youngster.id - Generasi muda saat ini telah berada di era perkembangan teknologi yang berkembang pesat. Teknologi maju seperti Big Data, Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) telah mengubah cara kita bermain, belajar, dan bekerja. Untuk itu dibutuhkan transfer ilmu pengetahuan tentang teknologi, inovasi, nilai-nilai korpoerasi dan kearifan lokal yang berwawasan global.
Berangkat dari hal itu, perusahaan penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Huawei menggelar program “Seed for the Future”. Program ini merupakan bagian dari tanggung jawab korporasi melalui program SmartGen. Muara dari program ini dilakukan Huawei untuk menjembatani pengetahuan yang didapat oleh para mahasiswa di perguruan tinggi dengan kebutuhan industri TIK. Untuk itu, Huawei bekerja sama dengan tujuh perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.
Sejatinya, program “Seeds for the Future” ini sudah diinisiasi sejak tahun 2008, dan di Indonesia sendiri mulai dilakukan sejak tahun 2013. Program ini memberikan pelatihan kepada para mahasiswa pilihan selama dua minggu di kantor pusat Huawei di Beijing dan Shenzen. Tahun ini sebanyak 10 mahasiswa telah diberangkatkan, 25 Agustus – 7 September 2018.
“Huawei bertujuan untuk mendorong kesiapan generasi muda untuk berkompetisi di dunia kerja dengan persaingan global yang ketat. Ini merupakan komitmen dari Huawei dalam menyiapkan SDM berkompetensi tinggi dan dapat diandalkan untuk mengantisipasi dinamika di dunia TIK,” kata Selina Wen,Vice President Public Affairs and Communication Huawei Indonesia kepada youngters.id belum lama ini di Jakarta.
Seperti apa program “Seeds for the Future” ini? Wartawan youngster.id, Stevy Widia, berkesempatan melakukan wawancara khusus dengan Selina, yang didampingi Panji Pratama, Public Relation Manager Public Affairs and Communication Huawei Indonesia. Berikut petikan wawancaranya :
Apa yang melatarbelakangi Huawei menggelar program pengembangan TIK khusus bagi mahasiswa?
Perkembangan teknologi suatu negara bergantung pada SDM yang berkualitas tinggi. Sebagai ICT enabler, kami sangat percaya akan pentingnya transfer ilmu pengetahuan melalui program pelatihan untuk melahirkan generasi muda Indonesia yang menjanjikan. Untuk itu Huawei menggelar progam SmartGen untuk menjembatani pengetahuan yang didapatkan oleh mahasiswa di perguruan tinggi dengan kebutuhan industri TIK. Huawei memiliki tujuan untuk mendorong kesiapan generasi muda Indonesia dalam berkompetisi di dunia kerja dengan persaingan global yang ketat.
Program Huawei ini melibatkan siapa saja dan kegiatannya mencakup apa saja?
Dalam menginisiasi program SmartGen, Huawei bekerja sama dengan tujuh universitas di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Diponogoro (Undip), Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Telkom, dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
Melalui program ini, mahasiswa akan mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi mengikuti Tech Day atau kunjungan universitas untuk berbagi pengetahuan mengenai teknologi terkini di industri TIK. Lalu, diundang mengunjungi Huawei Customer Solution Innovation and Integration Experience Center (CSIS) di Jakarta dan belajar langsung dari tenaga ahli Huawei. Selain itu, Huawei juga akan membantu universitas untuk mengembangkan inisiatif Smart Campus dengan dukungan tenaga ahli. Kemudian ada program “Seeds for the Future”.
Apa kekhususan dari program Seeds for the Future?
Program ini juga merupakan komitmen kami dalam menyiapkan SDM berkompetensi tinggi dan siap untuk diandalkan dalam mengantisipasi dinamika di dunia TIK. Termasuk revolusi industri 4.0 yang tidak lama lagi diyakini oleh banyak pihak akan membawa perubahan besar. Khusus di Indonesia, “Seeds for the Future” juga menjadi bentuk respon kami terhadap kebutuhan dunia pendidikan dalam melahirkan lulusan-lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Apakah program ini hanya khusus di Indonesia?
Perusahaan kami beroperasi di 170 negara di seluruh dunia, tetapi program ini hanya ada di 83 negara. Hal itu karena program ini hanya ditawarkan ke negara yang dinilai mampu dan memiliki SDM yang kompeten. Jadi tidak semua negara bisa berpartisipasi. Ada berbagai kriteria yang harus dipenuhi. Yang membanggakan Indonesia merupakan salah satu peserta pertama dari program ini.
