youngster.id - Peralihan profesional korporasi ke dunia kewirausahaan semakin menguat di Asia Tenggara. Hal ini terungkap dalam survei yang dirilis AngelCentral, klub angel investor yang beroperasi di kawasan ASEAN.
Mengacu pada data aplikasi AngelCentral sepanjang 2025, mayoritas pendiri startup yang mengajukan pendanaan berasal dari latar belakang korporasi. Sebanyak 77,06% founder tercatat merupakan mantan atau profesional aktif di perusahaan, jauh melampaui jumlah pendiri serial maupun lulusan baru.
“Data tersebut menunjukkan bahwa individu dengan pengalaman industri, pengetahuan domain yang kuat, serta jaringan profesional yang telah mapan semakin memilih jalur kewirausahaan, meskipun berada di tengah kondisi penggalangan dana yang menantang,” kata pihak AngelCentral, seperti dilansir TN Global, Jum’at (19/2025).
Dari perspektif ekosistem, fenomena ini dipandang sebagai perkembangan positif karena menunjukkan perluasan sekaligus pematangan pipeline pendiri startup. Ekosistem kini semakin diisi oleh founder yang memiliki paparan langsung terhadap persoalan nyata di industri serta pemahaman yang lebih tajam mengenai celah pasar yang ingin disasar.
Sepanjang 2025, AngelCentral telah menganalisis lebih dari 1.000 aplikasi startup yang masuk ke platformnya. Temuan ini menegaskan kuatnya semangat kewirausahaan di kawasan Asia Tenggara, dengan tidak terlihat adanya perlambatan minat startup untuk mencari pendanaan di tengah iklim fundraising yang semakin ketat.
Di tengah ketidakpastian global dan pendekatan investor yang lebih berhati-hati, aktivitas startup di kawasan regional tetap menunjukkan tren positif. Jumlah aplikasi yang diterima AngelCentral pada 2025 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 900 aplikasi pada 2024.
Konsistensi pertumbuhan ini mencerminkan daya tahan ekosistem kewirausahaan di Asia Tenggara. Meski akses pendanaan semakin selektif, para calon pendiri tetap aktif membangun dan mengembangkan usaha baru.
Bagi ekosistem startup, kondisi ini menjadi indikator bahwa ambisi kewirausahaan belum surut, dengan pasokan startup baru yang dinilai masih solid.
Dari sisi sektor, startup berbasis kecerdasan buatan (AI) mencatat pertumbuhan 21,05% pada 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini menandai akselerasi jumlah startup yang menjadikan AI dan machine learning sebagai produk utama, sekaligus menunjukkan konsistensi pelaku usaha dalam mengadopsi teknologi terkini.
Sektor lain dengan volume aplikasi besar meliputi software as a service (SaaS), manajemen data, EduTech, healthcare technology, serta perbankan dan FinTech, yang mencerminkan permintaan berkelanjutan terhadap solusi digital lintas industri.
Selain itu, peningkatan aplikasi juga terlihat pada sektor energi dan lingkungan terbarukan, hardware, MediaTech, serta impact dan sustainability. Bidang-bidang ini umumnya bertumpu pada paten teknologi inti yang bersumber dari universitas atau lembaga penelitian.
Sebagai ilustrasi, angel investor di jaringan AngelCentral baru-baru ini melakukan sindikasi investasi pada startup teknologi pemurnian air yang berfokus pada tantangan akses air bersih di Asia Tenggara. Teknologi nano yang digunakan startup tersebut berasal dari hasil riset sebuah universitas lokal.
Berdasarkan analisis internal AngelCentral terhadap data founder dan startup sepanjang 2025, lanskap kewirausahaan di Asia Tenggara dinilai tetap dinamis dan berkembang. Ekosistem regional terus menarik pendiri baru di bidang AI, deeptech, dan impact, meskipun berada di tengah tekanan lingkungan pendanaan global. (*AMBS)
















Discussion about this post