Bantu Startup Hadapi Ancaman Digital, AC Ventures dan PwC Indonesia Luncurkan Panduan Keamanan Siber

ancaman digital

Bantu Startup Hadapi Ancaman Digital, AC Ventures dan PwC Indonesia Luncurkan Panduan Keamanan Siber (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Meskipun keamanan siber sangat penting dalam membangun bisnis, banyak tim manajemen masih kurang siap menghadapinya. Hal ini sering terjadi karena fokus mereka lebih kepada operasi inti bisnis dibandingkan keamanan digital, yang justru dapat berujung pada kerugian besar.

Menurut data PwC terbaru, pelanggaran data tunggal dapat menyebabkan kerugian lebih dari US$ 1 juta. Ancaman seperti pelanggaran terkait cloud, hack-and-leak, pelanggaran pihak ketiga, serangan terhadap produk terkoneksi, dan ransomware adalah lima ancaman utama yang paling menjadi perhatian eksekutif keamanan siber.

Berdasarkan hasil survei PwC Indonesia baru-baru ini, 36% perusahaan yang baru-baru ini disurvei mengalami biaya lebih dari US$ 1 juta akibat pelanggaran data, meningkat dari 27% pada tahun 2023. Hal ini membuat 49% direktur perusahaan menganggap keamanan siber sebagai tantangan pengawasan yang besar. Sementara itu, kemajuan teknologi GenAI dan cloud telah meningkatkan kerentanan, dan 42% eksekutif kini juga menyesuaikan strategi mereka untuk mengatasi ancaman dari quantum computing.

Menyikapi permasalah tersebut, PwC bekerjasama dengan perusahaan modal ventura AC Ventures meluncurkan sebuah panduan keamanan siber bagi para startup, berjudul Cybersecurity Playbook for Startups.”

Subianto, Chief Digital and Technology Officer at PwC Indonesia, menyatakan, di Indonesia, hanya 27% organisasi yang secara rutin mengantisipasi risiko siber masa depan, dan hanya 15% yang mengalokasikan anggaran siber mereka untuk menangani risiko utama perusahaan.

“Seiring meningkatnya pelanggaran data yang lebih mahal, organisasi perlu lebih memperhatikan ketahanan siber dan memasukkan inisiatif ini ke dalam strategi utama mereka,” ucap Subianto, Kamis (28/11/2024).

Panduan bersama ini bertujuan untuk menjembatani berbagai kekurangan pengetahuan mengenai topik ini di ekosistem ventura, dengan memberikan strategi dan wawasan yang dapat diterapkan, yang diambil dari pemimpin teknologi berpengalaman dalam portofolio AC Ventures.

Panduan ini mencakup topik praktis yang sangat penting bagi para founder, seperti pemahaman terhadap ancaman siber yang umum, pembentukan prinsip dasar keamanan siber, pengembangan strategi keamanan siber yang disesuaikan, perencanaan respons insiden yang efektif, serta kepatuhan terhadap regulasi dan perlindungan data.

Panduan ini juga menekankan pentingnya prinsip “CIA” (Confidentiality, Integrity, and Availability), yang membantu tim manajemen untuk lebih efektif dalam menjaga aset informasi mereka. Selain itu, panduan ini menyertakan langkah-langkah praktis untuk mengembangkan strategi cepat dan efektif dalam mengurangi dampak insiden siber dan memastikan perusahaan memenuhi regulasi saat ini dan yang akan datang, guna menghindari dampak hukum dan membangun kepercayaan dengan pemangku kepentingan.

Selain itu, panduan ini juga menyoroti penggunaan GenAI untuk pertahanan siber, yaitu pendekatan canggih dalam meningkatkan langkah-langkah keamanan siber melalui deteksi ancaman yang lebih baik, analisis intelijen, dan pengendalian adaptif. Panduan ini membahas potensi GenAI untuk secara signifikan memperkuat pertahanan startup terhadap ancaman siber baru yang kini menjadi bagian dari lanskap digital.

Pandu Sjahrir, Founding Partner AC Ventures mengatakan, AC Ventures dan PwC Indonesia berkomitmen untuk terus memperbarui sumber daya dengan wawasan dan strategi terbaru, mencerminkan ancaman baru dan kemajuan teknologi yang muncul.

Menurutnya, komitmen ini memastikan bahwa panduan tersebut tetap menjadi alat yang relevan dan penting bagi bisnis yang ingin mengamankan aset digital mereka dan menjaga kelangsungan bisnis di tengah ancaman siber yang semakin canggih.

“Dengan kemajuan besar dalam teknologi digital, terutama GenAI, muncul pula kerentanannya yang dapat mengancam inti dari perusahaan yang sedang berkembang. Melalui sumber daya ini dan lainnya, kami bertujuan untuk memberdayakan perusahaan dengan pengetahuan untuk tidak hanya bertahan dari potensi serangan siber, tetapi juga membangun fondasi keamanan yang dapat berkembang seiring dengan pertumbuhannya,” kata Pandu.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version