youngster.id - Belakangan ini banyak anak muda berani memulai bisnis sendiri. Mereka tidak menunggu ekonomi mapan, tabungan cukup atau usia matang. Mereka berani memutuskan untuk berwirausaha dengan menanggung segala resikonya.
Sejumlah pihak menyatakan Indonesia membutuhkan 5,8 juta pengusaha baru apabila ingin memenangkan kompetisi di era pasar tunggal Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Sebagai agen perubahan, anak muda diharapkan dapat menempati posisi ini. Dengan wirausaha maka akan tercipta lapangan pekerjaan baru yang dapat membantu mengentaskan permasalahan sosial-ekonomi dengan pendekatan kreatif.
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah pengusaha di Indonesia ada 3,10% dari total jumlah pendudukan Indonesia yang saat ini ada 225 juta jiwa. Angka itu menggembirakan karena jumlah wirausaha dianggap sebagai indikator kemajuan. Patokannya, minimal 2% dari jumlah penduduk berprofesi sebagai wirausaha. Jadi paling tidak Indonesia harus memiliki sedikitnya 5 juta wirausaha.
Jika dibandingkan dengan negara tetangga, jumlah pengusaha di Indonesia masih lebih rendah. Di Malaysia jumlah pengusahanya sebesar 6%, Singapura 7%, Thailand 5% dan Vietnam 3,3%. Bahkan, Amerika dan Jepang 10% warganya terjun di dunia bisnis.
Untunglah belakangan ini semangat wirausaha mulai tumbuh di kalangan anak muda. Tak hanya di Jakarta, sejumlah pengusana muda juga bermunculan dari daerah. Salah satunya adalah Ichsaniar Bakti, pendiri dari kedai Mimilk Susu yang berada di Jl Nusa Indah Condongcatur, Sleman, Yogyakarta.
Kedai ini tengah menjadi hits di kalangan anak muda Yogya karena menjajakan makanan yang unik, yaitu hotdog mozzarella. Saking menariknya makanan ini, akun Instagram 9Gag sampai me-repost video pembuatan hotdog ini. Bahkan, kini pemuda yang akrab disapa Ichsan ini telah memiliki empat gerai yang tersebar di seantero Yogya.
“Modal usaha saya ini bisa dikatakan hanya dengan bismillah dan nekad saja. Wong saya ndak punya pengalaman di bisnis kuliner,” ungkap Ichsan kepada youngster.id saat ditemui di Yogya belum lama ini.
Meski bukan “koki” namun produk hasil olahan Ichsan sangat diminati. Itu bisa dilihat dari panjangnya antrian pelanggan di kedainya itu. Sebagian besar adalah anak muda, dan pengemudi ojek online yang mendapat pesanan hotdog. Bahkan, produk Mimilk Susu mendapat posisi teratas dari aplikasi Go-Food. Tak hanya makanan, kedai ini sesuai namanya juga menyediakan produk susu segar olahan dengan berbagai rasa. Semua dengan rentang harga mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 28 ribu.
Bangkit Kembali
Ichsan mengaku, menjadi wirausahawan adalah cita-citanya sejak kecil. “Saya ingat ketika kecil masih duduk di bangku TK dan SD dimana setiap ada orang yang menanyakan ‘apa cita-citamu kalau sudah besar?’ Selalu saya jawab ‘ingin jadi Bos’. Rupanya keinginan itu membekas di alam bawah sadar dan membentuk saya hingga sekarang,” ungkap putra tertua pasangan Tedjo Bakti dan Maya Haryanti ini.
Oleh karena itu, dia rela meninggalkan bangku kuliah yang sudah semester akhir di Universitas Islam Indonesia dan tekun berbisnis. Menariknya, sebelum membuka kedai Mimilk Susu, Ichsan telah mencoba berbagai jenis bisnis. Bahkan, salah satu usahnya yakni penjualan souvenir sempat meraih omzet hingga puluhan juta. Tetapi karena menaruh kepercayaan pada orang yang salah, usaha itu harus tutup.
Ichsan mengaku sempat terpuruk dengan peristiwa itu. Apalagi dia harus kehilangan pesanan dari luar negeri yang nilainya cukup besar. Untung dukungan dari kedua orang tuanya membuat semangatnya kembali bangkit.
“Ayah saya terus memberi semangat. Dalam berbisnis masalah selalu ada, namun selalu ada jalan keluar. Kadangkala terjadi kendala yang tidak pernah diduga sebelumnya,” ujarnya.
