Indah Catur Agustin : Jadi Jutawan Berkat Jualan Produk Bedding Accessories

Indah Catur Agustin, Co-founder & Direktur Sleep Buddy Bedding (Foto: Dok. Pribadi)

youngster.id - Bisnis perabotan rumah tangga (home living) terbilang bertahan di tengah situasi pasar yang lesu akibat pandemi. Bahkan transaksi produk home and living di sejumlah e-commerce mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini membuktikan bahwa bisnis produk home living, terutama lokal tengah bangkit dan bertumbuh pesat.

Misalnya, Tokopedia mencatat selama pandemi kategori Home and Living meningkat lebih dari 2x lipat dibanding kuartal I 2020. Untuk terus mendorong bisnis ini bertumbuh, e-commerce ini menggela kampanye Home Living SALEbrations Mid-Year Sale selama Juni 2021. Ini menjadi panggung bagi para pelaku usaha lokal di bidang Home Living.

Salah satu yang tampil di ajang ini adalah Indah Catur Agusin, Founder dari Sleep Buddy Bedding yang menjual beragam produk seprei berkualitas dengan harga terjangkau. Dia mengakui berkat platform digital seperti Tokopedia, maka produk miliknya kini semakin dikenal dan menjangkau pasar seluruh Indonesia.

“Kini 80% penjualan kami berasal dari Tokopedia. Transaksi di toko kami juga naik hampir 20 kali lipat pada Q1 2021 dibanding Q1 2020. Omzet di Tokopedia bisa mencapai lebih dari Rp 900 juta setiap bulannya,” ungkap Indah kepada youngster.id.

Bahkan di masa pandemi, permintaan akan produk Sleep Buddy Bedding terus meningkat. Mulai dari seprei, bed cover, hingga home décor berkualitas dapat mereka produksi.  “Di masa pandemi ini justru membuat bisnis kami meningkat dan saya bersyukur mampu memberdayakan penjahit dari Purwantoro dan Wonogiri,” kata Indah.

Produk Sleep Buddy Bedding ini seluruhnya diproduksi di Surabaya, Jawa Timur. Jika sebelumnya dia hanya memiliki satu karyawan untuk menjahit, kini Indah telah memperluas produksinya dengan dibantu 55 karyawan.

Perempuan kelahiran Surabaya ini tak menyangka bisnis yang ditekuninya sejak tahun 2009 ini kini mampu meraih omzet ratusan juta rupiah.

“Sebenarnya pencapaian paling wow itu ketika pandemi sih. Karena ketika pandemi semua orang drop, tapi kami syukur alhamdullilah bisa gaji karyawan, bisa bayar tunjangan full, bonus tahunan juga keluar. Bahkan pada 2020, bulan ke bulan peningkatannya itu gila banget dan omzet pun di atas Rp 900 juta. Lewat event Tokopedia Home Living SALEbrations, Sleep Buddy Bedding sekarang bisa dikenal masyarakat di luar Surabaya,” paparnya.

 

Dari Reseller

Indah mengawali bisnis sebagai reseller produk home living. “Jadi reseller itu sekitar 3 tahunan. Jadi ambil barang dari orang, terus kami repacking menggunakan nama Sleep Buddy Bedding. Jualannya dari bazzar to bazzar. Namun era berubah, membuat kami memutuskan berjualan online. Dari situ permintaan semakin  banyak, sehingga kami memutuskan untuk buat produk sendiri,” ungkap Indah.

Mengapa diberi nama Sleep Buddy Bedding? “Saya ingin memperkenalkan bedding accessories seperti sprei dan bed cover adalah hal yang cukup penting juga untuk menemani tidur seseorang supaya bisa istirahat dengan nyenyak dan tenang. Oleh karena itu, saya dan suami memilih nama merek itu,” ungkapnya.

Tetapi untuk membuat produk-produk tersebut bukan perkara mudah. Pasalnya, Indah dan sang suami yang turut mendukung usaha tidak memiliki latar belakang di bidang konveksi. Untuk itu, dia serius mempelajari berbagai teknik menjahit, mulai dari cutting hingga cari bahan.

“Karena pesanan semakin banyak, akhirnya saya belajar bagaimana jahit dan cutting. Suami cari bahan, dan kami cari satu penjahit dari warga sekitar. Jadinya home industry,” tuturnya.

Menurut Indah, modal awal yang dikeluarkan untuk memulai bisnis ini sekitar Rp 2 juta. Merek Sleep Buddy Bedding ini kemudian diperkenalkan lewat toko offline yang berlokasi di salah satu mall di Surabaya pada tahun 2010. Ketika itu keuntungan pun tidak bisa langsung dirasakan. Karenanya Indah harus memutar otak lagi agar keuntungan penjualan bisa mengembangkan bisnisnya.

