ASEAN Foundation Gelar Inisiatif Regional Anti-Scam, Targetkan 3 Juta Orang

ASEAN Foundation meluncurkan inisiatif regional Anti-scam. (Foto: istimewa/aseanfoundation)

youngster.id - Indonesia menjadi negara yang paling terdampak di Asia Tenggara. Menurut data Indonesia Anti Scam Center (IASC), hingga 17 Agustus 2025 tercatat 225.281 kasus penipuan dengan total kerugian mencapai Rp 4,6 triliun. Kondisi ini menimbulkan ancaman serius terhadap kepercayaan publik pada layanan digital dan berpotensi menghambat pertumbuhan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan.

Untuk menjawab tantangan tersebut, ASEAN Foundation meluncurkan inisiatif regional anti-penipuan (Anti-scam) untuk memperkuat ketahanan komunitas terhadap tindak penipuan dengan melibatkan mitra lokal di sepuluh negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia dan Timor Leste.

Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Dr Piti Srisangnam mengatakan, inisiatif baru ini hadir untuk menjawab kebutuhan mendesak akan pendekatan terpadu dalam memerangi penipuan lintas negara, dengan fokus pada kesadaran, edukasi, dan pemberdayaan.

“Penipuan bukan hanya tentang uang yang hilang, namun juga tindakan yang dapat mengikis kepercayaan, merampas martabat, dan menutup kesempatan. Melalui program ini, kami ingin memberdayakan komunitas di seluruh ASEAN, termasuk Indonesia, dan Timor Leste dengan pengetahuan, keterampilan, dan rasa percaya diri untuk menghadapi para pelaku penipuan,” katanya dikutip Selasa (9/9/2025).

Didukung pendanaan sebesar US$ 5 juta dari Google.org, program ini menargetkan lebih dari 3 juta orang di seluruh kawasan agar memiliki akses ke berbagai sumber pencegahan penipuan. Termasuk “Be Scam Ready” sebuah permainan edukatif yang dikembangkan oleh Google untuk melatih keterampilan dalam mendeteksi tindak penipuan secara kritis melalui teori inokulasi.

“Bagi kami, inisiatif ini bukan sekadar pencegahan, melainkan upaya untuk melindungi masyarakat dan menjaga kepercayaan di era digital,” kata Srisangnam.

Sebagai inti dari upaya ini, akan ada pelatihan intensif bagi 550.000 individu yang difasilitasi oleh 2.000 pelatih utama. Pelatihan ini ditujukan untuk menggerakkan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari generasi muda, orang tua, hingga pendidik dan lansia yang semuanya memegang peran penting sebagai garis pertahanan pertama melawan tindak penipuan daring.

Wakil Presiden, Government Affairs & Public Policy, Google Asia Pacific Wilson White mengatakan, penipuan adalah tantangan serius di seluruh Asia Tenggara, dengan kerugian finansial yang sangat besar bagi masyarakat.

“Kami percaya, cara paling efektif untuk mengatasi masalah lintas negara yang kompleks ini adalah melalui kolaborasi menyeluruh dengan masyarakat. Dengan melibatkan pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat sipil, inisiatif ini akan memberdayakan komunitas, memperkuat ketahanan digital jangka panjang, sekaligus menciptakan ruang daring yang lebih aman dan terpercaya bagi jutaan orang di kawasan ini,” ucapnya.

Program ini dirancang untuk hadir dekat dengan masyarakat, mulai dari ruang kelas, balai komunitas, hingga ruang keluarga dan dunia maya. Melalui pelatihan serta perangkat yang disesuaikan dengan budaya, bahasa, dan situasi nyata di masing-masing negara, program ini bertujuan untuk membekali masyarakat dengan keterampilan, rasa percaya diri, dan dukungan yang mereka perlukan untuk melindungi diri sendiri serta orang-orang terkasih dari ancaman penipuan daring.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version