Setelah peristiwa itu, pemuda berperawakan tinggi ini memutuskan untuk mulai kembali dan mencoba bisnis yang benar-benar baru yaitu kuliner. Ichsan mengaku tidak memiliki ilmu khusus mengenai boga. “Saya melihat bahwa produk kuliner itu tak ada matinya. Tak ada salahnya mencoba berbisnis ini,” ujarnya.
Setelah mencari bisnis apa yang cocok, Ichsan memutuskan untuk membuka kedai yang menawarkan susu segar dengan aneka varian rasa yang saat itu tengah booming di Yogya. Makanya nama usahanya adalah Mimilk Susu. Seiring menurunnya tren, Ichsan tertantang untuk bisa menyajikan varian lain. Dia lalu melihat menu Hotdog Mozzarella makanan yang popular lewat film dan serial Korea.
“Orang sekarang tidak lagi mencari menu makanan yang biasa saja. Apalagi anak muda, mereka selalu ingin mencoba banyak hal baru, termasuk dalam makanan. Jadi saya mengikuti tren ini,” ujarnya lagi.
Tertarik dengan produk ini, Ichsan pun mencari tutorial di Youtube dan mulai mencoba membuat sendiri. Awal-awal tentu dia gagal. Tak sedikit bahan baku yang terbuang. Namun, dengan kesabaran dan ketekunan dia berhasil membuat produk tersebut, bahkan dapat membuat kreasi sendiri.
“Pokoknya saya coba saja terus. Gagal itu biasa, bahkan membuat saya jadi lebih bisa. Saya pelajari bagaimana bisa membuat dalam jumlah yang banyak. Sampai akhirnya saya menemukan resep racikan sendiri yang pas,” kata Ichsan sambil tersenyum.
Alhasil produk yang dia sajikan di kedainya jadi beragam. Mulai dari hotdog mozzarella yang original, dengan isi sosis, ataupun bersalut kentang goreng. Rasanya juga beraneka mulai dari pedas manis, jagung bakar, barbeque, original sweet sugar. Semua tak hanya menarik dipandang, juga menggoyang lidah.
Mimpi Besar
Sebagai pengusaha pemula, Ichsan mengaku memperkenalkan produknya lewat sosial media. “Sosial media itu sangat membantu. Saya memasangnya ini di IG. Lalu mulai banyak yang tahu, akhirnya jadi hits terutama di kalangan anak muda,” ujarnya sambil tersenyum. Dia mengaku gerainya mampu menjual sekitar 300 porsi dalam sehari.
Menurut Ichsan, modal usaha untuk mengembangkan bisnis kulinernya ini sekitar Rp 35 juta. Selain modal pribadi juga dari beberapa teman yang turut patungan. Dan dalam waktu satu tahun modal itu sudah kembali. Bahkan, melihat tingginya peminat, Ichsan memutuskan untuk membuka empat cabang yang tersebar di sejumlah tempat di Yogya. Dengan membuka cabang itu Ichsan sudah mampu mepekerjakan 6 orang di setiap cabang. Dia juga telah meraih omzet sekitar Rp 20 juta setiap cabang dengan laba bersih 30%.
Ichsan juga sudah mendapat tawaran untuk membuka gerai di Solo dan Tangerang. “Saya terbuka dengan semua kerjasama. Bahkan, saya bersedia berbagi ilmu dengan banyak orang, asalkan mereka bisa menyediakan tempat dan tentu dapat bekerjasama dengan baik,” ucapnya.
Meski telah meraih sukses, pemuda yang tengah mempersiapkan pernikahan ini tidak serta merta berdiam diri. Dia masih terjun langsung ke lapangan untuk mengontrol produk. Ichsan pun sesekali turut melayani pesanan pelanggan. “Saya tidak bisa berdiam diri karena ini usaha yang saya bangun sendiri dari awal, dari nol lagi,” ujarnya.
Kini meski sudah mulai memetik hasil, Ichsan tetap membangun mimpi besar. “Banyak yang ingin dicapai, banyak yang ingin diraih, banyak ide ide potensial yang ingin dikerjakan. Saya dituntut harus lebih bersabar dan perlahan konsisten untuk menggapai dan merealisasikan semua angan dan ide yang yang saya miliki,” pungkasnya.
==================================
Ichsaniar Bakti Putra
- Tempat/Tgl Lahir : Denpasar, 15 Maret 1988
- Pendidikan Terakhir : Program Diploma III Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar
- Mulai Usaha : November 2016
- Modal Awal : Rp 35 juta
- Omzet : Rp 20 juta/bulan/gerai
- Karyawan : 24 orang
====================================
STEVY WIDIA