B2B2C), dimana produk Jamban ini dapat digunakan oleh konsumen baik perorangan maupun perusahaan.
“Kami mengintegrasikan fitur-fitur terbaik dari startup-startup di dunia yang bergerak di bidang sanitasi dalam satu platform yang saling terintegrasi secara realtime. Sehingga apa yang kami lakukan ini bisa dibilang hal inilah yang membedakan dan menjadi keunggulan startup kami dari usaha sejenisnya,” ungkap Rudy.
Sementara untuk memonetisasi usaha rintisan ini agar terus berkembang dan berkelanjutan, ada beberapa cara yang dilakukan. “Kami me-monetize dengan berbagai revenue stream, mulai dari ticketing biaya masuk fasilitas toilet, biaya langganan sistem monitoring, vending machine dan spot iklan di titik toilet. Setiap toilet kami mampu melayani 300 sampai dengan 700 pengguna per hari,” ungkap Rudy.
Di sisi lain, Rudy menekankan ada hal yang lebih penting ketika dibanding keuntungan material yang didapat dari usaha rintisan ini. Hadirnya Jamban.id selain dapat mempermudah masayarakat untuk mendapatkan akses toilet yang bersih dan baik, juga dalam menjaga kesehatan bagi lingkungan sekitar.
“Tantangan tentu saja cukup banyak dari sisi kesadaran masyarakat tentang sanitasi ditambah dengan pandemi yang terjadi saat ini. Oleh sebab itu, kami berusaha selalu merangkul dan berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, karena kami percaya kolaborasi sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah sanitasi di Indonesia. Dan cara ini juga biasa kami lakukan ketika usaha ini menemui persaingan usaha yang sama,” kata Rudy.
Menurut Rudy, pendekatan sosial dengan cara merangkul berbagai komunitas serta melakukan kegiatan kolaborasi merupakan cara yang biasa dilakukan oleh tim di Jamban,id agar usaha semakin dikenal luas.
“Untuk lebih memperkenalkan usaha ini ke masyarakat, tentunya kami juga merangkul komunitas milenial salah satunya, dan hal yang biasa kami lakukan di sini dengan cara berkolaborasi sama mereka,” katanya lagi.
Tahun 2020 merupakan tahun yang berat akibat pandemi Covid-19. Perubahan kondisi masyarakat dan regulasi yang ada membawa dampak besar bagi bisnis Jamban.id. “Kami mencoba melihat dari sisi positif dengan mengembangkan inovasi produk dan fitur-fitur baru baik pada software maupun hardware. Di awal tahun memang cukup berat, namun sejak akhir tahun 2020 banyak perubahan positif yang terjadi bagi bisnis Jamban,” ucapnya.
Kini di tahun 2021 Rudy dan tim siap melebarkan bisnis. “Kami akan melakukan ekspansi ke sejumlah public area, rest area dan tempat wisata. Kami menargetkan dalam tiga tahun ke depan akan bisa menyediakan 1.500 titik jamban di Indonesia, bahkan akan menjajal pasar di sejumlah negara,” ungkap Rudy.
“Kami sangat optimis, apalagi mengingat kondisi pandemi saat ini, bahwa sanitasi yang baik penting untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu, dari sektor pemerintahan dan perusahaan sudah semakin banyak yang tertarik untuk mengajak berkolaborasi dengan Jamban untuk meningkatkan kualitas layanan sanitasi di Indonesia,” pungkasnya.
===================
Rudy Wahyu Perdana
- Tempat Tanggal Lahir : Bojonegoro, 13 Juli 1986
- Pendidikan Terakhir : Magister Kedokteran Kerja UI dan MBA SBM ITB
- Usaha yang dikembangkan : Membuat platform dan bangunan fisik toilet umum
- Nama Usaha : Jamban.id
- Mulai Usaha : Desember 2019
- Jabatan : CEO dan Co-founder
- Jumlah Pengguna : sekitar 1 juta
===================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post