“Jadi waktu itu alur cashflow-nya adalah beli produk lalu dijual, dan setelah laku untungnya kami tidak pakai dulu. Biaya hidup kami dari uang gaji, ketika itu saya masih kerja di salah satu toko baju di Surabaya dan suami bekerja di salah satu bank BUMN,” kisahnya.

Indah mengumpulkan keuntungan penjualan untuk diputar lagi demi mengembangkan bisnis. Di tengah perjalanan usaha, tiba-tiba toko offline miliknya di sebuah pusat perbelanjaan harus tutup. Hal ini sempat membuat Indah nyaris terpuruk. Namun dia memutuskan untuk langsung bangkit dan berjualan online.

“Banyak strategi yang kami lakukan dalam membangun usaha ini agar bisa ‘naik kelas’. Salah satunya dengan merambah platform digital. Sleep Buddy Bedding kemudian mulai membuat website untuk menjual produk kami, dan juga mulai berjualan di e-commerce. Salah satunya Tokopedia,” kata Indah.

Langkah ini membawa Sleep Buddy Bedding berkembang pesat.  Apalagi Indah menerapkan inovasi pada produknya.

“Kami melakukan pendekatan dengan mendengar masukan dari customer. Cara ini efektif untuk mengetahui kebutuhan konsumen. Jadi ketika kami menemui persaingan usaha serupa, saya cenderung selalu belajar dari pesaing, untuk intropeksi di produk kami apa yang masih kurang dan perlu diperbaiki,” paparnya.

Diklaim Indah, produk Sleep Buddy Bedding mengedepankan kualitas tinggi dengan bahan-bahan seperti katun Jepang, katun dobby yang biasa digunakan di hotel, dan bahan tencel yang ramah lingkungan serta anti bakteri. Serta produknya yang fit size sangat cocok dengan kasur pelanggan. Selain itu, usaha rintisannya turut menerima pesanan custom dengan waktu produksi sekitar 4 hari.

 

Karyawan Sleep Buddy Bedding
Awalnya hanya mempunyai satu karyawan, kini Indah Catur Agustin mampu memperkerjakan 55 orang karyawan untuk membantu usaha jualan produk bedding accessories-nya, dengan omzet rata-rata Rp 900 juta per bulan (Foto: Dok. Pribadi)

 

Industri Rumahan

Ketika pesanan Sleep Buddy Bedding semakin meningkat dan tuntutan bisnis online yang harus cepat kirim ketika ada order masuk, membuat Indah memutuskan untuk membangun industri rumahan. Hal ini tentu membutuhkan tenaga kerja yang handal, yakni para penjahit terutama dari kawasan Wonogiri.

“Setelah jualan di e-commerce, di situ order masuk lumayan gede, omzet nambah, sampai akhirnya kami hire empat penjahit dari Wonogiri. Tapi karena kebutuhan terus meningkat, kami terus mengajak mereka hingga kini sudah ada 55 orang yang bekerja. Apalagi saat pandemi, penjahit sepi orderan, dan alhamdulilah kami bisa bantu mereka,” katanya.

Indah mengatakan di masa pandemi ini penjualan meningkat hingga 20 kali lipat pada kuartal 1 tahun 2021. “Di masa pandemi ini semangat tidak boleh surut. Untuk itu saya terus memutar otak bagaimana bisa terus survive dan tetap untung,” ucapnya.

Produk Sleep Buddy Bedding ini dijual dengan harga bervariasi. Harga seprei mulai dari Rp 200 – 250 ribu tergantung ukuran, Rp 400 ribu katun jepang, dan tencel kisaran Rp 700 – 900 ribu. Sedangkan bedcover Rp 500 ribu – Rp 1,9 juta. “Dengan kualitas, layanan dan harga yang bersaing maka produk kami dapat diterima masyarakat,” ujarnya.

Kini usaha yang sudah ditekuni sekitar 13 tahun ini terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Indah optimis, peluang usaha ini dapat bertahan. Untuk itu dia terus mengikuti perkembangan pasar. Termasuk melaukan berbagai pendekatan melalui media sosial kepada masyarakat dan juga berkolaborasi dengan para influencer.

“Untuk pengembangan bisnis kami akan terus menambah varian produk. Selain itu kami juga akan berkolaborasi dengan influencer ataupun brand lokal lainnya,” ujarnya.

Di sisi lain sebagai pelaku UKM, Indah tetap berharap mendapat dukungan untuk bisa mencapai target penjualan. “Harapan kami tetap ada supporting system seperti yang Tokopedia lakukan sekarang, karena dengan adanya kerja sama dan support yang luar biasa dengan pihak e-commerce target penjualan berapa pun akan sangat mudah tercapai,” pungkasnya.

 

=====================

Indah Catur Agustin

=======================

 

FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia

Exit mobile version