youngster.id - Tahun 2017, menjadi awal baru bagi pelaku usaha e-commerce Blanja.com. Pasalnya Blanja.com melakukan beberapa perubahan strategi. Termasuk menampilkan logo dan fitur-fitur terbaru di website-nya. Tampaknya, 2017 juga bakal menjadi tahun “tancap gas” bagi marketplace online milik BUMN ini.
Ya, meski telah muncul di publik sejak 8 Desember 2014, e-commerce Indonesia ini memang terkesan kurang agresif menembus pasar bisnis online. Namun perubahan wajah Blanja.com, dengan logo baru dan tagline ‘BLANJA Tanpa Batas’ seakan menepis semua itu.
Tahun lalu transaksi Blanja sekitar US$100 juta. Tahun ini, ditargetkan menjadi US$150 juta. Begitu juga dengan peningkatan pengguna, di mana pengguna Blanja saat ini yang terdaftar, masih di atas satu juta. Bahkan perusahaan patungan (joint venture) antara Telkom dengan eBay ini berani mengklaim kalau mereka menjadi e-commerce yang memiliki lebih dari 500 juta produk.
Mereka juga belakangan mulai menggerakan retail dan pelaku usaha kecil menengah di seluruh pelosok Indonesia. Saat ini, Blanja.com menjadi “rumah” bagi 118 UKM (Usaha Kecil dan Menengah) binaan BUMN. Di luar itu juga ada lebih dari 15 ribu penjual yang ikut serta di platform Blanja.com.
Blanja.com telah menjelma menjadi e-commerce andalan bagi produk lansiran UKM untuk menuju perekonomian global berbasis digital.
Seperti apa upaya dan strategi Blanja.com untuk mendukung perkembangan dunia kewirausahaan di Indonesia, khususnya bagi kalangan UKM? Wartawan Youngsters.id Stevy Widia dan Fahrul Anwar berkesempatan melakukan wawancara secara khusus dengan CEO Blanja.com (PT Metraplasa) Aulia Ersyah Marinto, di sela-sela gelaran Indonesia e-Commerce Summit and Expo (IESE) 2017 di ICE BSD, Tangerang Selatan. Berikut petikan wawancaranya:
Menurut Anda, bagaimana perkembangan industri e-commerce Indonesia?
Industri e-commerce Indonesia berkembang pesat dalam lima tahun terakhir, seiring pertumbuhan elemen-elemen yang mendukung e-commerce. Contohnya adalah akses internet, kemudian pengguna smartphone, lalu berkembangnya teknologi yang mendukung layanan berbasis digital ataupun e-commerce, dan keterbukaan dari perdagangan.
Elemen-elemen itu yang membuat industri ini bertumbuh. Pada sepuluh tahun terakhir sudah ada pemain yang muncul, sehingga makin marak. Lalu dalam lima tahun terakhir masuknya pendanaan-pendanaan yang kemudian membiayai mereka untuk tumbuh lebih pesat.
Kami pun melihat bahwa (pasar) Indonesia sangat potensial. Mulai dari jumlah populasi, peningkatan middle class, pertumbuhan konsumen, dan pertumbuhan ekonomi yang bagus di region. Selain itu, pesatnya pertumbuhan industri ini, mulai dari ekosistem, baik player-nya, pendukungnya, maupun dari mereka yang memberi input agar industri ini semakin besar.
Bagaimana posisi Blanja.com di tengah ekosistem industri digital?
Blanja.com adalah anak usaha Telkom yang menjalin joint venture dengan e-Bay. Jadi yang dibangun marketplace adalah ekosistem. Kami tidak memilih barang apa yang akan dijual, siapa yang jual, atau juga buyer mana yang dituju.
Kami membangun ekosistem dengan cara kolaborasi, yang menjadi kekuatan dari sebuah marketplace. Nah, Blanja.com memilih marketplace karena kami tahu Indonesia itu potensinya besar sekali. Dan kami bukan pemain yang ingin hadir hanya 5 tahun lalu menghilang. Ini adalah komitmen jangka panjang dari Blanja.com.
Ibarat sebuah mal, semuanya ada. Dia (konsumen) bisa menemukan apa pun di situ. Orang berbelanja karena kebutuhan, kami menghadirkan kebutuhan itu (dengan menghadirkan beragam produk).
Mengapa Blanja.com terkesan lambat dan tidak agresif ditengah tren e-commerce?
Kami bukan pemain yang ingin hadir hanya 5 tahun lalu menghilang. Dalam kurun waktu dua tahun, begitu banyak momentum strategis Blanja.com. Di antaranya adalah penetapan Blanja.com sebagai e-commerce BUMN oleh Kementerian Negara BUMN melalui Program Rumah Kreatif BUMN (RKB) di mana Blanja.com menjadi platform e-commerce marketplace bagi produk 118 BUMN dan produk UKM binaannya. Ini merupakan sinergi strategis untuk membawa produk asli Indonesia menembus pasar nasional dan internasional.
