youngster.id - Bagi sebagian orang fesyen telah menjadi pernyataan yang sangat pribadi. Karena itu, penampilan mereka menginginkan gaya yang berbeda dari orang lain. Hal ini mendorong lahirnya tren fesyen baru, salah satunya adalah custom ilustrasi.
Ilustrasi telah memainkan peran penting dalam mode. Fashion illustration adalah karya seni dimana fesyen dijelaskan dan dikomunikasikan. Biasanya fashion illustrator bekerja untuk majalah, buku, advertising dan media lain yang menggarap fashion campaign.
Belakangan ternyata banyak karya fashion illustration tampil dalam bentuk produk fesyen. Seperti yang dilakukan oleh Fauzia Irva Lestari dengan brand @OH.IRV. Kecintaanya pada dunia gambar ilustrasi dituangkan pada produk fesyen seperti jaket, vest, kaos, masker hingga tas.
“Pada dasarnya saya hanya melakukan apa yang saya suka, karena saya suka seni, itulah alasan utama mengapa saya mengambil jurusan design fashion. Dan saya berharap semua orang bisa merasakan cinta saya dan menikmati seni saya seperti saya,” tutur gadis yang akrab disapa Irva kepada youngster.id.
Irva mengisahkan, sebelumnya dia memang menekuni fesyen ilustrasi sejak tahun 2017. Namun kemudian pada tahun 2019 dia memutuskan untuk mengaplikasikan ilustrasi itu kepada produk wearable. “Sejujurnya saya tidak merencanakan semua ini. Mungkin terdengar klise, tetapi saya hanya mengikuti arus dan melakukan apa yang saya suka, itu aja,” ujarnya menambahkan.
Rupanya, Irva melihat peluang bisnis fesyen yang tengah berkembang, terutama di kalangan anak muda. Custom fashion memang menjadi tren di kalangan remaja dan mahasiswa. Bahkan, tak jarang para artis yang juga ikut melakukan endorse fashion tersebut. Bisa dibilang, Custom fashion menjadi salah satu bisnis yang sedang diincar anak muda. Pasalnya, bagi para kawula muda yang bosan dengan tren fesyen yang itu-itu saja, mereka tentu memilih untuk membuat desain baju atau topi sesuai dengan keinginannya.
Hal ini yang dilakukan oleh Irva. Dia mengklaim, setiap produk OH.IRV memiliki keunggulan tersendiri karena ilustrasi yang ditampilkan berbeda di setiap produk. Hal ini menjadi salah satu pembeda dan keunggulan dibanding merek lainnya.
“Di setiap koleksi OH.IRV terdapat ilustrasi khusus, seperti logo berupa wanita bermata empat. Ini menggambarkan pandangan Irva dalam melihat dunia yang terbagi dalam empat aspek yaitu warna-warni, berani, bahagia, dan unik. Ilustrasi yang dibuat sendiri tidak akan sama dengan brand lain,” ucap Irva.
Sadar bahwa produknya sangat unik dan berbeda membuat Irva menyasar pasar yang juga unik yaitu usia 18-25 tahun. Mereka umumnya memang ingin tampil berbeda dan punya keberanian dalam hal penampilan.
“I’m keeping up with the trend. Saya selalu riset tren apa yang sedang digandrungi kalangan milenial dan menejermahkannya ke dalam ilustrasi dan produk-produk dari OH.IRV,” ucap Irva menegaskan.

Karyawan Jadi Pengusaha
Sejatinya, sbelum menekuni usaha ini, Irva sempat jadi pekerja kantoran. Namun, kecintaannya pada dunia fesyen membuat dia tetap nyambi sebagai fashion illustrator. Hal ini ternyata membuat Irva kesulitan dalam mengelola pekerjaan.
“Waktu itu saya berusaha untuk mengerjakan dua pekerjaan sekaligus. Dan itu berakhir buruk, karena manajemen waktu yang buruk sehingga motivasi menggambar jadi kurang. Akibatnya brand sendiri jadi terbengkalai, bahkan saya banyak merugi karena kegagalan produksi,” tuturnya.
Dari kegagalan itu Irva belajar banyak agar usahanya dapat terwujud. “Saya jadi lebih berhati-hati dan teliti dalam memproduksi produk,” ujarnya.
Akhirnya pada 2019 dia memutuskan untuk serius menekuni OH.IRV. Dia menyebut bisnis ini sebagai fashion retailing, yaitu bisnis yang menjembatani antara manufaktur dan pelanggan. Jadi bisa dijelaskan sebagai proses membeli pakaian dari pabrik lalu menjual ke para pelanggan. Pada brand ini, Irva menambahkan sentuhan ilustrasi miliknya.
