youngster.id - Paviliun Indonesia Hannover Messe 2023 menampilkan berbagai perkembangan teknologi terutama dalam penerapan industry 4.0 di sektor manufaktor. Salah satu yang mencuri perhatian adalah showcase Angklung berteknologi pneumatik. Ini adalah karya anak bangsa yang dipimpin oleh Darwis Nasution dan Ari Parikesit, bekerjasama dengan PT Festo Indonesia.
Pengembangan angklung berteknologi pneumatic ini dilakukan sejak tahun 2020, dengan menggunakan teknologi automation, fast switching solenoid, fluidic muscle DMSP, toothed belt axes with recirculation ball bearing, dan motor controller.
Otot fluidic, DMSP, adalah aktuator tarik yang meniru gerakan alami otot, terdiri dari tabung yang dapat dikontraksi dan konektor yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan gerakan seperti pemain angklung.
Ketika tekanan internal (pneumatic dari kompresor) diterapkan, selubung tubular meluas ke dalam arah melingkar dengan fast switching solenoid, memungkinkan untuk mengontrol pengaturan waktu urutan proses secara akurat.
“Aplikasi teknologi seperti angklung ini merupakan salah satu bukti nyata bahwa industri nasional beserta sumber daya manusianya mampu secara teknologi bersaing di pasar global,” kata Taufiek Bawazier Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian dalam siaran pers, Rabu (26/4/2023).
Menurut dia, pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong penerapan industri 4.0 di sektor manufaktur sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.
Bersama Kemenperin, Festo telah mengembangkan dan menerapkan program kualifikasi untuk menjadi Ahli Transformasi Industri 4.0, yang telah berhasil melatih dan menyertifikasi sebanyak 160 orang dari berbagai industri.
Pada tahun 2023, direncanakan pelaksanaan pelatihan untuk 400 orang dari industri manufaktur nasional. Kemenperin juga telah mendirikan Cyber Physical Laboratory di Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar untuk pendidikan dan pelatihan tenaga profesional Indonesia.
“Pemerintah dan perusahaan dalam negeri telah menyadari bahwa mereka hanya dapat berkompetisi pasar global jika memiliki tenaga kerja yang berkualitas,” jelas Hartono Indra, General Manager PT Festo Indonesia.
Selain itu, kualifikasi guru di politeknik dan sekolah kejuruan memainkan peran kunci dalam mempersiapkan peserta pelatihan dan siswa untuk Industri 4.0.
Festo Indonesia, bersama dengan Kementerian Perindustrian, menjalankan program pelatihan yang baru dikembangkan bagi para guru untuk menjadi “Manajer Transformasi Industri 4.0”, yang semakin banyak dibutuhkan oleh para guru.
STEVY WIDIA
Discussion about this post