youngster.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyampaikan bahwa industri makanan dan minuman termasuk makanan ringan (camilan) memiliki potensi yang sangat besar. Sepanjang tahun 2023, pasar makanan ringan di Indonesia bernilai US$ 3,7 miliar dan diperkirakan terus tumbuh dengan rata-rata sekitar 8,13% per tahun.Selain itu pada tahun 2024, sektor industri ini telah menyerap sebanyak 6,27 juta tenaga kerja.
Permintaan domestik yang tinggi mendorong para pelaku industri makanan ringan berinovasi dan melahirkan beragam produk. Potensi ini mendorong Ahmad Adi Sudrajat membuat produk Makaroni SOS, brand camilan lokal asal Krian, Sidoarja.
Pemuda berusia 23 tahun ini mengaku sudah mulai berbisnis sejak SMA. Awalnya mulai dari gantungan kunci hingga kemudian ketika kuliah dia mulai menawarkan aneka jajanan di kampus. Ketika datang pandemi Covid-19, dan semua kegiatan harus dilakukan di rumah lahirlah ide untuk membuat usaha snack rumahan dari makaroni.
“Kami belajar banyak hal secara otodidak dari segi produksi, kemasan, hingga melayani pelanggan. Kami juga melakukan inovasi. Makaroni pedas, misalnya, sudah lama jadi camilan favorit. Dengan perhatian yang lebih ke kualitas, rasa, pengemasan, dan konsistensi pelayanan, kita bisa membuat makaroni pedas menjadi produk yang dipercaya dan terus dicari,” jelas Ahmad dikutip dari keterangan pers Selasa (22/7/2027).
Ahmad menyadari industri snack makaroni bukanlah pasar yang sepi pesaing. Namun, Makaroni SOS berhasil membangun daya tarik tersendiri lewat cita rasa yang khas dan kualitas produk yang terjaga. Berbagai varian dihadirkan untuk menjawab selera konsumen, mulai dari makaroni kering, makaroni mekar, hingga makaroni bumbu basah yang tengah populer. Semua diproduksi dengan bahan baku berkualitas dan dikemas secara higienis menggunakan standar food grade.
“Yang membedakan, Makaroni SOS tak sekadar menjual camilan, tapi juga menjaga kepercayaan konsumen melalui kualitas, pengemasan yang aman, dan pelayanan yang cepat,” katanya. Bahkan, Ahmad dan tim juga bekerja sama dengan UMKM sekitar untuk mendukung proses produksi, dengan tetap menerapkan standar kontrol kualitas yang ketat.
Akses Pasar
Selain itu, Ahmad juga ingin menunjukkan bahwa lokasi bukanlah batasan untuk berkarya. Meski berasal dari kota kecil seperti Krian di Sidoarjo, ia yakin produknya dapat diterima pasar yang luas. Karena itu pada tahun 2021 dia bermitra dengan marketplace Shopee.
Platform ini membuka akses pasar yang lebih luas dan mempertemukan produk rumahan mereka dengan konsumen dari berbagai daerah.
“Dari sejak awal kami bergabung, platform Shopee sangat membantu kami yang mengembangkan usaha dari nol. Rasanya seperti ditemani di setiap tahap perjalanan, mulai dari handling pesanan, menjaga rating, sampai memahami apa yang dibutuhkan konsumen hari ini. Dukungan ini membantu kami fokus pada hal penting lainnya, seperti menjaga kualitas, menjaga kepercayaan pelanggan, dan menciptakan produk yang relevan untuk pasar yang terus berkembang,” katanya.
Tak hanya itu, Makaroni SOS juga terus melakukan peningkatan layanan dan mengikuti , berbagai program untuk terus upgrade pengetahuan tentang cara berjualan di Shopee. Yang semula 1 sampai 5 pesanan per hari, meningkat menjadi 50 pesanan per hari. Peningkatan pesanan tersebut juga mendorong Makaroni SOS untuk menyerap lebih banyak karyawan, termasuk warga di area sekitarnya.Saat ini, Makaroni SOS bahkan mampu menerima hingga lebih dari 10.000 pesanan setiap harinya.
Menurut Ahmad, selama Makaroni SOS berjualan di Shopee, Makaroni SOS selalu merasakan pertumbuhan omzet dari tahun ke tahun. Peningkatan yang dialami dirasakan setiap tahunnya, termasuk dari sisi tenaga kerja yang awalnya hanya kurang dari 5 orang, kini sudah berkembang menjadi sekitar 30 karyawan. Makaroni SOS juga aktif menggunakan berbagai fitur Shopee untuk mendukung operasional, seperti Shopee Live, Shopee Video, Affiliate Marketing, dan berbagai fitur lainnya yang membantu pekerjaan harian tim.
Sejak 2023, Ahmad mengungkapkan, telah memanfaatkan Shopee Live untuk berinteraksi langsung dengan konsumen dan menjelaskan produk secara real-time. Kini, fitur tersebut menyumbang hingga 30% dari total penjualan harian, membuktikan efektivitasnya dalam membangun kepercayaan konsumen dan mendorong keputusan untuk pembelian.
Di samping itu, Shopee juga berhasil menghadirkan trafik dan sistem yang mendukung pertumbuhan pesanan Makaroni SOS dari waktu ke waktu. Salah satu momentum besar terjadi saat kampanye Ramadan 2025, dimana Makaroni SOS mengalami lonjakan pesanan hingga 4 kali lipat dibandingkan hari biasa.
Ahmad merespon lonjakan tersebut dengan mengimplementasikan strategi khusus, yaitu memfokuskan penjualan pada jajanan yang cocok untuk momen kumpul keluarga, menambah jumlah kru produksi hingga dua kali lipat, serta mengatur ulang manajemen produksi agar semua pesanan bisa ditangani secara tepat waktu dan tetap berkualitas.
“Ke depannya, kami ingin membawa Makaroni SOS melangkah lebih jauh menjangkau pasar di seluruh Indonesia, memperluas varian produk, hingga membawa cita rasa gurih dan pedas khas Indonesia menembus pasar global,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post