Irva menyebut modal memulai usaha ini tidak besar. “Awal bisnsi ini adalah custom illustrasi, jadi modal saya hanyalah alat gambar digital yang kebetulan sudah saya miliki sejak kuliah,” ujarnya sambil tertawa.
Usaha ini juga dikerjakan sendiri. Mulai dari membuat ilustrasi hingga menuangkannya ke atas produk fashion dan memasarkannya. Bahkan, Irva sudah menghadirkan produk OH.IRV ke sejumlah e-commerce. Berkat media sosial, maka produk OH.IRV cepat menarik perhatian pasar, terutama dari kalangan anak muda. Apalagi harganya terjangkau.
“Harga produk paket stiker Rp 35 ribu dan yang termahal adalah windbreaker seharga Rp 439 ribu. Hampir 70% penjualan kami berasal dari online,” ujarnya.
Lewat bisnis ini, Irva berhasil meraup omzet sekitar Rp 20 juta per bulan. Meski demikian, Irva mengaku punya tantangan tersendiri yang masih belum terpecahkan. “Karena masih mengerjakan semua sendiri, yang paling sulit adalah time management. I’m still bad of it, but I’m on learning,” ungkap Irva.

Kolaborasi
Peta bisnis fesyen terbilang sangat ketat. Sebagai pendatang baru, Irva tentu menyadari akan hal itu. Tetapi dia percaya bahwa dirinya memiliki nilai beda dengan keunikan produk. Selain itu, dia juga selalu mengikuti tren yang sedang digandrungi milenial.
“Karena OH.IRV semua ilustrasinya adalah original, jadi to be honest, saya tidak pernah takut menghadapi persaingan bisnis serupa. Ide mungkin boleh sama tapi cara setiap orang menerjemahkan isi otaknya ke dalam bentuk visual, pasti berbeda,” ucap Irva.
Karya ilustrasinya ini juga menarik sejumlah brand fashion untuk bekerjasama. Yang terakhir adalah dari sebuah merek kecantikan internasional. “Saya sangat terbuka untuk berkolaborasi dalam bentuk apapun selama kami punya visi dan misi yang sama dalam menjalankan kolaborasi itu,” kata gadis yang gemar bernyanyi.
Dengan kerjasama ini Irva mengaku siap mengembangkan usaha dan merekrut lebih banyak tenaga kerja. “Pastinya untuk memenuhi kebutuhan tersebut saya juga merekrut beberapa karyawan dan membuka lapangan pekerjaan buat masyarakat untuk mendukung bisnis saya ke depannya. Dan, sekarang ini saya baru bisa melibatkan para pengrajin kreatifnya saja,” katanya.
Irva juga mengakui Pandemi Covid-19 turut berdampak pada bisnisnya dan mengakibatkan penurunan omzet selama 4 bulan di awal masa pandemi. Namun hal ini tidak membuat dia putus asa. Bahkan dia terinspirasi dan meluncurkan koleksi Survival Gear berupa produk masker dan sarung tangan dengan 5 pola ilustrasi yang berbeda.
“Di masa pandemi ini semuanya pasti berpengaruh. Cara mengatasinya adalah mengikuti kebutuhan masyarakat dan juga memanfaatkan momen di mana semua orang berbelanja secara online. Jadi OH.IRV memberi diskon khusus untuk pembelian di e-commerce. We’re still struggling and try to fight as much as we can, and all we gotta do just keep trying and hang on there,” ungkap Irva.
Bungsu dari dua bersaudara ini menegaskan, sebagai pelaku usaha rintisan tidak mudah untuk bisa mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan bisnis. Namun kecintaan pada apa yang dikerjakan, serta misi untuk terus menunjukkan kualitas produk lokal brand tidak kalah dengan produk impor membuat dia terus bersemangat.
“Saya berharap melalui kegemaran akan illustrasi ini bisa menginspirasi banyak orang untuk membuka peluang bisnis serupa. Bahwa jangan takut melakukan apa yang disukai, focus on it, take the first step and keep trying,” kata Irva berpesan.
=====================
Fauzia Irva Lestari
- Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 21 April 1996
- Pendidikan : Diploma Fashion Design, Universitas Kristen Maranatta, Bandung
- Usaha yang dikembangkan : Custom ilustrasi untuk produk fesyen
- Nama merek fesyen : OH.IRV
- Mulai Usaha : 2017
- Omset : Rp 20- Rp 30 juta per bulan
- Prestasi : Grand champion paduan suara world choir games di Shanghai, China
===================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post