youngster.id - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tambang PT Antam (Persero) Tbk, berencana untuk memperluas kanal penjualan melalui e-commerce. Hal ini melihat prospek bisnis logam mulia yang menjanjikan.
Presiden Direktur Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan perseroan pada tahun ini berharap bisnis emas masih berkilau. Pihaknya mengestimasi hingga kuartal I 2017, penjualan emas Antam mencapai Rp 1,16 triliun, atau 70% dari total penjualan Antam sebesar Rp 1,65 triliun.
“Kami akan membicarakan itu dengan Pulogadung (pabrik emas Antam) bagaimana penjualan melalui e-commerce. Terutama untuk trading,” kata Arie belum lama ini di Jakarta.
Menurut Arie, sesungguhnya sudah ada penjualan emas Antam di e-commerce yakni di situs Bukalapak.com. Emas yang dijual di situ memang di cap keluaran Antam dan memiliki sertifikat Antam.
“Tapi kerja samanya bukan dengan Antam. Kami sudah komplain ke pihak-pihak terkait, terkait hal ini,” ujarnya.
Arie menyebutkan, saat ini produksi emas Antam hanya sekitar 2 ton-2,5 ton per tahun. Namun pada tahun ini Antam menargetkan penjualan emas hingga 10 ton, yakni melalui jasa trading (atau pemurnian, pengecapan dan sertifikasi emas oleh Antam).
“Emas yang bukan produksi Antam tapi di cap di Antam banyak, mencapai 30 ton. Itu sebabnya banyak yang jualan emas Antam di aneka situs, tapi itu bukan kerja sama resmi dengan Antam,” paparnya.
Sebelumnya, Antam melalui produk emas Logam Mulia juga melakukan inovasi penjualan lain. Misalnya, penjualan produk perhiasan yang dipadukan dengan emas batangan motif batik.
Saat ini baru ada 4 motif batik yang di cap ke emas batangan Antam. Namun akan dikembangkan menjadi 8 motif.
Pengembangan lain, yakni penjualan emas Antam melalui PT Pos Indonesia (Persero), pada tahun lalu.
Harga Turun
Menurut Arie pada tahun ini memang harga emas sedikit turun. Per Mei 2017, harga emas mencapai 1.245 dollar AS per troy ounce (oz). Sementara per Juni 2016, harga emas hampir mencapai 1.400 dollar As per oz.
“Harga emas volatilitasnya tidak besar, naik turun hanya sekitar 10%. Lebih stabil ketimbang nikel dan bauksit,” lanjutnya.
Tatang Hendra, Direktur Pemasaran Antam, menambahkan bahwa saat ini di dalam negeri permintaan akan emas sedang turun. Tetapi pada tahun ini Antam menargetkan kenaikan penjualan emas dari ekspor.
Menurut dia, pada 2015, penjualan emas Antam mencapai 15 ton. Tapi tahun 2016 lalu turun jadi 10 ton akibat terhentinya penjualan ekspor ke India yang mematok bea masuk tinggi. “Tahun ini kami akan gencarkan ekspor ke negara lain yakni ke Singapura dan Thailand,” ujar Tatang.
Sebagai informasi, hingga kuartal I 2017, laba bersih Antam naik 25 % menjadi Rp 6,64 miliar dibandingkan laba bersih kuartal I 2016.
STEVY WIDIA
Discussion about this post