youngster.id - YOUNGSTERS.id – Fitri Yati Mojo sudah lama jatuh cinta pada cokelat. Makanan yang satu ini membuat dia selalu merasa bahagia. Ingin menularkan kebahagiaan itu, gadis yang akrab dipanggil Filo ini pun memutuskan untuk berbisnis coklat. Pada tahun 2010, ia pun mulai membangun brand Filo’s Milk Chocolate di Yogyakarta, dan memasarkannya secara mouth to mouth. Kerasnya persaingan dan berkali-kali ditipu tidak membuat dia gentar. Baginya bisnis ini adalah cinta.
“Saya memang sangat cinta cokelat. Cokelat selalu membuat saya merasa bahagia. Dan saya pun ingin berbagi kebahagiaan itu dengan orang lain,” ungkap Filo saat ditemui YOUNGSTERS.id di Jakarta.
Produk cokelat dari Filo’s Milk ini adalah home made yang diproduksi di Jl Janti Tegal no 283 Yogyakarta. Dengan bahan baku yang diimpor dari Prancis, Filo mengolahnya menjadi cokelat bar (batang) dengan aneka campuran (filling). Mulai dari susu, kacang tanah, jagung, kacang mete, kacang almon, hingga bluberry. “Semua produk saya buat sesuai dengan selera dari para pecinta cokelat. Karena itu saya tetap ingin rasa cokelat yang enak tetap dominan,” klaim Filo.
Produk coklatnya itu dijual dengan sistem pemesanan online lewat media social Instagram dan Facebook, atau membeli secara langsung di rumah Filo. Tetapi, jangan heran, rata-rata 100 kg cokelat terjual setiap harinya. Bahkan, menjelang hari raya atau musim libur akhir tahun, Filo bisa menjual hingga 250 kg setiap hari. Dengan harga Rp 70.000 – Rp 120.000 per kilogram, bisa dibayangkan keuntungan yang diraih Filo.
Saat ini Filo sudah dapat memperkerjakan 15 orang karyawan, sebagai tenaga pengolah, pengemasan hingga pemasaran. Namun quality control produk dan rasa tetap ditanganinya sendiri. Kekuatan rasa cokelat berkualitas menjadi andalan dari Filo. Dia bahkan tetap bertahan meski perubahan nilai mata uang Dollar terhadap Rupiah kerap menjadi kendala.
“Saya tidak ingin rasa cokelat Filo’s Milk yang sudah khas berubah. Karena itu sama saja artinya cintanya pun telah berubah,” ujarnya sambil tersenyum.
Mandiri Sejak Kecil
Gadis kelahiran Gorontalo, 23 Juli 1982 ini bukanlah berasal dari keluarga pengusaha. Meski berdarah bangsawan Jawa, namun sejak kecil Filo sudah hidup mandiri. Pasalnya, sang ayah RM Oermardjono meninggal dunia ketika dia baru duduk di bangku kelas 3 SD. Sebagai semata wayang, Filo segera mengambil alih tanggungjawab sebagai kepala rumah tangga mendampingi sang ibu Aminah Modjo. “Sejak kecil saya sudah hidup mandiri dan tidak bergantung dari orang lain,” ujarnya.
Filo mengaku sempat sedih ketika dia harus melepaskan kesempatan kuliah. Padahal saat itu dia sudah lolos ujian penerimaan di Universitas Gajah Mada. Namun, kendala biaya membuatnya mesti mengubur keinginannya untuk kuliah. Filo pun memutuskan untuk bekerja.
Segala pekerjaan pun dilakoninya. Mulai dari jualan pulsa di counter pinggir jalan, sempat juga jadi tenaga honor di salah satu kantor pemerintah. Sampai jadi disk jockey (DJ) di sejumlah tempat hiburan di Yogya.
Pergaulannya yang luas membuat dia bertemu dan berteman dengan banyak orang. Salah seorang sahabat inilah yang memperkenalkan bisnis sebagai distributor bahan baku cokelat pada Filo di tahun 2010.
Kala itu Filo mengaku hanya iseng-iseng karena ingin mendapatkan uang saku tambahan. Dengan modal awal sebesar Rp 100 ribu dia pun mulai bisnis cokelat ini.
“Ketika itu dengan uang Rp 100 ribu saya gunakan untuk belanja cetakan cokelat dan bahan cokelat. Sedangkan peralatan lain masih minjam punya ibu,” kisahnya.
Sekali mencoba coklat Filo langsung laku keras. Sehingga perlahan tapi pasti ia memutuskan untuk serius melakoni bisnis ini, tepatnya 14 Maret 2013 Filo pun membentuk badan usaha CV untuk usaha cokelatya tersebut. Dari hanya distributor cokelat, dia mulai mengolah resep untuk membuat produk cokelatnya sendiri. Dalam membuat bisnis coklat, Filo mengaku belajar dari resep-resep di buku atau majalah. Karena biaya pelatihan membuat bisnis coklat masih sangat mahal pada waktu itu. Bahkan ketika Filo tidak punya banyak uang untuk membeli buku ia pun menyiasatinya dengan membaca berulang-ulang sampai hafal dan saat di rumah ia catat.
“Saya percaya pada naluri dan cita rasa lidah saya sendiri. Karena itu campuran dalam cokelat Filo itu benar-benar khas,” katanya.
Komitmen
Jatuh bangun dirasakan Filo. Mulai dari distribusi bahan baku yang terhambat karena perubahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Euro. Permintaan pelanggan yang kadang berubah-ubah. Hingga ditipu oleh karyawannya sendiri.
“Semua itu menjadi pelajaran berharga bagi saya untuk mengembangkan bisnis ini. Dari sana saya bahkan mendapatkan keuntungan yang lebih dari pada kehilangan,” kata Filo optimis.
Sesungguhnya pertumbuah pasar produk Filo’s Milk cukup pesat. Para pembelinya berdatangan dari Bali, Manado, Gorontalo, hingga Papua. Hanya saja mereka sebagian besar adalah reseller yang membeli cokelat Filo tanpa merek. Bagi Filo itu merupakan upaya dia untuk menjalin kerjasama bisnis jangka panjang.
Pasalnya dia mengaku belum mampu untuk mengembangkan Filo’s Milk Chocolate lebih besar lagi. Karena Filo selama ini benar-benar mengandalkan perputaran uang dari pribadi dan penjualan produk semata. Dia tidak mengetahui sumber permodalan lain dan tidak berani berurusan dengan pihak perbankan.
“Ini masih bisnis rumahan. Saya belum berani mencari modal dari pihak lain,” akunya.
Di sisi lain bisnis cokelat rumahan ini memiliki tingkat persaingan yang cukup ketat. Aneka produsen cokelat bermunculan dan menawarkan berbagai varian rasa termasuk yang ekstrim. Semua itu tentu menjadi pertimbangan masa depan bisnis Filo.
Namun sekali lagi wanita lajang ini tidak gentar. “Dalam mengembangkan bisnis kita harus memiliki keyakinan dan komitmen, karena yakin pada Allah bahwa apa yang kita perbuat akan membawa manfaat bagi orang lain,” kata Filo lagi.
======================================
Fitri Yati Mojo
Tempat/Tanggal Lahir : Gorontalo, 23 Juli 1982
Pendidikan Terakhir : SMA Angkasa Adisucipto Yogyakarta (2000)
Nama Usaha : Filo’s Milk Chocolate
Berdiri : 14 Maret 2013
Modal Awal : Rp 100.000
BEP : 1 bulan
Omzet Sekarang : Rp 7.000.000 – Rp 12.000.000 per hari
===========================================
STEVY WIDIA
Discussion about this post