Sukmawati Bactiar: Kembangkan Bisnis Kecantikan Ke Berbagai Lini

Sukmawati Bachtiar

Sukmawati Bachtiar, Founder & CEO Makaffah Salon and Bridal (Foto: Stevy Widia/youngster.id)

youngster.id - Bisnis di sektor industri kecantikan di Indonesia bertumbuh pesat belakangan ini. Pasalnya tampil cantik dan segar kini tak lagi cuma gaya hidup, tapi sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Hal ini mendorong para pelaku bisnis kecantikan terus berinovasi dan berkreasi, dalam mengembangkan usaha. Salah satunya adalah Sukmawati Bachtiar pemilik Makaffah Group.
Berdasarkan data Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPA Kosmetika Indonesia), pertumbuhan jumlah industri kosmetika Indonesia mencapai 21,9%, yakni 913 perusahaan di tahun 2022 dan di pertengahan 2023 sebanyak 1.010 perusahaan.

Dari berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan kosmetik di Indonesia, segmen pasar terbesar didominasi segmen perawatan diri (personal care) dengan volume pasar sebesar US$3,18 miliar pada tahun 2022, disusul skincare sebesar US$2,05 miliar, kosmetik US$1,61 miliar, dan wewangian US$39 juta.

Potensi market size industri kosmetik secara nasional pada tahun 2023 bisa mencapai 467.919 produk atau meningkat lebih dari 10 kali lipat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Sementara itu, secara global diperkirakan dapat mencapai USD473.21 miliar pada tahun 2028 dengan pertumbuhan rata-rata 5,5% per tahun.

Potensi ini sudah dilihat Sukmawati Bactiar saat memutuskan untuk menekuni bisnis kecantikan bernama Makaffah Salon and Bridal pada Juni 2015. Bisnis ini sekarang berkembang ke berbagai produk perawatan kecantikan, clothing line dan biro perjalanan (travel).

Bermula, ketika alumni Administrasi Bisnis, Universitas Indonesia ini kesulitan mendapatkan salon untuk persiapan upacara wisuda.

“Saat itu saya malah membayangkan omzet keuntungan yang diraih usaha salon dengan harga makeup Rp 150 ribu dan tamu salon bisa mencapai hingga 100 orang dalam satu hari. Hal inilah yang membuat saya tertarik menggeluti bisnis ini,” kata Sukma kepada youngster.id.

Berbekal dukungan orangtua yang juga pengusaha, Sukma pun memulai bisnis Salon dan Bridal pada Juni 2015 di Cimahi, Jawa Barat. “Saya melihat peluang bisnis dan potensi usaha ini akan berkembang. Pilihan pertama adalah kota asal ibu saya, ” ujarnya.

Salon ini menawarkan berbagai layanan kecantikan mulai dari rias pengantin tradisional hingga rias pengantin modern yang sesuai dengan preferensi dan tema pernikahan. Selain itu, Makffah Salon & Bridal juga menyediakan layanan perawatan rambut, kulit, dan tubuh untuk memastikan pengantin wanita merasa cantik dan percaya diri pada hari istimewa mereka.

Perlahan bisnis yang dibangun perempuan kelahiran Ujung Pandang, 15 November 1990 ini berkembang. Alhasil dalam dua tahun, Makaffah berhasil melebarkan sayap ke ibukota dan mendapat respon pasar yang sangat positif.

 

Pasang Surut

Dengan kerja keras, Sukma berhasil mengembangkan bisnis salon dan bridal di ibukota. Namun jalan tak selalu mulus, demikian juga bisnis ada masa pasang surut. Badai terbesar adalah lewat pandemi Covid-19 merebak di Indonesia. Layanan jasa yang berhubungan langsung dengan manusia adalah yang pertama dilibas, termasuk salon.

“Saya ingat ketika covid menyerang pada tahun 2020, bagaimana bisnis saya langsung terkena dampak. Saat itu saya baru saja memperbaharui sewa di gerai untuk tiga tahun kedepan pada awal 2020 namun usaha itu harus tutup,” ungkap Sukma.

Demikian juga dua gerai di Jakarta harus direlokasi ke Bandung. Itupun tidak bertahan karena pembatasan aktivitas masyarakat kala itu. Meski demikian Sukma tidak hilang harapan. Berbekal pengetahuan bisnis, dia memiliki cadangan dana tunai untuk membiayai hal tidak terduga. “Hal inilah yang membuat saya dapat bertahan, selain itu seolah semua memang sudah diatur,” ujarnya.

Sukma lalu memutar langkah ke bisnis fashion dengan membuat clothing line dengan nama Makaffah Signature. Produk yang dia buat adalah kebaya, dress, dan cocktail dress. Usaha yang mulai lagi dari nol ini tentu tidak mudah.

“Saat saya sedang mengembangkan lini fashion yaitu clothing line, tidak ada satupun yang beli sehingga terpaksa saya harus membagikannya ke keluarga dan teman, ” katanya.

Tetapi dia terus yakin usahanya akan membuahkan hasil. Bisnis salon dan bridal juga dihidupkan kembali. Bahkan Makaffah juga mengembangkan bisnis travel pada tahun 2021. Layanan ini khusus untuk wisata domestik dan penyelaman.

“Akhirnya pada Lebaran 2023, saya bisa merasakan omzet tembus double digit,” ungkap perempun berdarah Bugis dan Sunda ini.

Menariknya Sukma ingin bisnisnya bisa memberdayakan masyarakat terutama kaum perempuan.

“Saya sadar begitu banyak kenikmatan yang saya rasakan hingga saat ini atas berkat karunia Allah SWT. Mungkin banyak yang berpikir bahwa pencapaian saya saat ini karena privilege orang tua tetapi apabila privilege ini dapat dimanfaatkan dengan baik maka akan membawa dampak baik yang lebih luas,” ucap Sukma.

Untuk itu Makaffah menggelar Kompetisi Make Up dalam Gebyar 9th Berkarya Makaffah. Kegiatan ini untuk menjaring Makeup Artist berbakat di seluruh wilayah Jawa Barat, khususnya Cimahi dan Bandung Raya.

“Kegiatan ini memberikan sertifikasi menjadi salah satu cara untuk mengakui kompetensi dan memastikan standar profesionalisme dalam praktik tata rias pengantin dan makeup. Dengan adanya sertifikasi, tidak hanya meningkatkan kepercayaan publik terhadap layanan yang mereka tawarkan, tetapi juga membuka peluang untuk mereka terlibat dalam proyek-proyek besar, ” katanya.

Perempuan yang tengah mengejar Magister Administrasi Bisnis di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menilai bisnis salon adalah jawaban yang tepat untuk memberdayakan perempuan mendapatkan lapangan pekerjaan yang layak.

 

STEVY WIDIA

 

 

Exit mobile version