Jadi Blanja.com memilih strategi pada 2015 adalah di samping memperkenalkan diri ke pasar, kami fokus membangun fondasi. Kemudian di 2016 perlahan kami lakukan aktivitas marketing. Di sisi lain, fondasi tadi tetap kami persiapkan untuk menampung animo yang datang, baik itu mitra seller maupun pembeli.
Ini bisnis jangka panjang, kami tidak (mau) terburu-buru untuk genjot, nanti kehabisan nafas. Jadi kami secara sadar memilih strategi untuk tidak agresif. Kami siapkan fondasi. Dan dua tahun terakhir ini, Blanja.com mencapai performansi yang diharapkan. Saat ini kami mulai membangun langkah berikutnya.
Lalu apa yang menyebabkan Blanja.com melakukan perubahan penampilan maupun strategi pemasaran?
Market semakin kompetitif, karena itu Blanja.com harus hadir dengan fondasi bisnis yang kuat dan mampu memberikan penawaran unik dan berbeda agar bisa menjadi yang terdepan di industri e-commerce Indonesia.
Tahun 2017 adalah saatnya tekan gas. Maka kami hadir dimana-mana. Ada TVC, buat PR dan marketing sibuk. Masyarakat Blanja sekarang sudah mulai tekan gas dalam. Dengan begitu kami ubah tampilan website, juga mengubah approach marketing. Kalau mau buka official strore, kami punya custome store. Komitmen untuk promotion.
Apa keunggulan Blanja.com dibandingkan e-commerce lain di Indonesia?
Blanja.com memiliki unique value proposition. Pertama, kami dimiliki oleh Telkom Group yang memayungi operator terbesar di Indonesia, Telkomsel. Dan itu merupakan aset dari Blanja.com yang bisa kami leverage.
Kedua adalah e-Bay sebagai shareholder kami yang memberikan expertise di teknologi dan pengalaman yang sudah puluhan tahun berkecimpung di industri ini.
Ketiga, kami menjadi platform e-commerce BUMN dengan misi membangun digital economy melalui pemberdayaan UKM. Itu merupakan langkah besar dan strategis bagi Blanja.com.
Dari semua itu, Blanja.com fokus pada pengembangkan UKM. Program apa yang akan dilakukan Blanja.com bagi UKM?
Kami akan terus mengajak lebih banyak lagi pelaku-pelaku UKM, khususnya UKM yang menjadi mitra binaan BUMN karena platform e-commerce bisa menjadi jembatan bagi mereka untuk bersaing secara global.
Selain itu kami juga dipercaya untuk memberikan pelatihan dan pendampingan secara berkesinambungan kepada mitra binaan UKM BUMN. Kami juga bermitra dengan Kemenperin untuk mengembangkan pasar IKM berbasis ekonomi digital.
Melalui inisiatif ini, harapannya akan terbangunlah suatu proses menemukan industri kecil dan menengah yang berkualitas, untuk menembus pasar nasional dan kelak pasar internasional.
Tantangan terbesar apa yang dihadapi Blanja terkait dengan pelaku UKM, UMKM dan IKM?
Ini bukan perjalanan satu tahun. Bagaimana kami membawa UKM, UMKM dan IKM serta produk-produk Indonesia ke Blanja.com, sehingga kelak siapa pun yang ingin mendapatkan produk UKM berkualitas dari Indonesia dia akan bisa melihat dan membelinya langsung di Blanja.com.
Saat ini kami bermitra dengan lebih dari 15.000 wirausaha dari UMKM dan pemilik merek untuk menghadirkan lebih dari 500 juta produk sekaligus akses yang membawa produk retail unggulan UMKM di seluruh Indonesia ke pasar internasional.
Dari semua itu apa yang menjadi tujuan Blanja.com?
Memberikan nilai tambah serta kontribusi guna memperkuat ekosistem e-commerce adalah komitmen kami. Perubahan yang kami lakukan juga adalah untuk menjawab dinamika pasar. Kami juga mau mencari solusi bagi program RKB BUMN dan mempersiapkan pelatihan dan pendampingan secara berkesinambungan kepada mitra binaan UKM BUMN tersebut.
Melalui inisiatif ini, harapannya akan terbangunlah suatu proses menemukan industri kecil dan menengah yang berkualitas, untuk menembus pasar nasional dan kelak pasar internasional. Dengan begitu, Blanja.com bisa menjadi biggest supermall e-commerce di Indonesia.
Discussion about this post