youngster.id - Perusahaan venture capital (VC) Antler akan fokus berinvestasi pada startup di level awal (pree-seed) di kawasan Asian Tenggara. Untuk itu VC asal Singapura itu mengalokasikan dana hingga US$15 juta atau setara dengan Rp223 miliar.
Managing Partner Asia dan Co-Founder Antler Jussi Salovaara mengatakan, prospek pertumbuhan startup di Asia Tenggara sangat menjanjikan. Salah satunya adalah Indonesia yang punya pasar yang sangat besar.
“Target pendanaan yang akan dilakukan pada tahun ini sebanyak 70-80 startup di Asia Tenggara, sebagian besar untuk Indonesia,” kata Jussi dalam keterangannya, Jumat (19/5/2023).
Jussi menjelaskan pendanaan yang akan diberikan kepada startup berkisar US$100.000 hingga US$125.000 dengan kepemilikan saham sebesar 10%. Pendanaan yang dilakukan mulai dari startup tahap pre-seed sampai dengan seri C. Adapun, sasaran pendanaan tidak hanya tertuju pada vertikal startup tertentu.
Antler beroperasi di Indonesia sejak awal 2022. Hingga saat ini, mereka sudah berinvestasi di 34 startup Indonesia yang tersebar di 16 sektor pada tahap sangat awal.
Jussi menyebut vertikal teknologi finansial (financial technology/fintech) menjadi salah satu yang memiliki potensi besar. Bahkan, di Asia Tenggara saja startup fintech memiliki porsi hingga 34 persen.
Selain itu, lanjutnya, startup berbasis iklim atau lingkungan (climate tech) bakal banyak bermunculan seiring dengan tren global yang terjadi sampai saat ini. Tak hanya itu, startup di bidang logistik juga memiliki prospek yang bagus.
Sementara itu Direktur Antler Indonesia Kanta Nandana mengatakan telah aktif membimbing startup dalam negeri sejak Januari 2022. Hingga saat ini sudah ada 34 startup yang menjadi portofolio perusahaan dari 17 vertikal yang berbeda.
“Tantangan dari para founder startup tahap awal adalah mereka memiliki gagasan dan kemampuan, tetapi belum ada platform atau belum tervalidasi untuk mendapatkan pendanaan dari VC [venture capital],” ujarnya.
Peran Antler, imbuhnya, adalah membantu menghubungkan para founder startup untuk membangun tim yang sesuai dengan produk yang mau mereka tawarkan. Selain itu, mengoptimalkan validasi model bisnis yang relevan sesuai dengan kebutuhan pasar dan kemampuan konsumen dalam membayar.
Dia menambahkan startup yang mendapatkan pendanaan dari Antler tidak ada kewajiban untuk pengembalian karena bersifat investasi. Terlebih, sebelum memberikan modal, Antler telah melakukan pemetaan profil risiko yang meliputi permintaan pasar, kesesuaian produk, hingga founder.
Antler akan mendampingi startup tahap awal melalui melalui program inkubator yang berjalan selama 10 pekan. Selanjutnya, akan dimatangkan untuk mendapatkan investasi dan berkembang pada tahapan pendanaan selanjutnya.
STEVY WIDIA