Syarat bagi para mahasiswa untuk dapat mengikuti program ini?
Kami memang memilih 10 mahasiswa dari perguruan tinggi yang telah bekerjasama dengan kami. Syaratnya, mahasiswa ini sudah berada di tahun kedua dengan kualifikasi akademik IPK minimal 3,5. Namun, syarat yang tak kalah penting adalah mereka harus mengirimkan essay dan video presentasi sepanjang dua menit mengenai alasan mereka ingin bergabung dalam program Seeds for the Future. Kedua hal ini menjadi penilaian terbesar dalam proses seleksi, sehingga hasilnya berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Apakah program ini belum terbuka secara luas untuk pergurutan tinggi di seluruh Indonesia?
Kami sangat ingin bekerjasama dengan semua universitas, namun saat ini kami masih berkomitmen dengan tujuh perguruan tinggi yang sudah bekerjasama di SmartGen. Karena kami ingin mendorong mereka dialog antara industri dan kampus berjalan dengan baik. Ke depan tidak menutup kemungkinan akan membuka lebih luas lagi.
Kegiatan apa yang berlangsung selama Seeds for the Future?
Mereka di sana mengikuti program semi-pemagangan dan bimbingan tentang teknologi dan inovasi terbaru di dunia TIK. Para peserta akan dibekali pengetahuan mengenai perkembangan terbaru dari teknologi jaringan 3G/4G/5G, komputasi awan, IoT, hingga jaringan yang cerdas.
Selain itu mereka juga mendapatkan kesempatan untuk menjelajahi kota yang menjadi representasi kemajuan Tiongkok modern serta mempelajari budaya Tiongkok dan filosofinya.
Sebagai tambahan, para mahasiswa dari Indonesia juga berkesempatan untuk mulai belajar membangun jejaring internasional karena mereka akan bertemu dengan para peserta dari Negara-negara lain.
Jumlah total peserta yang ikut serta dalam program Seeds for the Future?
Awalnya kami mulai dengan 15 orang, sekarang sudah ada 85 alumni dari enam batch yang sudah berjalan. Yang terbaru ada 10 orang yang terpilih untuk mengikuti serangkaian program di Beijing dan Shenzen. Mereka akan mendapat Certificate Program System.
Selain program ini, masih adakah program Huawei yang lain yang terkait dengan pengembangan SDM di Indonesia?
Tahun ini kami juga menggelar Huawei Tech Day. Program ini seperti seminar dan update teknologi, termasuk program sertifikasi. Selain itu, kami juga tidak hanya melakukan kegiatan untuk mahasiswa, tetapi juga untuk jenjang SMK. Kami tengah melakuan pelatihan yang menargetkan 1.000 siswa SMK yang berlangsung dari Januari hingga September 2018 ini. Saat ini sudah ada 700 siswa yang terjaring dalam pelatihan ini. Kami bekerjasama dengan 12 SMK yang fokus di TIK. Dan sudah ada 500 siswa yang mendapatkan sertifikasi.
Ada juga program kerja sama dengan komunitas muslim. Karena kami melihat siswa di pesantren dan madrasah masih banyak yang belum tersentuh dengan perkembangan TIK. Kami ingin menggandeng mereka dan memberikan pengetahuan tentang TIK. Program ini diluncurkan Mei 2018. Kami bekerjasama dengan LP Ma’arif dari NU yang memiliki jaringan sekolah yang luas di seluruh Indonesia. Karena keterbatasan trainer baru dimulai di Jabodetabek. Pelatihan setiap bulan melibatkan 50 siswa.
Apa yang menjadi target dan harapan Huawei dari semua program SmartGen ini?
Kami pada intinya ingin dapat berkontribusi dalam berbagi pengetahuan yang terbaru dengan teknologi. Karena industri TIK itu tidak bisa satu perusahaan maju sendiri. Kami ingin membangun eksosistem yang sustainable. Apalagi teknologi berkembang sangat pesat, dan itu harus dapat dikejar. Melalui program SmartGen, otomatis industri bertumbuh, ekosistem bertumbuh. Dan terutama generasi muda dapat memiliki akses terhadap teknologi TIK terbaru dan dapat menjadi kekuatan untuk mengembangkan ekonomi digital Indonesia, serta meningkatkan daya saing Indonesia di masa depan. (SW)